Lawatan Sejarah Daerah ke 11 BPNB Makassar

  • Post author:
  • Post category:Berita / Kegiatan

tarian2Kesadaran sejarah yang ditunjang oleh pengetahuan masa lampau yang obyektif akan menimbulkan empati generasi muda terhadap sejarah bangsa dengan cara ‘relive’ dan ‘rethink’ terhadap tindakan-tindakan pada masa lampau. Untuk selanjutnya, empati ini akan membangkitan keingintahuan untuk menggali lebih dalam perjalanan bangsa di masa lampau dalam rangka untuk menemukan jawaban dari mengapa segala sesuatu menjadi seperti apa yang terlihat pada masa kini.

Oleh karena itu, dalam rangka menggali kearifan sejarah lokal sebagai bagian dari upaya peneguhan karakter bangsa diperlukan suatu “instrumen” untuk mencegah amnesia histories di kalangan generasi muda dengan menapak tilas masa lalu melalu suatu kegiatan Lawatan Sejarah Daerah ke-11 di Kabupaten Polewali Mandar dan Majene Sulawesi Barat. Pengambilan lokasi lawatan sejarah di Kab. Polewali Mandar dan Majene mengingat daerah ini memiliki perjalanan sejarah yang panjang sebagai bagian dari proses terbentuknya Indonesia. Kabupaten Polewali Mandar memiliki sejumlah bukti peninggalan masa lampau yang penting untuk terus dikaji, baik itu terkait dengan periode kerajaan-kerajaan, tradisi ke-Islaman, kemaritiman maupun pada periode pertahankan kemerdekaan. Daerah ini telah mereproduksi pejuang-perjuang yang dapat dijadikan sumber inspirasi bagi generasi muda pada konteks kekinian. Demikian pula Kabupaten Majene merupakan daerah yang bersejarah. Majene sebagai kota pendidikan di Sulawesi Barat merupakan penyanggah intelektual dalam penyebaran ilmu pengetahuan. Demikian pula beragam bukti sejarah baik berupa teks kuno, dokumen dan artkfak yang menandakan bahwa Majene merupakan daerah penting dalam perjalanan sejarahnya.

Kunjungan objek sejarah di Kab. Polewali Mandar dan Majene dapat membangun ingatan masa lalu sebagai suatu kekuatan untuk pemikiran kekinian. Mengingat adalah sebuah tindakan imaginatif, sebuah proses konstruktif yang kreatif. Sebab yang diingat adalah yang dipahami, yang dimengerti, dan yang dipahami atau yang dimengerti itu adalah yang diperhatikan, dan yang diperhatikan adalah sesuatu yang kita inginkan. Semua proses mengingat masa lalu adalah produk dari kesadaran individu, masyarakat, dan bahkan negara. Kegiatan Lawatan Sejarah ini adalah upaya mengingat untuk menciptakan colective memory sebagai landasan untuk membangun dan peneguhkan karakter bangsa.

Tujuan
1. Menumbuhkembangkan jiwa dan semangat kebangsaan di kalangan generasi muda.
2. Mendorong terbentuknya forum silaturahmi antara guru sejarah dan siswa yang dapat mendorong kesadaran kebangsaan.
3. Meningkatkan pemahaman generasi muda tentang sejarah lokal sebagai bagian dari sejarah nasional
4. Menggali faktor-faktor integratif yang berasal pemahaman sejarah lokal
5. Mendorong terbentuknya wawasan kebangsaan di kalangan generasi muda

Ruang Lingkup

Kegiatan Lawatan Sejarah Daerah ke-11 dilaksanakan tanggal 4 – 8 Mei 2014 di Polewali Mandar dan Majene, Sulawesi Barat. kegiatan Lawatan Sejarah kali ini mengunjungi objek-objek sejarah di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, antara lain; Museum Mandar, Masjid Kuno Kalabosi, Makam Penyebar Islam Syeh Abdul Mannan, Eks Tangsi Militer Belanda, Kompleks Makam Raja-Raja Banggae Ondongan. Untuk daerah Kabupatem Polewali Mandar, objek sejarah yang dikunjungi antara lain; Munumen Perjuangan Galung Lombok, Masjid Imam Lapeo, Makam Todilaling, Situs Balau Tau, Allamungan Batu di Luyo, dan Makam Penyebar Islam di Pulau Salama.

Selain kunjungan objek sejarah, dilakukan juga seminar dengan menampilkan presentasi makalah yang telah diseleksi oleh panitia. Makalah yang diseleksi sesuai dengan tema Lawatan Sejarah, yaitu, “Menggali Kearifan Sejarah Lokal Sebagai Upaya Peneguhan Karakter Bangsa” dengan sub tema yang akan didiskusikan untuk guru sejarah meliputi: (1) Perubahan dan Kontinuitas Tradisi Keagamaan dan Kearifan Lokal, (2) Pelayaran, perdagangan, dan nilai budaya maritim, (3) Multikultural, Gender, dan Pemberdayaan Komunitas, dan (4) Sejarah Perjuangan Bangsa: Biografi Tokoh Pejuang, Gerakan nasionalisme lokal. Kemudian sub Tema yang akan didiskusikan untuk siswa meliputi; nilai-nilai budaya lokal, peranan tokoh dalam dalam sejarah perjuangan bangsa yang dihubungkan dengan upaya membangun karakter bangsa

Tata Tertib
Untuk kelancaran kegiatan Lawatan Sejarah Daerah ke 11, maka setiap peserta harus mentaati tata tertib yang ditetapkan panitia. Adapun tata tertib sebagai berikut:
Peserta wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Peserta wajib menjaga ketertiban, keamanan, dan kebersihan selama kegiatan berlangsung
Selama kegiatan berlangsung, harus mengenakan pakaian yang sopan dan rapi serta memakai tanda pengenal.
Peserta tidak diperkenankan memakai perhiasan berlebihan
Peserta wajib mengikuti aturan pemandu/penilai selama mengunjungi objek sejarah.
Peserta wajib menandatangani daftar hadir yang telah disediakan
Peserta tidak diperbolehkan meninggalkan acara tanpa izin panitia.
Peserta dilarang mengkonsumsi minuman keras dan narkoba