Tidore- Memperingati Hari Jadi Tidore ke 910 Tahun, pemerintah daerah Kota Tidore Kepulauan menyelenggarakan Festival Tidore 2018. Serangkaian acara dihelat dalam festival yang telah resmi dibuka pada 30 Maret 2018 lalu. Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku turut serta meramaikan kegiatan ini dengan Pentas Seni dan Dialog Budaya yang juga dihelat bersamaan dengan Pameran Arsip oleh pemerintah daerah setempat. Minggu 09 April 2018 Walikota Kota Tidore Kepulauan, Kapten H. Ali Ibrahim, MH membuka secara resmi kegiatan Pentas Seni, Pameran Arsip, dan Dialog Budaya di Pendopo Arena Seni, Kota Tidore Kepulauan. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa agenda event budaya tahunan ini sarat dengan seni dan budaya tradisi leluhur masyarakat Kota Tidore Kepulauan yang dikemas dalam kreativitas masyarakat lokal dan inovasi para pecinta seni dan budaya.
Pentas Seni ini dimeriahkan oleh 25 Sanggar dan Komunitas Budaya di Kota Tidore Kepulauan selama 2 hari berturut-turut. Mengusung Tema :, pentas seni digelar untuk memberikan ruang kepada sanggar dan komunitas budaya lokal untuk melestarikan tradisi budaya lokal yang telah diwariskan turun temurun. Kepala Dinas Pariwisata Kota Tidore, yakub Husain selaku Ketua Panitia menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala BPNB Maluku beserta staf yang telah berpartisipasi dalam perayaan Hari Jadi Tidore ke 910 dimana event budaya ini kembali menghidupkan sanggar-sanggar seni yang telah lama vakum. Suguhan seni yang ditampilkan diantaranya adalah tarian tradisional seperti tari soya-soya, tari dana-dana, tari wonge salai jin, tari selendang dan lainnya. Tidak hanya tarian saja, pentas seni ini turut serta dimeriahkan dengan penampilan musikalisasi puisi, dan vokal grup. Bahkan salah satu peserta diundang secara khusus dari Kerajaan Kataloka Gorom, Seram Bagian Timur yang secara historical masih memiliki kekerabatan dengan Kesultanan Tidore.
Animo masyarakat sangat tinggi dalam Perhelatan ini, mereka memenuhi Pendopo Arena Seni dan Budaya di Kota Tidore Kepulauan selama 2 malam berturut-turut sejak resmi dibuka pada 08 April 2018 sampai pada malam berikutnya. Mereka memberikan apresiasi yang sangat tinggi karena suguhan seni ini menumbuhkan kembali rasa cinta mereka terhadap warisan budaya leluhur dan sekaligus melestarikannya kepada generasi muda serta dapat mempererat kebhinekaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.