Ambon, Perayaan hari jadi Kota Ambon, Senin, 7 September 2015, menjadi sesuatu yang berbeda dari perayaan HUT Kota Ambon sebelumnya. Pemerintah Kota Ambon pada prinsipnya sukses memperkenalkan budaya dan masyarakat Ambon pada level Internasional maupun nasional tentang keberadaan Ambon sebagai pusat pemerintahan, pendidikan dan ekonomi di wilayah seribu pulau itu. Kerjakeras pemerintah kota Ambon pada tahun 2015 dengan program Mangente Ambon boleh di bilang sukses di tandai dengan berbagai event kebudayaan mapupun lainya yang benar-benar memanjakan warga kota Ambon. Pada puncak perayaan HUT Kota Ambon yang ke 440 program pemerintah kota Ambon menghidupkan budaya orang Basudara Salam dan Sarani pasca konflik 1999 menjadi satu kebersamaan yang unik. Kebersamaan tersebut di tandai dengan pemecahaan museum rekor Indonesia (MURI), dengan pelaksanaan Makan Patita dengan menggelar meja makan sepanjang 2.470 meter yang berlokasi di tujuh ruas jalan utama Kota Ambon.
“Makan Patita merupakan budaya orang Maluku dengan mengajak warga dalam jumlah banyak untuk ikut menikmati hidangan makanan, Ragam makanan tradisional tersaji dalam meja sepanjang 2.470 meter itu. Ada papeda, umbi-umbian, serta pisang rebus yang menjadi sumber karbohidrat pengganti nasi. Bahan pangan lokal itu disandingkan dengan menu ikan laut segar yang dibakar dan dimakan dengan sambal “colo-colo” yang merupakan sambal khas Maluku. Hari ini, Kota Ambon merayakan HUT yang ke 440. Tema perayaan Kota Ambon Manise kali ini mengusung tema “Mangente (melihat) Ambon, Membangun Negeri.”
Perayaan dilaksanakan di Lapangan Merdeka Kota Ambon. Sejumlah kelompok seni dari berbagai kalangan turut meramaikan perayaan HUT Kota Ambon dengan berbagai penampilan. Beberapa tari-tarian adat, persembahan lagu dan puisi menambah semarak perayaan. (MW)