PEMBUATAN MANISAN PALA BANDA

0
821

Pala dan Banda

Pala dalam Bahasa inggris sering disebut nutmeg sebagai merupakan tanaman asli atau endemik yang berasal dari Kepulauan Banda di Indonesia. Penggunaan utama pala yakni sebagai rempah atau bumbu di India, Eropa Barat bahkan Ethiopia. Selain sebagai rempah pala juga diolah menjadi minyak asiri untuk keperluan industri yang dicampur dengan bahan-bahan lain (Lim, 2012).

Pala Banda (Myristica fragrans Houtt) adalah komoditas ekspor andalan daerah Maluku, yang mendongkrak ekonomi dan pendapatan daerah yang telah diperdagangkan dan dibudidayakan secara turun-temurun dalam bentuk perkebunan rakyat (Timisela, Turukay, Parera, & Lawalata, 2012). Budidaya pala di Banda sudah dilakukan sejak lama, dimana awalnya merupakan perkebunan rakyat kemudian diambil alih oleh Belanda. Munculnya cerita petani belanda ini dari pedagangan pala VOC dimana saat itu pala cukup terkenal di pasar eropa sejak abad ke16. Awal abad 17 VOC berhasil memonopoli pala di Banda dan membagi perkebunan pala menjadi 68 “perken” yang dikelola “perkenier”. Mereka merupakan mantan karyawan VOC yang bersedia menjadi petani pala di Banda (Sumarno & Lukas, 2022). Pala dan fuli menjadi magnet datangnya bangsa Eropa ke Indonesia, dimana komoditas ini awalnya dirahasiakan oleh bangsa Cina dan Arab (Thalib, 2015).

Wisata Banda

Selain terkenal karena Pala, Kepulauan Banda tersohor karena merupakan salah satu destinasi wisata karena keindahan alam yang akan memanjakan mata para pelancong. Selain laut yang indah dan pulau-pulau yang masih terjaga, Banda memiliki objek-objek cagar budaya bersejarah yang turut menambah daya tarik kepulauan ini. Banyak wisatawan local maupun mancanegara yang jauh-jauh datang ke pulau yang cukup terpencil di tengah laut banda ini untuk menikmati keeksotisan alam dan budaya di Kepulauan Banda. Hal ini tentu menjadi potensi ekonomi yang bagus, tidak hanya bagi para penyedia layanan wisata tetapi juga UMKM di Kepulauan Banda.

Produksi pala yang melimpah, menginspirasi para pelaku UMKM untuk membuat produk berbahan dasar buah pala. Umumnya komoditi pala yang diperdagangkan adalah bagian biji dan membrane luar biji (fuli) yang digunakan sebagai rempah, sedangkan daging buahnya kurang diminati. Bagian buah pala yang cukup besar adalah daging buahnya. Daging buah pala sangat keras dan rasanya asam, oleh karena itu perlu diolah menjadi produk lain supaya meningkatkan nilai ekonominya.

Buah pala dapat diolah menjadi manisan seperti jeli, manisan kering, selai ataupun acar (Lim, 2012). Masyarakat lokal Kepulauan Banda menyulap daging buah pala menjadi beberapa produk seperti manisan pala, selai pala dan minuman pala.  Produk ini dijajakan dan menjadi oleh-oleh khas dari Kepulauan Banda

Manisan pala produk UMKM masyarakat Banda

Salah satu produk olahan pala di Banda yang banyak dikelola masyarakat adalah manisan pala. Manisan pala merupakan produk yang dibuat dari daging buah pala yang memiliki sensasi asam dan segar. Manisan ini dimodifikasi menjadi manisan pala basah dan manisan pala kering dengan pilihan rasa manis atau pedas.

Pembuatan Manisan Pala

Cara mengolah buah pala menjadi manisan pala sangatlah mudah, yang diperlukan hanyalah kesabaran dalam membuatnya,karena proses pembuatan manisan pala dilakukan selama beberapa hari. Berikut langkah-langkah pembuatan manisan pala

Penyiapan Bahan dan alat

Sebelum membuat manisan buah pala tentunya perlu dipersiapkan bahan dan alat pembuatan manisan pala. Bahan yang diperlukan hanya buah pala, air asin dan gula pasir. Alat yang diperlukan, pisau, pengaduk, wadah, penyaring dan nampan.

Penyiangan Buah Pala

Buah pala yang bagus untuk diolah adalah buah yang sudah tua (Suyanti, 2010). Oleh karena itu pemilihan buah pala untuk diolah menjadi penting. Daging dari buah pala yang sudah diambil bijinya sangatlah keras, oleh karena itu perlu dilakukan perendaman selama 1 atau 2 hari menggunakan air asin. Setelah daging buah pala mulai melunak, bisa dilakukan proses pengupasan daging buah pala menggunakan pisau. Proses pengupasan ini umumnya masih manual dengan tangan manusia. Setelah buah pala dikupas, perlu direndam kembali dengan air asin selama 24 jam supaya buah pala semakin lunak.

Pengolahan buah pala

Setelah daging buah pala melunak, buah pala dapat dipotong – potong supaya bentuknya sesuai dengan keinginan pengolah. Daging buah pala yang telah dipotong tersebut kemudian diberi air gula pasir dan didiamkan selama 2 hari. Setelah dua hari, pala ditiriskan dari air gulanya sehingga dua wujud padat dan cair tersebut terpisah, lalu dilanjutkan dengan perendaman air gula kedua. Proses perendaman kedua dilakukan selama 1 atau 2 hari. Manisan pala setelah direndam kedua kalinya sudah dapat dikonsumsi dan dikemas. Buah pala yang telah menjadi manisan ini dapat bertahan selama dua tahun. Hasil akhir pengolahan ini didapatkan manisan pala basah. Untuk mendapatkan produk manisan pala kering proses pengolahan masih berlanjut. Hasil perendaman kedua, ditiriskan dan ditaburi gula pasir, kemudian di jemur selama 1 hari dibawah sinar matahari sehingga kadar air pada buah pala berkurang dan didapatkan tekstur manisan yang lebih kering. 

Pengemasan

Sebagai sebuah produk olahan pala, pengemasan memiliki peran penting untuk meningkatkan nilai jual. Manisan pala dapat dikemas menggunakan plastik ataupun botol yang nantinya ditutup rapat. Tidak lupa dalam pengemasan perlu mencantumkan nama merk dagang sehingga produk olahan pala mudah dikenali. Yang paling penting dan tidak boleh terlupakan dalam pengemasan yaitu mencantumkan nomor PIRT, tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa.

Nilai budaya yang terkandung pada produk Manisan Pala Banda

Seperti yang telah dijabarkan diatas bahwa manisan pala banda merupakan salah satu produk UMKM di Kepulauan Banda yang memilik nilai ekonomi karena dapat menjadi sumber penghasilan masyarakat sekitar dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitar. Dalam prakteknya manisan pala banda tidak hanya mengandung nilai ekonomi , tetapi juga nilai kebersamaan. Pada proses pengupasan kulit buah pala, umumnya tidak dilakukan hanya satu orang, para pelaku usaha biasanya mempekerjakan orang lain untuk mengupas kulit buah pala. Pengupasan ini tidak cukup silakukan satu orang saja, mereka biasanya bekerja bersama dipinggir pantai untuk mengupas kulit buah pala sambil bercengkrama. Manisan pala banda juga memiliki nilai sejarah, dimana pala menjadi pemacu datangnya bangsa cina, arab, eropa datang ke Pulau Banda. Produksi pala dan pemanfaatan pala masih berlangsung hingga saat ini dan contohnya adalah manisan pala.

Referensi

Lim, T. K. (2012). Edible Medicinal And Non Medicinal Plants (Vol. 3). New York: Springer Science & Business Media.

Sumarno, L., & Lukas, A. (2022). Inovasi Teknologi Pengolahan Pala. Sleman: Deepublish.

Suyanti. (2010). Panduan Mengolah 20 Jenis Buah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Thalib, U. (2015). Islam di Banda Neira Centra Perdagangan Rempah-Rempah di Maluku. Ambon: Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon.

Timisela, N. R., Turukay, M., Parera, W. B., & Lawalata, M. (2012, September 1). Efisiensi Relatif Agroindustri Pala Banda Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis. SEPA, 9, 25-33.