Makassar, 22 November 2014, BPNB Makassasr kembali melaksanakan kegiatan Pemutaran dan diskusi Film Indonesia. kegiatan ini dihadiri oleh 60 peserta terdiri atas siswa SMA dan SMA Se Sulawesi Selatan dan Komunitas Film se kota Makassar.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangkaian pelaksanakan program tahunan di BPNB Makassar, sesuai dengan visi kami yaitu perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan nilai-nilai budaya kesejarahan dan kebudayaan. Bahwa kegiatan apresiasi film yang dimaksud adalah untuk memberikan pengetahuan bagi masyarakat Indonesia khususnya pada generasi muda di Makassar agar dapat melihat film bukan hanya jalannya cerita, tetapi juga kaidah-kaidah yang terkandung di dalamnya.
Dalam sambutannya, Kepala BPNB Makassar menekankan bahwa industri perfilman kita saat ini, belum sepenuhnya menjadi “tuan rumah di negeri sendiri”, dimana dari berbagai survey diketahui bahwa masyarakat terutama kalangan muda lebih tertarik menonton film-film produksi luar negeri daripada produksi dalam negeri.
Sebagai suatu karya budaya, maka film yang mendapatkan penghargaan seperti pada ajang bergengsi Festival Film Indonesia tentulah estimasinya film tersebut akan “meledak” di pasaran. Tapi kenyataannya tidaklah demikian kalau di Indonesia, sebab hanya segelintir film yang mendapat penghargaan pada ajang tersebut dan juga “meledak” di pasaran, termasuk film yang akan kita tonton bersama nanti, yakni “Tanah Surga, Katanya” yang berhasil meraih 6 kategori penghargaan pada FFI 2002.
Hal ini memberikan pengertian kepada kita, bahwa ada yang hilang dalam industri perfilman kita, di mana film-film yang diproduksi bukanlah merupakan kebutuhan masyarakat. Namun saat ini sudah mulai bermunculan sineas-sineas kita yang memproduksi film-film berkualitas, yang tidak hanya layak untuk ditonton akan tetapi juga memberi nilai tambah tersendiri bagi penikmatnya, antara lain film Petualangan Serena, Laskar Pelangi, 5 Elang, Garuda di Dadaku, Sokola Rimba, dan Denias.
Panitia Dialog Film ketika dikonfirmasi oleh kebudayaan.kemedikbud.com menenakan bahwa kegiatan ini merupakan refeksi dari upaya membangun kebudayaan melalui industri film dan mendorong kecintaan terhadap film dalam negeri. olehnya itu, panitia menghadirkan dua orang nara sumber masing-masing dari TVRI, yakni Zaldy Yusuf Yunus, S.Sos., M.Si., dari Institut Kesenian Makassar, Dr. Ir. H. Syahriar Tato, M.S., M. Hum., dan dari KPID Sulsel, Bapak Alem Febri Sonny, S.Sos., M.Si. Dengan kegiatan pemutaran dan diskusi film ini diharapkan dapat memotivasi lahirnya insan-insan perfilman di Makassar, menyusul suksesnya pemutaran film lokal yang berjudul “Bombe” sejak dua minggu yang lalu di bioskop-bioskop ternama di Kota Makassar.