Porocosigi, wadah penyimpan makanan masyarakat Wewemo, Kep. Morotai, Maluku Utara

0
962

Porocosigi adalah  sebuah wadah berbentuk Botol, dengan ukuran tinggi antara 70 cm, diameter bagian alas/bawah wadah antara  40 cm, sedangkan diameter bagian mulut antara 10 cm. Pada badan/bodi porocosigi terdapat 7 tingkatan bagian bodi dari bagian alas (tingkat 1 = 40 cm, tingkat 2 = 35 cm, tingkat 3 = 30 cm, tingkat 4 = 25 cm, tingkat 5 = 20 cm, tingkat 6 = 15 cm dan tingkat ke 7 = 10 cm). Bahan dasar untuk pembuatan porocosigi adalah daun manipa (woka; tumbuh dan tersebar di wilayah morotai). Masyarakat Wewemo masih memproduksi alat ini untuk kebutuhan penyimpanan bahan makanan. Hal ini dapat ditemukan pada setiap rumah/keluarga. Pembuatan alat ini melalui proses anyaman,  yang berawal dari pemilihan bahan daun manipa/daun tembikar (woka) yang sudah berwarna hijau tua (daun yang sudah tua; karena tebal dan lebih tahan lama).

Daun ini kemudian dijemur pada sinar matahari (diasapin; kalau musim hujan) hingga daun berubah warna cokelat muda. Proses selanjutnya, membersihkan daun dan mengikis/belah daun dengan ukuran 2-3 cm, kemudian melakukan anyaman dari bagian bawah wadah (alas porocosigi) memutar hingga ke bagian mulut (atas porocosigi) sehingga berbentuk botol. Proses pembuatan 1 buah porocosigi ini berlangsung 2-3 hari. Fungsi porocosigi adalah untuk menyimpan beras dan kacang-kacangan, dengan daya tambung kurang lebih 50 kg. Penyimpanan pada alat ini dapat mengawetkan bahan makanan berbulan-bulan bahkan tahun. Alat ini juga dapat bertahan selama puluhan tahun. Selain fungsi penyimpanan bahan makanan porocisigi juga digunakan sebagai simbol atau fungsi sosial yaitu sebagai pelengkap prosesing adat perkawinan, dimana para kerabat laki-laki harus menyiapkan dan mengantar 1 buah porocosigi yang sudah terisi  bahan makanan (beras, jagung, kacang-kacangan) untuk keluarga perempuan. Pada prosesing ini porocosigi harus diisi penuh untuk dipersembahkan kepada pengantin perempuan. Hal ini masih berlaku/digunakan dalam sistem perkawinan di desa Wewemo dan desa-desa adat yang lain di wilayah kabupaten Pulau Morotai.