KHASIAT DAUN KAYU PUTIH, PROSES DAN PENGOLAHANNYA

0
11421

Penulis: Santy Nurlette, Pamong Budaya Ahli Pertama

Pendahuluan  

      Pulau Buru merupakan salah satu pulau yang berada  di Provinsi Maluku. Pulau yang sering disebut dengan Bupolo ini mempunyai sumber daya alam yang melimpah, salah satunya adalah  sumber daya alam yang potensial yaitu pohon Kayu Putih. Pohon yang tingginya kurang lebih 1 sampai 2 meter yang berdauan rimbun itu setelah dimasak dan disuling akan menghasilkan air yang mengeluarkan bau khas. Anehnya walaupun tidak berminyak tetap disebut Minyak Kayu Putih karena bersumber dari daun-daun kayu putih.  Nama Minyak kayu putih telah membawa nama Maluku sebagai daerah penghasil minyak kayu putih di beberapa daerah di Indonesia seperti Bali, Makasar, Surabaya, Jakarta. Minyak kayu putih bukan hanya dipakai sebagai obat hari-hari dalam kebutuhan rumahtangga namun telah menjadi sumber ekonomi rumahtanggaMerek produksi minyak kayu putih bermacam-macam hal ini karena setiap kelompok pengrajin minyak kayu putih dan mengusahakan izin perdagangannya dan dijual bukan saja di Indonesia tetapi juga sampai di luar negeri.

       Ketika Virus Covid-19 melanda Indonesia minyak kayu putih menjadi incaran banyak orang, karena banyak masyarakat  meyakini khasiat dari minyak kayu putih dinilai bisa membantu menghambat replikasi virus.  Konon hanya dengan menghirup minyak kayu putih atau dengan setiap waktu membalur tubuh dangan minyak tersebut covid 19 tidak dapat menyerang. Informasi ini kemudian membuat semua orang mencari minyak kayu putih. Tiba-tiba saja harga minyak ini melonjak tinggi dan banyak orang mulai membuka usaha lahan kerja baru yakni menjual minyak kayu putih. Konon keuntungan dengan menjual minyak kayu putih dimasa pandemic covid 19 dalam 1 bulan mencapai keuntungan sampai 2 atau 3 juta rupiah. Sumberdaya alam lokal ini kini telah menjelma sebagai sumber ekonomi keluarga yang memiliki nilai jual yang global dan tinggi. 

              Berbicara tentang asal mula sampai minyak kayu putih menjadi obat yang dimanfaatkan sebagai sumber ekonomi masyarakat lokal di pulau Buru tidaklah terlalu jelas. Namun diwaktu dahulu sebagai manusia yang hidup dalam lingkungan yang masih sederhana biasanya mereka memanfaatkan alam lingkungannya untuk diolah menjadi makanan sekaligus juga menjadi obat-obatan untuk kebutuhan hidup. Caranya dengan meramu daun-daun untuk dijadikan sebagai obat minum atau obat gosok. Dari sinilah muncul sistem pengobatan untuk meyembuhkan  anggota komunitas yang sakit (Kate Kelly, 2010). Hal ini menunjunjukan suatu kearifan lokal atau local wisdom atau local knowledge atau local genius (Daniah, 2015). Begitupula dengan orang-orang Buru diwaktu lampau dengan kearifan lokal yang dimiliki mereka memanfaatkan lingkungan sekitar yang kaya dengan pohon kayu putih itu sebagai obat.   

Kapan penyulingan pertama mulai dilakukan itupun masih menjadi rahasia bagi masyarakat Maluku khususnya warga Buru sendiri. Mereka mengaku pengetahuan ini didapatkan secara turun temurun, melalui oral histori atau cerita-cerita lisan saja. Merekapun tidak  pernah tahu sejak kapan industri rumahtangga kecil ini digagas. Dari hasil penelitian dilapangan diketahui bahwa dalam proses menyuling minyak kayu putih ini ada peralatan masak yang disebut ketel . Kata ketel berasal dari bahasa Inggris yaitu cattle yang artinya cereg, dimana bentuknya sama seperti jenis-jenis ketel yang terbuat pada abad-abad 16-17. Jadi kemungkinan besar proses penyulingan dimulai sejak adanya kontak-kontak kebudayaan yang dibawa oleh para pedagang dari pulau Sumatera, Jawa, bersamaan dengan masuknya bangsa-bangsa Eropa di Maluku.

Manfaat Minyak Kayu Putih dan Karakteristik  Tanaman Kayu Putih

 Manfaat Minyak Kayu Putih

Minyak kayu putih memiliki multi fungsi sebagai obat tradisional untuk mengobati gatal-gatal, menghilangkan rasa kembung pada perut, masuk angin, juga sering digunakan sebagai obat antiseptik Bahan minyak kayu putih juga dijadikan sebagai bahan untuk  kosmetik  dan carrigens pada pembuatan obat-obat kumur, pasta gigi dan tablet dan lain-lain

Dilihat dari segi pemasaran dalam dan luar negeri mempunyai harapan untuk berkembang terus di masa yang akan datang. Hal ini sejalan dengan semakin berkembangnya industri farmasi, kosmetik dan kimia. Dengan demikian akan memberikan peluang untuk mendirikan industri yang lebih besar guna memenuhi permintaan pasar terhadap komoditi minyak kayu putih, sekaligus meningkatkan taraf hidup pengrajin minyak kayu putih

Karakteristik Tanaman Kayu Putih

Pohon kayu putih tidak terlalu tinggi, berukuran sekitar 1 sampai 2 meter dan pada jung-ujung daun yang rimbun. Permukaan daun kayu putih warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan, daun bila ditumbuk berbau  kayu putih. Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga berbentuk seperti lonceng, daun mahkota berwarna putih, kepala putik berwarna putih kekuningan keluar di ujung percabangan, panjang buahnya 2,5 – 3 mm, lebar 3 – 4 mm, warnanya coklat muda sampai coklat tua, bijinya halus, sangat ringan seperti sekam, berwarna kuning. Buahnya sebagai obat tradisional disebut merica bolong.

Ada beberapa varietes pohon kayu putih, ada yang kayunya berwarna merah, dan ada yang kayunya berwarna putih.  Georg Eberhard Rumpf atau sering disebut Rumphius membedakan kayu putih dalam varriets daun besar dan varietes daun kecil.  Varrietas daun kecil yang digunakan untuk membuat minyak kayu putih melalui proses penyulingan.

 Pohon Kayu Putih (Melaleuca Leucadenra) 
Sumber : Tim Perekamanan WBTB BPNB Maluku

Makna Sosial Minyak Kayu Putih Dalam Budaya Orang Buru:

Minyak Kayu Putih sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat di Kabupaten Buru adalah berkaitan dengan kebiasaan membuat daun kayu putih sebagai obat tradisional masyarakat di Pulau Buru. Tanaman yang memiliki keistimewaan ini tidak hanya sebatas pada pemanfaatannya sebagai bahan untuk obat-obatan, kosmetik dan lain-lain akan tetapi minyak kayu putih juga memiliki niai-nilai sosial dan budaya.

Pada saat ada yang meninggal atau menikah minyak kayu putih adalah buah tangan yang selalu dibawa sebagai perwujudan rasa turut berduka atau bergembira. Biasaya kelompok pengrajin minyak kayu putih akan membantu dengan menyuling minyak kayu putih sekali masak untuk diberikan kepada yang punya hajatan atau yang membutuhkan. Konsep ini sebagai suatu nilai budaya yang mengandung nilai persaudaraan dan nilai kekerabatan 

Teknologi/Peralatan dan Proses Penyulingan Minyak Kayu Putih

Teknologi/Peralatan

       Teknologi  penyulingan minyak kayu putih di pulau Buru telah banyak mengalami perkembangan. Jika dahulu dilakukan secara tradisional kini telah dilakukan secara semi modern. Hasilnya juga menjadi lebih cepat dan kwantitasnya bertambah. Perbedaan penyulingan secara tradisional wadah masak yang disebut Ketel dibuat dari  kayu, sedangkan penyulingan semi moderen menggunakan rekayasa Beristand (Industri Ambon) yang terbuat dari stainless steel

adapun peralatan utama yang digunakan  dalam proses penyulingan minyak kayu putih adalah :

Ketel Penyulingan/Kepala Ketel

Ketel penyulingan dilengkapi dengan tutup yang disebut kepala ketel. Kepala ketel terbuat dari kuningan dan juga dari tembaga. Warna air (disebut minyak) kayu putih tergantung dari warna kepala ketel yang digunakan. Bila kepala ketel  yang digunakan terbuat dari kuningan akan menghasilkan minyak kayu putih berwarna hijau. Bila kepala ketel sering dicuci maka dia mempengaruhi warna minyak yakni berwarna bening sedangkan jika kepala ketel terbuat dari tembaga minyak kayu putih yang dihasilkan akan berwarna kuning.

Kepala Ketel
Sumber : Tim Perekamanan WBTB BPNB Maluku

Bak Pendingin (Kondensor)

Pendingin dibuat dari kayu yang didalamnya terdapat pipa yang berfungsi untuk merubah uap menjadi air. Kecepatan aliran uap yang keluar dari kondensor dipengaruhi panjang dan diameter pipa pendingin dalam kondensor. Kondensor yang tidak sempurna menyebabkan air banyak terbawa ke dalam minyak atau sebagian uap tidak terkondensasi, sehinggga mengurangi rendemen minyak.

 Bak Pendingin Tradisional dan Modern
Sumber : Tim Perekamanan WBTB BPNB Maluku

Tungku

Tungku berpengaruh dalam hal kebutuhan kalori pembakaran. Untuk itu diperlukan desain yang baik supaya dengan menggunakan kayu bakar akan mampu menghasilkan kalor yang besar. Disamping itu harus nyaman bagi pekerja tanpa menimbulkan polusi (asap).

Tungku dan Kayu Bakar
Sumber : Tim Perekamanan WBTB BPNB Maluku

Alat Penampung Minyak

Tempat penampung minyak (kondensat) adalah alat pemisah minyak dengan air.

Pipa (Kondensat)
Sumber : Tim Perekamanan WBTB BPNB Maluku

Proses Penyulingan Minyak Kayu Putih

Penyulingan minyak kayu putih merupakan proses hidrodifusi. Minyak melarut dahulu ke dalam air mendidih dan keluar dari sel secara osmosa. Pada proses penguapan air bersama uap minyak kayu putih keluar dan masuk pendinginan kemudian di embunkan menjadi fase cair kembali. Proses penyulingan minyak kayu putih dilakukan secara bertahap sebagai berikut :

Proses Pemetikan

Jika daun kayu putih telah dirasakan memadai untuk dipetik yakni sekitar 7 sampai 12 bulan dilarutkan kegiatan pemetikan dilakukan. Daun-daun minyak kayu putih itu dilorotkan/digugurkan ke lantai.  Gambar dibawah ini menunjukan aktivtas memetik daun kayu putih.

Proses Pengambilan Daun ( Urut Daun)
Sumber : Tim Perekamanan WBTB BPNB Maluku

Daun-daun yang telah dipetik dimasukan kedalam bak penampung (balumbur) terbuat dari kayu dan bentuknya lebar persegi panjang.  Selama  3 sampai 6 hari daun-daun kayu putih dibiarkan di dalam bak penampung itu

Balumbur (Bak Penampung)
Sumber : Tim Perekamanan WBTB BPNB Maluku

Proses Memasak Setelah didiamkan selama 6 (enam) hari di dalam bak penampung itu maka  daun-daun kayu putih dimasukan kedalam ketel yang sudah berisikan air. Volume air yang dibutuhkan untuk merebus daun-daun kayu putih ini adalah  2 (dua) jengkal dari dasar bawah  ketel. Selanjutnya itu kepala ketel ditutup dengan rapat diatas mulut ketel. Saat menutup kepala ketel,  harus dipastikan cara menutupnya harus rapat sehingga tidak ada uap yang keluar. Apabila terjadi penguapan maka minyak akan berkurang, uap dari daun kayu putih akan keluar melalui kepala ketel yang sudah diberi pipa menuju ke tempat pendinginan dan menjadi minyak kayu putih. Pada saat proses penyulingan minyak kayu putih biasanya air akan ditambah 1 (satu) kali melalui lubang yang ada pada bagian samping ketel. Tujuan dari penambahan air yaitu menjaga jangan sampai air didalam ketel menjadi kering. Apabila sedang dalam proses masak lubang dari samping ketel dipastikan tetap tertutup.

Proses Penyulingan Minyak Kayu Putih
Sumber : Tim Perekamanan WBTB BPNB Maluku

Penampungan Minyak.

Minyak kayu putih biasanya ditaruh didalam ember yaitu ember yang diisi penuh dengan air. Selanjutnya Jerigen yang telah dilubangi pada bagian bawah dimasukan ke dalam ember yang telah dipenuhi dengan air. Secara perlahan minyak kayu putih akan memasuki jerigen. Bila dlihat hampir penuh jerigen itu diangkat dan air akan keluar  dari bawah jerigen yang sudah dilubangi. Dengan demikian yang tertinggal adalah minyak kayu putih. Selanjutnya akan dipindahkan lagi pada jerigen-jerigen lain yang telah disiapkan sebagai persiapan untuk di tuang ke dalam botol-botol minyak kayu putih yang sebelumnya disaring lebih dahulu. Tujuannya adalah untuk menghindari ampas-ampas daun atau air.  Usai dilakukan penyaringan maka pengemasan dilakukan, kemudian minyak kayu putih  dimasukan kedalam botol yang siap jual dan ditutup dengan penutup botol dengan rapat dan erat. Disamping itu daun limbah minyak kayu putih dapat dimanfaatkan untuk pupuk.

Cara Menampung Hasil Penyulingan Minyak Kayu Putih
Sumber : Tim Perekamanan WBTB BPNB Maluku
Proses Pembuangan Daun/ampas Kayu Putih
Sumber : Tim Perekamanan WBTB BPNB Maluku

Aktivitas penyulingan dapat dilakukan dua kali dalam sehari  yaitu di pagi hari dan sore hari. Setiap kali penyulingan biasanya menghasilkan minyak kayu putih sebanyak 3 sampai 4 kg. Warna minyak tergantung dari warna tutup atau kepala ketel sedangkan kualitas minyak tergantung dari struktur tanah. Biasanya pohon-pohon kayu yang tumbuh di dataran tinggi akan menghasilkan kualitas yang baik sedangkan pohon kayu putih yang tumbuh didataran rendah  akan menghasilkan kualitas yang rendah juga. Hal ini karena tumbuhan pohon kayu putih tumbuh pada permukaan tanah yang rendah.

Minyak Kayu Putih Sebagai Sumber Ekonomi Keluarga :

Komoditi Minyak Kayu Putih saat ini telah menjadi salah satu komoditi unggulan dari pulau Buru selain sawah dan ternak sapi.  Minyak Kayu Putih juga selain memiliki nilai jual yang relative tinggi berkisar antara Rp. 100.000 – Rp. 250.000 (sesuai ukuran botol) juga memiliki pasaran yang luas. Bukan saja di Kota Ambon tetapi juga di bawah sampai ke Makasar, Surabaya dan Bali bahkan sampai ke Luar Negeri. (Belanda).Komoditi lokal ini telah menjadi salah satu ikon Maluku di pasaran internasional.

Persoalan yang dihadapi adalah bagaimana meningkatkan jumlah produksi sekaligus membuka peluang pasar yang lebih terbuka lagi sehingga hal ini berdampak bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Bila dibandingkan dengan komoditi-komoditi lain yang telah mendunia seperti taripang, cengkeh dan pala. Minyak kayu putih juga digunakan sebagai bahan dasar pembuatan obat dan kosmetika. Dengan masih rendahnya tingkat produksi maka tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakatpun masih berjalan lamban dan kecil. Sejalan dengan itu Dinas teknis seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan perlu melakukan penyuluhan bagi para pengrajin minyak kayu putih sehingga kualitas nya tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan demikian juga dengan peningkatan produksi Minyak Kayu Putih.  

Saran-saran untuk SDG’s (sustainable development goals)

1. Eco Prints daun kayu putih

2. Permen kayu putih

3. Motif batik daun/bunga kayu putih

Daftar Isi

Kabupaten Buru dalam Pesona dan Potensi, 2015 ; Surga Di Tanah Raja.  Cetakan 1 November 2005,

Kementerian Perindustrian,  Balai Riset dan standardisasi Industri Ambon, 2015; Teknologi Penyulingan Minyak Kayu Putih

Kate Kelly, 2010 The History Of Medicine :   Pal Mal

Weldemina Pattinama dkk.2016. “Laporan Perekaman Penyulingan Minyak Kayu Putih di Kabupaten Buru : Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Maluku dan Maluku Utara

Daniah, Kearifan Lokal (Local Wisdom) Sebagai Basis Pendidikan Karakter

   [online],  tersediafile:///C:/Users/loudr/Downloads/3356-6842-1-SM.pd, diunduh hari senin, 19 Juli 2021 Pukul 13.20).