Orang Maluku Dan Kebangkitan Nasional : Sepetak Sejarah Yang Terlupakan?

0
5810
Sumber: Info Ambon

Penulis: Mezak Wakim, Peneliti Antropologi Budaya

Pengantar

Kebangkitan Nasional adalah tonggak sejarah bangsa Indonesia. Setiap saat sejarah tersebut dibuka kembali, Dipelajari, dipahami. Setelah itu, dijadikan inspirasi dan semangat pada setiap babak berikutnya perjalanan bangsa untuk mewujudkan cita-cita hidup berbangsayan lebih bermanfaat. Terminologi sejaah kebangkitan adalah berhuubngan dengan perjuangan bangsa Indonesia yang sarat makna dan  bermanfaat bagi kemerdekaan Indoensia.  Tetapi, maknanya kurang  sempurna bila ada saja kecederungan gerak sejarah yang di lupakan. Mengingat bangsa ini  eksis, mandiri, dan berkemban Budi Utomolah pembangkit dan pengerat pertama kebangkitan nasional Indonesia. Pencerahan pertama yang diprakarsai oleh para cendekiawn Indonesia waktu itu, zaman Indonesia masih dikuasai oleh penjajah Belanda. Pada mulanya gerakan etis edukatif, pencerahan.  Kemudian oleh pergerakan-pergerakan berikutnya di bangkitkan untuk memerdekakan Bangsa Indonesia dari penjajah Belanda. Kemerdekaan Indonesia barulah tercapai 17-8-1945. Berarti 37 tahun setelah kebangkitan Nasional. Pergerakan-pergerakan pasca Budi Utomo akhirnya secara eksplisit bertujuan Indonesia merdeka. Penulisan Sejarah Kebagkitan Daerah Maluku merupakan konten penting  dengan memadukan unsur pendekatan ilmu sejarah yang berkonsentrasi mengkajih mendalam mengenai spesifikasi kegangkitan Daerah Maluku.

Jas Merah : Jangan Pernah Melupakan sejarah

Kebangkitan Nasional merupakan salah satu tonggak sejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia, yang ditendai dengan lahirnya kelompok-kelompok cendikiawan dan terpelajar yang mempelopori kemerdekaan Indonesia dengan jalan diplomasi politik. Dimulai dengan lahirnya Budi Utomo pada Bulan Mei 1908 yang merupakan salah satu organisasi moderen dikalangan priyai Jawa dan Madura. Dr. Waihidin Soedirohoesodo merupakan inspirator yang mempelopori lahirnya pergerakan organisasi moderen tersebut (Sejarah Indonesia Moderen 1200-2008. 2008:353). Perubahan demi perubahan terus dilakukan untuk menjadikan Budi Utomo sebagai organisasi yang mendorong kesadaran bangsa Indonesia akan suatu situasi yang bebas, aman, adil dan merdeka namun pada ahirnya mengali kemandekan akibat kekurangan dana dan krisis pemimpin yang dinamis.

Sejak itulah muncul berbagai organisasi-organisasi moderen yang mempelopori perjuangan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat. Gerakan-gerakan ini pada dasarnya dipelopori oleh kelompok-kelompok terpelajar dan kaum cendikiawaa yang pernah mengikuti pendidikan formal pada sekolah-sekolah Belanda baik yang ada di Indonesia maupun di Negeri Belanda. Pergerakan-pergerakan ini pada dasarnya masih dibatasi pada latar belakang daerah, agama dan kepentingan, namun pada tanggal 28 Oktober 1928 lahirlah suatu tekat bersama pemuda Indonesia yang melepaskan diri tirai-tirai perbedaan yang menjadi sekat pemisah dalam mencapai Indonesia merdeka. Dengan tekat yang kuat serta semangat yang tinggi para pemuda menyatakan tekat bersama yang dituangkan dalam Sumpah Pemuda. Momentum inilah yang dijadikan sebagai suatau kesadaran kolektif bangsa Indonesia  secara bersama menyatakan akad dan tekat untuk memperjuangkan kemerdekaan. Semangat sumpah pemuda menggelora dalam diri anak-anak bangsa di negeri ini dan tersebar ke daerah-daerah yang mendorong lahirnya organisasi-organisasi yang bercirikan kedaerahan namun memiliki tuujuan untuk memberiakn dorongan dan rangsangan kepada masyarakat akan kemerdekaan indonesia sebagai tujuan bersama anak-anak bangsa.

Generasi Maluku Yang Mengubah Sejarah Indonesia

Semangat sumpah pemuda merembes sampai ke daerah-daerah di Nusantara, termasuk di Maluku. Keterlibatan tokoh-tokoh asal Maluku dalam mendorong kesadaran kolektif masyarakat Indonesia akan suatu kondisi yang merdeka serta bebas dari berbagai interfensi negara asing. Dengan bermodalkan latar belakang pendidikan yang diperoleh pada sekolah-sekolah Belanda, anak-anak Maluku yang ada di luar mulai terlibat dalam kegiatan-kegiatan pergerakan kepemudaan dan perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka. Kesadaran kelompok intelek asal Maluku untuk terlibat dalam pergerakan menuju Indonesia merdeka dimuali dengan dibentuknya sebuah organisasi Jong Ambon yang merupakan suatu organisasi masyarakat Maluku yang pertama dibentuk oleh para pelajar Stovia asal Ambon yang diketuai oleh J. Kayadu pada tahun 1917 (Frans Hitipeuw 1986:33). Dokter Kayadu merupakan salah satu tokoh pejuang pergerakan kemerdekaan asal Maluku yang sangat berjasa dalam mengerakan para pemuda dan pemudi asal Maluku untuk terlibat secara aktif dalam perjuangan untuk mencapai kemerdekaan. Pengaruhnya bahkan sampai ke Maluku khusunya dikalangan kaum terpelajar yang kemudian menggabungkan diri dalam berbagai organisasi taktis yang bentuk dengan tujuan yang sama untuk mencapai kemerdekaan.

Pada tanggal 9 Mei 1920 dibentuklah orgganisasi Serikat Ambon oleh Alexander Jakop  Patty yang lebih dikenal dengan sapaan Om lex di Semarang. Tujuannya untuk mendorong tingkat kemakmuran dan kesejatraan masyarakat Maluku serta membangkitkan rasa nasionalisme orang Maluku untuk mencapai Indonesia merdeka. Serikat Ambon merupakan suatu organisasi politik, perjuangannya kemudian membuat pemerintah Belanda mendirikan “Ambon Raad” pada tahun 1921 (Patikaihattu dkk 1993:82). A.Y.Patty merupakan seorang wartawan yang yang sangat berjasa, dalam keterlibatanya Ia aktif dalam mengirim kabar dan berita dari tempat Ia dipenjara di Digul ke Australia dan ke New York (Amarika Serikat) untuk memohon dukungan dari Australia dan PBB bagi kemerdekaan Indonesia.

Selangkah demi selamgkah A.Y. Patty membawa Serikat Ambon mendekati ide-ide nasionalisme indonesia, sikap politiknya cenderung berafiliasi pada Idische Patij. Ia berusaha untuk mempersatukan pendapat-pendapat tokoh-tokoh serikat Ambon lainya untuk menyatukan persepsi terhadap ide-ide dan gagasan yang ideal untuk kepentingan bersama tanpa melihat latar belakang agama, suku dan bahasa. Sikap politiknya yang begitu radikal hadap dan revolusioner sangat nampak dalam semangat perjuanagan serikat Ambon yang terus dikobarkan sehingga dimata Belanda serikat Ambon dikenal sebagai salah satu organisasi yang revolusiner serta sangat radiakal terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah Belanda.

Sikap-sikap A.Y.Patty sangat berbeda dengan kawan-kawannya yang berada dalam serikat Ambon yang cenderung menganut paham moderat, namun karena jiwa kepemimpinan yang dimulikiNya Serikat Ambon terus mengalami kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat. Dalam perkembangannya Serikat Ambon mulai membuka cabang-cabang yang baru pada kota-kota yang ada di Jawa dengan mengusung ide-idenya untuk menentang kebijakan peerintah Belanda yang tidak berpihak kepada masyarakat pribumi.  A.Y.Patty juga mendirikan sebuah majalah yang disebut mena muria” yang bertuan untuk menginformasikan ide-ide serta perjuangan Seriakat Ambon kemana-mana.  Kesuksesan A.Y.Patty mengantarkan serikat Ambon diterima dengan baik dalam masyarakat khusunya komunitas Maluku serta menimbulkan doronagan yang kuat bagi kaum pelajar dan kelompok intelektual asal Maluku untuk bergabung dengan organisasi yang dibentuknya. Semangat juang yang tiggi ditunjukan oleh A.Y. Patty bersama dengan teman-temannya yang tergabung dalam serikat Ambon. Hal ini kemudian mendorongnya untuk pulang ke Ambon dengan misi membentuk organisasi serikat Ambon serta organisasi taktis lainya yang bertujuan membangaun kesadaran anak-anak di bumi raja-raja untuk terlibat  dalam arak-arakan bersama memperjuangankan kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1923 Alexander Yakop Patty tiba di Ambon, Ia menjumpai beberapa organisaai yang sudah dibentuk di Ambon antara lain, Christelijk Ambnsch volksbond, Sou Moloekoe, Inlandsch Learaarsbond, Nusa Ina, Panji Naderland, Ambonsch Studiefonnd dan Ambon Raad. Oraganisasi inilah yang sering dihubungi untuk memberikan berbagai propaganda anti pemerintah Belanda (Patikaihattu dkk 1993:82-83). Dalam kunjungannya Ia menyisipkan waktu untuk mengelilingi negeri-negeri di Pulau Ambon dan Leaase untuk menyampaikan ide-idenya kepada masyarakat. penyampaian ide-ide serikat Ambon A.Y.Patty dilakukan melalui pidato-pidatonya kapada rakyat Maluku, karena kepandaianNya dalam berpidato serta jiwa kepemimpinan yang tinggi membuat sspirit perjuangan serikat Ambon diterima dengan baik oleh rakyat Maluku yang ada di Pulau ambon dan Lease.

Perjuangan A.Y. Patty untuk membangun kesadaran orang Maluku untuk mencapai Indonesia merdeka tidak hanya dengan menjadikan serikat Ambon sebagai suatu kenderaan saja, Ia juga membentuk suatu organisasi taktis yang berlatar belakang budaya orang Maluku dikalangan perempuan yang diberi nama ina tuni yang berarti wanita mulia yang merupakan bagian dari serikat Ambon. Organisasi ina tuni dipimpin oleh Ina Bala Watimena, Ia seorang pejuang perempuan asal Maluku yang terlibat secara langsung dan aktif dalam perjuangan merintis kemerdekaan. Garis perjuangan ina tuni tidak hanya pada pemberdayaan perempuan Maluku semata tetapi juga secara aktif terlibat bersama-sama dengan serikat Ambon untuk terlibat dalam rapat-rapat politik untuk mengusung ide-ide perjuangan yang dikumandangakan oleh A.Y.Patty dan Serikat Aambon.

Kontribusi Ina Bala Watimena dan organisasi Ina Tuni sangat besar dalam menunjang perjuangan politik yang dilakukan oleh Serikat Ambon, dimana mereka secara aktif memberikan sumbangsi pemikiran dalam rapat-rapat yang dilaksanakan oleh serikat Ambon di Haruku, Saparu dan Pulau Ambon. Selain tampil dengan pidato-pidato politik dan lagu-lagu perjuangan ina tuni juga tampil dengan misi-misi kesenian yang bersifat nasional. Ina Bala Wattimena tidak pernah absen dalam berbagai pengabdiannya kepada bangsa dan negara mulai dari zaman Belanda sampai zaman Jepang Ia tetap menunjukan loyalitas dan rasa cintanya pada tanah air. Sehingga Ia diakaui sebagai salah satu tokoh perintis kemerdekaan. Ina Bala wattimena meninggal dunia pada tanggal  20 Juli 1982 dalam usia 80 tahun di Desa Lateri  (Sahusilawane dkk 2005:16)

  Dalam waktu yang cukup singkat mulai berdiri kring-kring Serikat Ambon dimana-mana. Fenomena ini kemudian menimbulkan raksi dan penentangan yang begitu kuat dari para kepala negeri yang takut popularitasnya hilang dimata masyarakat. A.Y.Patty dan kawan-kawan terus berjuang untuk masuk dalam wada Ambon Raad, walaupun mendapat tantangan yang begitu kuat dari para kepala negeri, karena sebahagian anggota dewan berasal dari para regenten (kepala negeri).

Perjuangan A.Y.Patty dan kawan-kawan dalam serikat Ambon ternyata mendapat simpati yang begitu kuat dikalangan masyarkat sehingga sukses menghantarkan A.Y.Patty dan para pembantu-pembantunya seperti J.Tupamahu, J.D.Poeteray terpilih sebagai anggota Ambon Raad. Namun ketidak puasan datang dari para lawan-lawan politiknya dan memfitna A.Y.Patty dan serikat Ambon danagn menuduh mereka sebagai orang-orang yang melanggar hukum pemerintah. Akhirnya Ia ditangkap dan diadili, namun kesalahannya tidak dapat dibiktikan. Karena kekuasaan yang diktatorial dari gubernur Jenderal memutuskan A.Y.Patty d buang ke Benggkulu pada tahun 1924. Para kawan-kawan dan pengikutnya pun mendapat ancaman bahkan ada sebgaian yang memutuskan untuk meninggalkan Serikat Ambon, namn sebagaian masih tetap mempertahankan apa yang telah diletakan oleh A.Y.Patty. ide-ide seikat Ambon yang yang telah diletakanya tetap menjadi inpirasi dan dijiwai sebagai sebuah amanat yang terus dilaksanakan. Pada tanggal 19 oktober 1924 setelah A.Y.Patty meninggalkan Ambon tokoh-tokoh Serikat Ambon mengambil tindakan darurat untuk penyelamatan organisasi dengan membentuk pengurus luar biasa dari komite Serikat Ambon yangdipimpin oleh J.L.Matulatuwa sebagai ketua dan dibantu kawan-kawanya antara lain A.A Parera, de Queljoe, C.F.Rhibok, R.M. Mochtar, Abraham Barnella dan D.Ayawaila.

Sepergian A.Y.Patty serikat ambon terus aktif dalam berbagai pergerakan-pergerakan politik lokal untuk membangun kesadaran kolektif masyarakat Maluku untuk mencapai Indonesia merdeka. Dengan menggunakan surat kabar Soeara Ambon meraka menyebarkan ide-ide dan semangat serikat Ambon kemana-mana. Hal yang sama juga dialami oleh kepengurusan serikat Ambon di Pulau Jawa (Jakarta) terjadi perombakan perombakan dan perkembangan baru dengan peralihan kepemimpinan yang dipimpin oleh tokoh intelektual muda. Mr J. Lattuharhary. Ia dikenal dengan sosok yang cerdas dan bijaksana sehinngga membuat Ia mampu mengemudikan Serikat Ambbon dalam berbagai situasi dan kondisi politk yang tidak stabil dan mengantarkan Serikat Ambon untuk dapat bergabung dengan organisasi politik lainya di Pulau Jawa. Mr.J. Lattuharihary dikenal sebagai seorang yang sangat moderat sehingga mampu mempersatukan berbagai pendapat yang berbeda dalam Serikat Ambon. 

Selain terlibat aktif dengan Serikat Ambon Mr.J. Lattuharihary juga terlibat secara aktif dalam pergerakan politik nasional dengan terlibat pada Partai Nasional Indonesia ditahun 1930. Tantangan yang dihadapi oleh Serikat Ambon tidak hanya datang dari pihak Belanda melainkan juga organisasi-orgabisasi pro-Belanda yang dipimpin oleh anak-anak Maluku, hal ini sering menimbulkan benturan-benturan dalam kebijakan-kebijakan politik organisasi dan pandangan-pandangan politik pribadi anak-anak Maluku. Perbedaan-perbedaan ini kemudian komunitas intelektual muda asal Maluku yang cenderung tidak berpihak pada pada salah satu kelompok. Pada sisi lain idealisme sebagai orang-orang yang berasal dari suatu daerah dengan latar belakang    budaya yang sama.

Dalam perjalanan menuju Indonesia merdeka dalam era kebangkitan nasional kontribusi masyarakat Maluku sangat besar, dengan kata lain era ini menjadi era kebangkitan daerah-daerah di nusantara termasuk daerah Maluku yang sangat berkontribusi bagi pembentukan Negara kesatuan Republik Indonesias. Dari daerah Maluku muncul putra-putri yang sangat berjasa bagi bangsa ini. Dr. Johanes Leimena seorang cendikiawan muda yang hadir dalam suatu realitas bangsa yang diguncang berbagai tantangan yang datang dari luar maupun dalam luar. Ia bertumbuh dalam situasi dan kondisi yang bergejolak dalam revolusi politik nmaupun revolusi fisik yang mendorong rasa nasionalisme serta nuraninya untuk berjuang bersama-sama anak bangsa lainya dalam perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka.

Bermodalkan pendidikan formal pada STOVIA fakultas kedokteran dan pengalaman politik melalui pengamatan serta pengetahuan yang Ia peroleh dari tokoh-tokoh asal Maluku yang pernah dekat dengannya membentuk seorang Jo Leimena menjadi seorang negarawan yang sejati dan memilkki hati yang mulia. Dengan pribadi yang ramah, santun, bersahaja dan religius Ia tearlibat secara aktif dalam pergerakan kemerdekaan. Jo Leimena tidak pernah berpihak pada salah satu organisasi asal Maluku yang berpihak untuk Belanda maupun Serikat Ambon yang mengumandangkan ide-ide anti Belanda. Sejak awal Jo Leimena terliabat dalam sebuah tim sepak bola yag menghimpun seluruh anak-anak asal Maluku di STOVIA (Batavia) dan diberi nama Jong Ambon dibentuk oleh J. Kayadu yang dalam perkembangannya meleburkan diri kedalam persekutuan Serikat Ambon.

Dalam pendidikannya Iadikenal sebagai seorang yang sangat cerdas dan suka bergaul, Ia tidak hanya bergaul dengan teman-temanya yang bersal dari Maluku atau yang ada pada fakultas kedikteran saja, melainkan Ia bergaul dengan teman-temanNya yang lain. Pergaulannya ini kemudian membentuk Jo Leimena sebagai seorang Pejuang pemikir pemikir pejuang dalam perjaunagn kemerdekaan serta mendekatkanNya pada cita-cita kebangsaan yang yang pada saat itu diperjuangkan oleh mahasiswa Indonesia (Frans Hitipeuw 1996:33). Jiwa patriotisme, heroisme  dan militan membuat Jo Leimena menggabungkan diri dalam berbagai pergerakan mahasiswa dan organisasi kepemudaan yang ada di tanah jawa pada saat itu.

Selain sebagai seorang negarawan Om Jo (sapaan yang diberikan kepadaNya) Ia dikenal sebagai seorang Kristen sejati. Om Jo sejak awal terlibat dalam Perhimpunan Mahasiswa Kriten Indonesia dan Christen Studenten Verningging (CSV) yang kemudian oleh om Jo dileburkan menjadi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) pada tahun 1926 di Kaliurang hingga sekarang. Dalam pemaknaan kehadiranya GMKI dimaknai sebagai suatau organisasi yang lahir dalam dua proklamasi yaitu proklamasi Injil dan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Berbagai pengetahuan telah Ia peroleh dalam pendidikan formal maupun keterliibatanya dalam berbagai organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan membuat Jo Leimena mejadi matang dewasa dan matang. Berita-berita surat kabar mengenai pereng dunia I maupun perkembangan politik di negara-negara lainya turut membentuk Jo Leimena serta membangkaitkan rasa Nasionalisme dan patriotisme sebagai anak bangsa.

Bersama GMKI dan organisasi kepemudaan lainya Ia turut terlibat untuk mempelopori kemerdekaan Indonesia, dan mendekatkan Jo leimena dengan tokoh-tokoh serta pahlawan nasional lainya. Negarawan sejati dan bertanggung jawab itulah istilah yang diberikan kawan-kawan seperjuangan Om Jo kepadanya. Om Jo mewariskan nilai-nilai keKristenan dan nilai-nilai keIndonesiaan dalam diri setiap orang-orang yang tergabung dalam organisasi CSV ( GMKI yang sekarang), Ia mencoba mendudukan antara keKristenan dan keIndonesian yang pada saat itu ada dalam berbagai gejolak. Dalam perjuangan dan pergerakan Nasional pada saat itu banyak tantangan yang datang baik dari pihak penjajah maupun pihak bangsa Indonesia sendiri. Perbedaan kepercayaan (agama) dan budaya merupakan salah satu kendala yang menghambat seluruh proses pergerakan untuk mencapai Indonesia merdeka.

Jo Leimena bersama CSV of Java tampil untuk menghimbau orang-orang Kristen dengan pemikran dan mendudukan bahwa sesungguhnya Kekristenan tidak sama dengan penjajahan. Orang Kristen harus berada pada dua dunia yaitu Bangsa Indonesia dan Kerajaan Allah. Pandangan ini kemudian diterima oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan yang memiliki agama yangg berbeda dengannya seperti Bung Karno, Bung Hatta, Syarir dan tokoh-tokoh pergerakan lainnya. Karya dan pengabdian seorang Johanis Leimena dalam pergerakan politik Indonesia saat itu turut terlibat dalam pembentukan sebuah partai politik yaitu PARKINDO (Partai Kristen Indonesia) bersama tokoh-tokoh Kristen lainnya.  Hal ini yang membuat Jo Leimena mengenal Bung Karno dan Bumg Hatta secara dekat, bahkan kedekatan mereka melebihi pertemanan biasa. Jika ditelusuri lebih dalam sesungguhnya istilah Bung yang diberikan kepada Bung Karno dan Bung Hatta merupakan sapaan yang diberikan awal oleh Jo Leimena, hal ini dapat dibuktikan dengan penggunaan istilah bung merupakan suatu sapaan kepada seseorang yang diangap lebih tua dan dihormati dalam kehidupan masyarakat Ambon (Maluku)

    Bersama dengan tokoh-tokoh asal Maluku lainnya Jo Leimena terlibal.t secara lansung dalam memproklamasikan kemerdekaan republik Indonesia yang ditanda tangani oleh Ir.Sukarno dan Mr. Muhamad Hatta atas nama bangsa Indonesia. Selain itu dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia dan pergolakan politik Nasional Ia pernah menduduki jabatan sebagai Menteri dan tercatat pernah menjabat sebagai pejabat Kepala Negara saat kondisi negara tidak stabil pada masa pemerintahan Presiden Sokarno. Berbagai karya telah Ia torehkan dalam sejarah perjuangan dan pemerintahan bangsa Indonesia yang membuktikan keterlibatan dan eksistensi dan kontribusi anak Maluku dalam sejarah perjalanan pergerakan dan kebangkitan Nasional. Dalam era kambangkitan Nasional, berbagai gejolak muncul dimana-mana, sebagai resspons atas ketidak puasan terhadap pemerintah Belanda. Kontribusi yang sama juga diberikan anak-anak Maluku baik yang ada di tanah jawa maunpun yang ada di Maluku. Sederetan nama-nama yang mungkin tidak dapat disebutkan satu persatu dalam penulisan inni sebagai bukti kontribusi orang Maluku dalam pergerakan Nasional hingga sampai pada saat kemerdekaan, hal ini membuktikan kuat dan tingginya rasa nasionalisme dalam diri anak Maluku dalam memperjuangkan kemerdekaan. Semangat utnuk membentuk NKRI sesungguhnya telah menjadi suatu kesadaran orang Maluku yang kemudian dilakukan oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional pada masa perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka bersama masyarakat Maluku yang saat itu turut berjuang untuk memperoleh kemerdekaan bersama yang menjadi tujuan utama bangsa ini dimasa itu. Namun hal yang sangat disayangkan saat ini, orang Maluku orang Maluku ibarat orang kelas  nomor dua (in the cos) di negeri ini. Jika kita renungkan lebih dalam perjalannan sejarah bangsa ini jika tanpa orang Maluku,   mungkin fakta dan cerita sejarah bangsa ini akan berkata lain, untuk itu penulisan ini diharapkan dapat memberikan kesadaran bersama bagi kita tentang kontribusi Maluku dalam masa kebangkitan nasional dalam upaya mencapai Indonesia merdeka.

Penutup

Momentum kebangkitan Daerah Maluku merupakan suatu perwujudan kesadaran anak-anak bangsa yang memiliki kesadaran melepaskan diri dari berbagai rong-rongan bangsa asing. Semuanya itu merupakan suatu refleksi terhadap suatu perjuangan panjang yang dilakukan oleh bangsa Indonesia yang diawali dengan berbagai perjuangaan yang bersifat kedaerahan. Lahirnya bentuk-bentuk organisasi moderen dengan ciri perjuangan diplomasi politik menjadi suatu corak yang lebih berbeda dengan perjuangan pada mulanya yang lebih didominasi dengan perjuangan fisik. Budi Utomo merupakan salah satu dari bnetuk pergerakan kemerdekaan yang turut berjuang dalam pergerakan nasional yang hanya berlaku bagi priyai Jawa saja.

Lahirnya sumpah pemuda yang dipelopori oleh kaum intelektual (cendikiawan) merupakan cikal bakal lahirnya perjuangan dengan cara diplomasi politik. Momen inilah yang mencetuskan kesadaran bersama seluruh pemuda untuk merumuskan tekad memiliki bahasa yang satu, berbagnsa yang satu, bertanah air yang satu dan bertumpah dara yang satu Indonesia. Dalam pergerakan ini muncul sejumlah tokoh muda asal Maluku yang terlibat secara aktif dalam memberikan kontribusi bagi kemerdekaan Indonesia. Dalam sejarah bangsa ini tercatat sejumlah nama tokoh Maluku seperti Alexander Jakop Patty, yang berjuang dengan peran sebagai wartawan maupun dengan organisasi Serikat Ambon baik di Pulau Jawa maupun di Maluku. Juga tokoh-tokoh lain seperti Ina Bala Watimena, Johanis Leimena, Mr. J. Latuharhary dan sejumlah tokoh asal Maluku yang tidak disebutkan satu persatu. Kontribusi pemikiran, ide dan berbagai kerja keras lainya memberikan hasil yang cukup positif dalam perjalanan bangsa ini. Hal ini menunjukan betapa tingginya rasa nasionalisme anak-anak Maluku bagi negara ini dengan berbagai pengorbanan yang dilakukan tanpa meminta imbalan dan dampak yang ditimbulkan. Dalam semagat merdeka atau mati mereka terus perjuang hingg hayat dikandung badan.

Acuan Bacaan

Adnan Anmal Kepulauan Rempah-Rempah (Perjalanan Sejarah Maluku Utara  1250-1950) edisi kedua Makassar : Pusat Kajian Agama dan Masyarakat PUKAT, 2007

Arifin Suryo  Nugroho dan Ipong Jazimah   Detik-Detik Proklamasi Jogjakata : Narasi, 2011

Mohamad Takdir Ilahi Nasionalisme Dalam Bingkai Pluralitas Bangsa  Jakarta : Arziaum Media 2012

Mezak Wakim Potret Pendidikan Di Maluku pada Masa VOC Artikel dalam Kajoli Edisi 2 tahun 2001

Pattikayhatu dkk Sejarah Daerah Maluku,  Kantor Wilayah DEPDIKBUD Provinsi Maluku 1993

Hitipeuw Frans, DR. Johanis Leimena karya dan Pengabdiannya, DEPDIKBUD, Jakarta 1986

Sahusilawane F dkk, Album Berseri Sejarah Seri 2(para tokoh dan pejuang di daerah Maluku), BPSNT Maluku dan Maluku Utara