Ya tutu ya upe’ ya capa’ ya cilaka. Artinya, Yang berhati-hati yang beruntung (selamat), yang lalai yang bakal celaka.
Oleh: Rizal, Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulsel
Masih dalam suasana Covid-19 atau yang lazim disebut Virus Corona. Sikap dengan kehati-hatian dan berprinsip kuat merupakan suatu hal yang hal yang paling diutamakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus demi keselamatan bersama. Dihimbau agar bisa mematuhi anjuran pemerintah untuk tetap di RUMAH aja, pakai MASKER, rutin CUCI TANGAN, dan tidak BERKELIARAN di mana-mana. Seperti halnya peribahasa orang Bugis, “ya tutu ya upe’ ya capa’ ya cilaka”: “yang berhati-hati yang beruntung (selamat), yang lalai yang bakal celaka.”
Meski pemerintah telah menganjurkan berbagai cara, salah satunya adalah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada wilayah yang tergolong zona merah, namun boleh di kata bahwa aturan tersebut tidak sepenuhnya berjalan mulus seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran masyarakat akan hal itu. Peribahasa Bugis “ya tutu ya upe’ ya capa’ ya cilaka” setidaknya bisa menjadi pegangan kita saat ini. Bermakna agar kita selalu berpegang teguh pada sifat kehati-hatian sebelum berbuat dan tidak lalai terhadap anjuran yang ada, terlebih pada kondisi kritis covid-19 saat ini.
Ciri seseorang yang penuh kehati-hatian cenderung mendapat keberuntungan dan keselamatan dari berbagai ancaman. Sementara seseorang “yang lalai (macapa’)” terhadap aturan cenderung akan mendapatkan celaka atau malapetaka. Oleh karena itu, di tengah situasi pendemi covid-19 saat ini, marilah kita bersatu dan patuh terhadap anjuran pemerintah dengan berpegang teguh pada prinsip “ya tutu ya upe’ ya capa’ ya cilaka.”