Waisai, Seminar Nasional Hasil Penelitian BPNB Se-Indonesia tahun ini digelar di Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat pada 21-23 April 2018. Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua bertindak sebagai tuan rumah sekaligus penyelanggara kegiatan.Dalam rangkaian acara Seminar Hasil Peneltian BPNB se-Indonesia, Gebyar Seni Multikultur se-Indonesia juga digelar dengan mengusung tema: “Harmoni Kebhinekaan Dalam Bingkai Seni”. 11 BPNB di Indonesia menampilkan dua suguhan seni yang menampilkan cirri khas kultur masing-masing wilayah kerja BPNB. BPNB Maluku pun turut serta berpartisipasi dalam menampilkan suguhan seni.
Hari a BPNB Maluku menyuguhkan Tari Bameti pada acara pembukaan Gebyar Seni Multikultur. Tari BAmeti ini ditarikan langsung oleh pegawai BPNB Maluku dengan jumlah penari 6 orang. Tari Bameti ini diangkat dari tradisi masyarakat Maluku turun ke pantai untuk Bameti. Bameti adalah kegiatan memungut kerang-kerangan (gleaning shellfish) dan udang saat air laut surut “meti” dan pada saat bulan gelap. Bameti merupakan tradisi kuno perikanan tangkap yang hanya menggunakan tangkapan tangan (hand capture) yang masih dipraktekkan hingga saat ini. Oleh Ketua Sanggar Serafim, diceritakan dalam gerakan-gerakan tarian yang lembut dengan amanisa. Amanisa/amunisa adalah sebutan terhadap kegiatan yang dilakukan kaum hawa, dengan memakai alat tangkapan yang teranyam dari bambu, dan membetuk satu wadah yang memiliki satu lobang (disebut sebagai mulu/pintu amanisa) masuk, untuk menangkap ikan kecil dalam kolam-kolam kecil yang tidak kering waktu air meti.
Hari ke-2, Tim Penari BPNB Maluku menampilkan hiburan goyang Tobelo sebagai tari kontemporer. Goyang Tobelo saat ini sangat digandrungi masyarakat Maluku dan Maluku Utara karena gerakannya mudah diikuti dan diterima masyarakat. Goyang Tobelo terinspirasi dari masyarakat Tobelo perantauan yang merindukan kampung halamannya. Tim BPNB Maluku saat menarikan tarian ini sangat mudah diterima masyarakat Waisai, Raja Ampat, bahkan mereka ikut bergabung bergoyang bersama dengan para penari. Tidak hanya masyarakat, tamu undangan bahkan Dirjen Kebudayaan pun turut serta turun dan berbaur bersama penari dan masyarakat bergoyang dan bergembira bersama melepaskan penat. Kedua tarian yang dibawakan oleh perwakilan BPNB Maluku ini seiring dengan tema yang diusung pada Gebyar Seni Multikultur se-Indonesia tahun ini.