Falsafah Hidup Orang Buton Diangkat Dalam Kemah Budaya BPNB Sulsel 2018

0
2277

Kemah budaya kembali digelar oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan. Penyelenggaraannya kali ini yang telah memasuki tahun yang ke-8, terlaksana atas kerjasama Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan dengan Pemerintah Kota Baubau. Kemah Budaya diselenggarakan pada 10 – 14 Oktober 2018 dilaksanakan di Bumi Perkemahan Samparona Kecamatan Sorawolio, Kota Baubau Sulawesi Tenggara. Pesertanya merupakan Pramuka Penggalang dari 5 Kwartir Cabang se-Sulawesi Tenggara yaitu; Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Buton Selatan, Kabupaten Buton Tengah, dan Kota Baubau. Masing-masing Kwarcab mengirimkan 8 orang putra dan 8 orang putri, dengan 1 orang pembina tiap kelompok.

Pemukulan Gong oleh Sekretaris Daerah Kota Baubau Roni Mukhtar, menandai dibukanya kegiatan Kemah Budaya Po5 BPNB Sulsel 2018

Kemah budaya di Baubau dirangkaikan dengan peringatan hari jadi Kota Baubau ke-477 yang jatuh pada 17 oktober 2018. Karenanya falsafah Po5 (polima) yaitu falsafah hidup masyarakat Buton diangkat sebagai judul kegiatan, “Kemah Budaya Po5 BPNB Sulsel 2018”. Hal ini dimaksudkan untuk mengingatkan dan mengajak generasi muda untuk mengamalkan nilai yang terkandung dalam Po5 yang merupakan singkatan dari Pomaamasiaka, Poangkaangkata, Popiapiara, Pomaemaeaka, dan Pobincibincikikuli; yang artinya saling menyayangi, saling mengayomi, saling mendukung atau menopang, saling menghargai dan menghormati, dan jangan saling menyakiti.

Kemah Budaya Po5 BPNB Sulsel 2018, dibuka secara resmi dengan pemukulan gong oleh Sekretaris Daerah Kota Baubau Roni Mukhtar dengan didampingi Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan Faisal. Upacara pembukaan berupa pengibaran bendera Kemah Budaya dan dilanjutkan dengan araksi permainan rakyat dan kunjungan ke kemah-kemah peserta.

Kunjungan Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan ke kemah peserta, sekaligus melakukan penilaian Gapura Kemah Kwarcab

Seluruh rangkaian kegiatan dikemas agar keterampilan dan kemandirian kepramukaan berpadu dengan kreatifitas dan wawasan kebudayaan peserta. Kegiatan yang diselenggarakan antara lain; Karnaval Budaya, Lomba Gapura, Jelajah Budaya, Gelar Kuliner Tradisional Non Beras, Pentas Seni, Permainan Rakyat, serta Kunjungan Obyek Budaya yang dirangkaikan Diskusi Budaya.

Atraksi Budaya oleh salah satu Kwartir Cabang kelompok putera, peserta Kemah Budaya Po5 BPNB Sulsel 2018
Atraksi Budaya dari kelompok putri salah satu Kwartir Cabang Peserta Kemah Budaya Po5 BPNB Sulsel 2018

Obyek budaya yang menjadi tujuan kunjungan adalah Budidaya Kerang Mutiara di Palabusa Baubau, Sentra Kerajinan Tenun di Kampung Sulaa Baubau, Museum Pusat Kebudayaan Wolio di Kampung Baadia Baubau, dan Benteng Keraton Wolio di Betoambari Baubau. Benteng Keraton Wolio ini adalah benteng yang disebut-sebut sebagai benteng terluas di dunia. Benteng ini terletak di atas bukit dan melingkupi seluruh pusat Kerajaan Buton pada masanya. Di dalam Benteng Keraton sendiri terdapat beberapa obyek budaya yang juga menjadi target kunjungan peserta Kemah Budaya, yaitu Kamali atau Istana, Mesjid Agung, Kasulana Tombi atau Tiang Bendera Kerajaan, Batu Popaua atau Batu Pelantikan, Samparaja atau Jangkar Raksasa, dan Gua Persembunyian Arung Palakka.

Salah satu kegiatan Diskusi Budaya yang dilakukan di Aula Benteng Keraton Wolio Baubau

Akhirnya setelah seluruh rangkaian kegiatan Kemah Budaya Po5 BPNB Sulsel 2018 terlaksana, malam penutupan tiba yang dimeriahkan dengan penyalaan api unggun. Walikota Baubau HAS Tamrin dan Wakil Walikota La Ode Ahmad Moniase berkenan hadir menutup acara, mendampingi Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan Faisal. Dalam pidato penutupannya, Walikota Baubau kembali mengingatkan tentang pentingnya menghidupkan kembali falasafah Po5 dalam bermasyarakat. Di samping itu beliau juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas diselenggarakannya Kemah Budaya Po5 BPNB Sulsel 2018. Lebih lanjut beliau menyampaikan harapannya agar kegiatan serupa dapat diselenggarakan kembali di Bumi Perkemahan Samparona Baubau, di tahun-tahun mendatang.

Salam Pramuka, dan Salam Budaya.