ORANG ARU DALAM LINGKAR BUDAYA SIWALIMA

0
1004

Penulis : Mezak Wakim,S.Pd – Peneliti Antropologi Budaya

Budaya siwalima merupakan konsep hidup yang kini menjadi bagian simbol kebersamaan orang Maluku. Siwalima adalah dua orang kelompok utama yang mendiami kepulauan Maluku . kedua kelompok ini adalah penutur bahasa Austronesia yang mendatangi kepulauan Maluku sejak 5000 tahun yang lalu. Penutur bahasa Austronesia  terbagi atas dua yaitu: kelompok proto melayu yang mengidentifikasi diri mereka Sebagai kelompok siwa dan kelompok Deuto Melayu yang mengidentifikasi diri mereka sebagai kelompok lima. Siwa berrti 9 (Sembilan) dan  lima berarti (5).

Angka ini merupakan angka kramat yang di pakai masing-masing kelompok sebagai patokoan dalam pelaksanaan adat. Misalnya dalam kelompok Sembilan denda dan mas kawin di bayar berjumlah sembilan sedangkan kelompok lima berjumlah lima. Dua persekutuan atau kelompok adat ini hanya dapat di jumpai di maluku utara, Maluku tengah, kepulauan  Kei dan Kepulauan Aru. Di Maluku utara di kenal dengan Uli Siwa dan Uli Lima. Uli= kelompok lima dan Sembilan. Di maluku tengah di kenal dengan nama pata-siwa dan pata lima. Di kepulauan kei di kenal Ur-Siuw dan Lor-Lim dan dikepulauan Aru di kenal dengan nama Ur-Sia dan Ur-Lima.

Kebersamaan siwa-lima di jargaria (kepulauan aru) dapat kita pahami dan maknai dari ungkapan berikut: Uru siwa-Uru-lima sita kaka walikena, walikena-walikena sita kaka walikena= siwa lima orang bersaudara layaknya adik kaka atau dengan kata lain berbeda tapi tetap satu sebagai orang bersaudara. Pada titik puncak inilah dapat di lihat bahwa masyarakat sangat menjunjung tinggi ikatan-ikatan berdasarkan genealogis di bandingkan ikatan lain yang membedakan mereka dan ini di jamin oleh uru siwa dan uru lima.