Diskusi Daring “Generasi Muda Bicara Pancasila”

0
944
Generasi Muda Bicara Pancasila

BPNB DIY, Juni 2020 – Tanggal 1 Juni 1945 menjadi hari besejarah bagi republik Indonesia karena lahirnya Pancasila. Berselang 5 tahun kemudian, simbol Garuda yang awalnya diajukan oleh  Muhammad Yamin dan disempurnakan Sultan Hamid menjadi Garuda Pancasila. Penggunaan burung Garuda sebagai symbol tentunya telah melalui pertimbangan yang matang. Sosok garuda sebagai mitologi dalam kehidupan masyarakat Hindu-Jawa menjadi representasi ideal menggambarkan Pancasila dari beberapa prespektif.

Lambang negara Indonesia (Garuda Pancasila) memiliki nilai estetik yang bergaya modern. Keperkasaan burung garuda digambarkan dalam kitab Mahabarata, kemudian ditulis ulang di bawah pemerintahan kerajaan Hindu-Mataram, Dharmawangsa (991-1007). Kisah Mahabarata menceritakan sosok garuda sebagai burung yang  menyelamatkan  ibunya dari perbudakan. Kisah mengenai garuda menjadi warisan secara turun temurun di kalangan masyarakat golongan bawah maupun  di kalangan bangsawan istana. Hal inilah yang menyebabkan  banyak candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki relief garuda. Relief dan patung garuda  juga digambarkan sebaga kendaraan Wishnu di beberapa candi tersebut. Simbol garuda juga digunakan Raja Airlangga (1006-1042) sebagai segel atau cap kerajaan.  Garuda tersebut dikenal dengan Garudhamukha. Raja Airlangga juga dinobatkan sebagai Wishnu, dan dibuatkan monumen seperti yang dijumpai  di beberapa candi, salah satunya Candi Dieng.

Sosok garuda yang perkasa merupakan manifestasi sifat pengayom. Banyak fragmen cerita mengenai pengayoman garuda, salah satunya dalam cerita mengenai  ibunda Garuda yaitu Dewi Winata sebagai ibu pertiwi yang harus dibebaskan dari perbudakan (penjajahan). Fragmen cerita tersebut memiliki keterkaitan konteks dengan suasana kebatinan perjuangan bangsa Indonesia pada awal abad XX. Perjuangan pembebasan penjajahan serta pengayoman garuda tersebut pada akhirnya mewujudkan sebuah kebebasan, kemerdekaan dan kedaulatan,seperti dalam sila ketiga “Persatuan Indonesia”. Pengayoman lainnya juga ditunjukkan dengan sikap Garuda saat membantu ibundanya dengan segenap tenaga untuk merawat seribu ekor naga. Kasih sayang Garuda tersebut melambangkan “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”.

Sosok garuda sebagai pengayom saat ini tidak banyak disadari oleh generasi muda. Mereka sibuk menguggulkan diri dan kelompoknya, seolah-olah lupa bahwa mereka hidup berdampingan satu dengan yang lain. Polaritas akibat kondisi politik yang telah lalu sudah saatnya diakhiri.  Saling mengayomi dan menghargai saat ini menjadi senjata utama untuk bangkit dari keterpurukan di tengah pandemi. Sudah saatnya garuda-garuda muda  muncul sebagai pengayom yang mengantarkan bangsa ini lebih maju, tentunya dngan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila. Indonesia akan lebih maju jika generasi muda mampu membudayakan pancasila dalam segala sendi-sendi kehidupan.

Berdasarkan hal tersebut, BPNB DIY berinisiatif untuk mengadakan diskusi mengenai internalisasi Pancasila pada generasi muda, sehingga mereka dapat berperilaku, berinovasi dan berkarya sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Diskusi ini diharapkan dapat memantik tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya nilai-nilai tersebut, sekaligus menjadi refleksi dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila juga menjadi cerminan budaya yang dimiliki bangsa indonesia yang nilai-nilainya  harus terus dilestarikan dan ditumbuh kembangkan.Tema yang diusung pada kegiatan seminar daring kali ini yaitu “Generasi Muda Bicara Pancasila”. Tema ini merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya nilai nilai Pancasila bagi generasi muda terutama dalam kehidupan berbangsa yang tetap berpegang teguh pada budaya bangsa ini. Kegiatan akan dilaksanakan secara daring menggunakan aplikasi Zoom Meeting pada hari Selasa, 23 Juni 2020, pukul 15.00 WIB. Kegiatan ini akan disiarkan pula secara langsung pada kanal Youtube kami (Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta). Peserta yang akan mengikuti kegiatan dapat mendaftar di alamat: s.id/DaftarGMBP.

Narasumber yang dihadirkan adalah:

  1. Rona Utami, S.Fil, M.Fil. (akademisi dari Pusat Studi Pancasila)
  2. Ifa Isfansyah (sutradara film “Garuda di Dadaku”).

Sedangkan kegiatan ini akan dimoderatori oleh Nur Kholis (Putra Kebudayaan Indonesia 2019). Sampai jumpa di kegiatan ini njih, Salam Budaya.