Sambutan Direktur Sejarah, Dra. Triana Wulandari

Ambon- Mengangkat tema “Sejarah Jalur Rempah Simpul Budaya Maritim dan Budaya Agraris”, Direktorat Sejarah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dalam rangka menumbuhkan kesadaran tentang kemaritiman Nusantara dan membangkitkan imajinasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai Negara Kepulauan (Archipelago State), melaksanakan Ekspedisi Jalur Rempah di Maluku 09 s.d. 22 Oktober 2017. Kegiatan ini mengikutsertakan mahasiswa dari 33 provinsi di Indonesia dengan perwakilan masing-masing Provinsi sebanyak 2 orang dan 30 peserta berasal dari Provinsi Maluku yang telah melalui proses seleksi sebelumnya. Acara Pembukaan telah digelar di Gedung Serba Guna Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku pada hari Senin, 09 Oktober 2017 yang dibuka secara resmi oleh Staf Ahli Gubernur Maluku Bidang Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Provinsi Maluku, Roni Tairas.  Dalam sambutannya, Gubernur Maluku melalui Staff Ahli Bidang Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Provinsi Maluku menyampaikan bahwa Ekspedisi Jalur Rempah bukan hanya moment wisata dan seremonial belaka, akan tetapi sebagai sebuah momentum penting untuk melakukan refleksi terhadap sumber rempah-rempah yang ada di bumi Nusantara, termasuk di Maluku.

Penyerahan Cinderamata oleh Direktur Sejarah, diterima oleh Staff Ahli Gubernur Maluku Bidang Pengembangan Ekonomi dan Keuangan

Maluku dikenal sebagai daerah yang kaya akan rempah-rempah terutama cengkeh dan pala. Sejalan dengan hal tersebut, Ekspedisi Jalur Rempah ini bertujuan untuk mengangkat kembali sejarah Maluku sebagai pusat jalur rempah dan memperkenalkan sejarah Indonesia kepada generasi muda. Dalam Ekspedisi Jalur Rempah ini, para peserta akan disebar di lima daerah dengan mengambil sampel dari masing-masing pulau yaitu di Negeri Luhu Kabupaten Seram Bagian Barat, Desa Tiouw di Saparua, Desa Abubu di Nusalaut, Desa Haruku Kabupaten Maluku Tengah dan Desa Lonthor di Pulau Banda. Sebelum melakukan ekspedisi peserta akan mendapat Pembekalan materi sebelum orientasi lapangan berupa penjelasan konsep dan teknis selama dilapangan. Selama 7 hari dengan dipandu fasilitator dan bimbingan dari mentor dari akademisi Universitas Pattimura, peserta akan melakukan aktivitas studi ekskursi yang terdiri dari penulisan, fotografi, dan pembuatan film pendek. Tidak hanya itu, peserta Ekspedisi Jalur Rempah juga akan membuat Taman Bacaan untuk mendukung Gerakan Literasi Nasional dan pembuatan profil kampung lokasi Ekspedisi serta bakti sosial bersama masyarakat setempat. Diakhir kegiatan akan dilkasanakan Pameran Hasil (Ekspose) di Student Center Universitas Pattimura yaitu Seminar, Presentasi hasil penulisan, Pameran foto, Pemutaran film pendek dan Penuturan Sejarah Lokal.

Sejarah memang tidak dapat diulang kembali, namun melalui Ekspedisi Jalur Rempah ini diharapkan kejayaan rempah-rempah di Indonesia yang dimulai dari Maluku dapat direfleksikan kembali. Tidak hanya itu,  kekayaan alam ini harus tetap dilestarikan sebagaimana Maluku sebagai pusat penghasil rempah dan memegang peranan penting dalam arus perdagangan rempah-rempah di dunia. Melalui Ekspedisi Jalur Rempah ini, generasi muda digembleng untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga dan melestarikan kekayaan alam Indonesia yang telah ada sejak dahulu.