Film Sebelum Pagi Terulang Kembali, Diputar di BPNB Yogyakarta

0
1712
?????????????
Suasana Pemutaran Film di BPNB Yogyakarta

Yogyakarta – Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta pada hari Sabtu tanggal 2 Mei 2015 menyelenggarakan kegiatan pemutaran film berjudul Sebelum Pagi Terulang Kembali. Pemutaran film bertempat di Pendapa Dalem Jayadipuran, Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh pegawai / karyawan BPNB Yogyakarta. Acara pemutaran film dimulai pada pukul 19.30 WIB, diawali dengan sambutan Kepala BPNB Yogyakarta, Dra. Christriyati Ariani, M.Hum., yang menyatakan bahwa kegiatan pemutaran film berjudul Sebelum Pagi Terulang Kembali ini merupakan salah satu bentuk untuk meneladani nilai-nilai kejujuran melalui tayangan film tersebut.

Film ini bercerita tentang tokoh Yan yang diperankan oleh Alex Komang, seorang pejabat pemerintah yang lurus menikah dengan Ratna yang diperankan Nungki Kusumastuti seorang dosen filsafat. Mereka memiliki 3 anak yaitu Firman, Satria dan Dian yang bertunangan dengan Hasan seorang anggota DPR yang harus kekuasaaan dan punya banyak koneksi para pejabat.

Cerita film Sebelum Pagi Terulang Kembali berawal ketika Satria dibujuk untuk meminta jatah proyek pelabuhan dari ayahnya, sementara Hasan bersama-sama temanya di DPR akan mengatur anggaran proyek tersebut. Rencana tersebut berhasil, namun harus dibayar dengan jatuhnya reputasi Yan sebagai pejabat yang lurus. Kehidupan keluarga ini kemudian berubah menjadi suram dan tak sehangat dahulu. Uang ternyata mampu mengubah semua nilai-nilai dalam keluarga mulai runtuh sejalan dengan terkuaknya kepalsuan di sekitar mereka. Mampukah mereka bertahan sebagai sebuah keluarga? Bagaimana mereka mulai menata kembali hidup mereka? Menilai kembali nilai-nilai yang mereka yakini dan belajar dari kesalahan. Akankah cinta dapat mengalahkan kerakusan?

Film Sebelum Pagi Terulang Kembali mengonstruksi alur cerita melalui kehidupan keluarga yang berupaya membangun keguyupan, kebersahajaan dan nilai kejujuran. Ternyata menjadi keluarga baik yang harmonis saja tidak cukup pada era korupsi dan kolusi sudah begitu sistematis dalam sistem kemasyarakatan dan kekuasaan. Film ini dijadikan KPK sebagai salah satu strategi untuk menyebarluaskan dan membangun vaksin berupa budaya antikorupsi dalam keluarga.