Benteng Belgica dibangun oleh VOC sebagai pertahanan bagi Benteng Nassau yang selalu di serang oleh masyarakat Banda yang melakukan perjuangan perlawanan terhadap VOC. Benteng Belgica berada di atas bukit di tengah Pulau Neira, sebelum ada Benteng Belgica, masyarakat Banda menyerang Benteng Nassau dengan sangat mudah dari atas bukit ini menggunakan panah-panah api. Pada awal pembangunan benteng ini pada tahun 1611 hanya berupa pos kecil. Kemudian secara bertahap pada tahun 1660 dan 1673, Benteng Belgica ini dibangun oleh VOC hingga bentuknya yang sekarang. Benteng ini pernah direbut oleh Inggris yang mengalahkan VOC pada tahun 1796.
Di masa pemerintahan Indonesia, Benteng Belgica dipugar oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bersama Departemen Pertahanan pada tahun 1991. Benteng Belgica ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya pada tahun 2008 oleh Pemerintah Indonesia. Benteng ini kemudian ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya Nasional pada tahun 2015. Seluruh lahan dan bangunan Benteng Belgica ini adalah milik Negara Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
In English:
The VOC built Fort Belgica as a defence for Fort Nassau, which was continuously attacked by the Banda people who fought against the VOC. Fort Belgica is on a hill in the middle of Neira Island. Before Fort Belgica existed, the Banda people quickly attacked Fort Nassau from the top of this hill using fire arrows. At the start of construction of this fort in 1611, it was only a tiny post. Then, gradually, in 1660 and 1673, Fort Belgica was built by the VOC to its current form. This fort was captured by the British, who defeated the VOC in 1796.
During the Indonesian Government, Fort Belgica was restored by the Ministry of Education and Culture together with the Ministry of Defense in 1991. Fort Belgica was designated as a Cultural Heritage Site in 2008 by the Indonesian Government. This fort was then selected as a National Cultural Heritage Building in 2015. Fort Belgica’s land and buildings belong to the Republic of Indonesia through the Ministry of Education, Culture, Research and Technology.