Industri Perbioskopan Di Kota Yogyakarta Tahun 1945-1990-an (Kajian Sejarah Sosial Ekonomi)

0
1002

Industri Perbioskopan Di Kota Yogyakarta Tahun 1945-1990-an (Kajian Sejarah Sosial Ekonomi)

Oleh: Sri Retna Astuti

 Kota Yogyakarta sebagai kota tujuan wisata ke dua setelah Bali tentu mempunyai tempat-tempat hiburan yang bisa dikunjungi oleh para wisatawan. Selain itu julukan Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan tentu saja disebabkan karena banyaknya pendidikan yang ada di Kota Yogyakarta. Para pelajar dan mahasiswa ini tentu saja sering membutuhkan hiburan untuk mengurangi ketegangan ataupun kesepian. Salah satu hiburan itu adalah dengan menonton film di gedung bioskop. Di Kota Yogyakarta setelah kemerdekaan gedung bioskop semakin bertambah, dan mencapai puncaknya pada sekitar tahun 1980-1990an, yang kemudian berangsur-angsur surut bahkan hilang. Perkembangan perbioskopan ini merupakan usaha yang cukup menguntungkan namun pada akhirnya membawa kerugian. Sebagai penyebabnya adalah munculnya televisi dan peredaran VCD dan DVD, dan ditambah lagi dengan kehadiran kelompok jaringan cineplex 21 membuat terpuruknya perbioskopan di Yogyakarta. Dalam penelitian ini menggunakan metode sejarah kritis dan banyak menggunakan wawancara dengan para pelaku. Diharapkan dengan penelitian ini bisa memberikan masukan pada pemerintah agar bisa memberikan solusi bagi pengusaha bioskop dengan modal kecil agar bisa bertahan. Dari penelitian dapat diketahui bahwa ternyata dalam industri perbioskopan terjadi monopoli, dan hanya pengusaha besar saja yang bisa bertahan.

 Selengkapnya: Patrawidya, Vol. 14, No. 3, September 2013: 471 – 490.