Jakarta, Hotel Amarossa(13/15). Seminar Nasional Kebudayaan yang dilakukan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan ini secara substansi menjawab kegelisahan masyarakat akan model pemerintahan baru versi Jokowi dan Jusuf Kalla dengan mengusung tema Revolusi Mental. Hal ini disampaikan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Dr Urip Danu Ismadi dalam laporannya. Selain itu juga dalam laporannya Kapuslitbang juga menyentil permasalahan kebudayaan sebagai warisan budaya yang mesti mendapatkan tempat di mata pemerintahan sebagai bagian dari dorongan Revolusi Mental. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh stakeholder kebudayaan Indonesia dengan menghadirkan para Narasumber yang ahli dibidangnya. Tema Kegiatan Seminar Nasional Kebudayaan adalah ” Paradigma Baru Strategi Kebudayaan Indonesia” tema ini menjadi orientasi pengembangan kebudayaan di Indonesia. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Dirjen Kebudayaan, Prof Dr Kacung Mardjian Phd. Pembahasan tema ini dijabarkan dalam tiga subtema yakni 1) Revolusi Mental Sebagai Paradigma Baru Strategi Kebudayaan. Pembahasan tema ini dilakukan oleh Narasumber,Dr Karlina Supelly dan Romo Benny Suteyo pr. Dua Narasumber ini membahas makna mendasar paradigma Revolusi Mental. 2) Mentalitas Orang Indonesia. Tema ini dibawa oleh Dr Sri Margono, Dr Pudjo Semedi, Dr Haryatmoko, Prof Dr Saldi Risa, Prof Dr Sunaryo Kartadinata.3) Merumuskan Strategi Kebudayaan. Tema ini dibahas oleh Prof Dr Ahimssa Putra, Prof Dr Ahmad Fedayani, Prof Ki Supriyoko. Kegiatan ini akan berlangsung pada 13 sampai 15 Oktober di Hotel Amorossa Jakarta.