Ambon, Maluku Program pelestarian kebudayaan di wilayah Maluku dan Maluku Utara, pada prinsipnya merupakan gagasan substanisi dari Tugas Pokok dan Fungsi Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon. Hal ini di sampaikan Ketua Panitia Mezak Wakim di sela-sela melaporkan kegiatan Lomba Bertutur Ceritera Rakyat Daerah Maluku 2014 yang mengetengahkan tema Menemukan Jatidiri Generasi Muda Maluku melalui Tradisi Lisan. Gambaran tema ini memberi perspektif tersendiri bagi keberlanjutan kebudayaan di Daerah Maluku. Adapun tujuan pelaksnaaan kegiatan Lomba Bertutur Ceritera Rakyat Daerah Maluku 2014 antara lain :
- Mempopulerkan sejarah lokal dan budaya lokal di kalangan para siswa SD se- Pulau Ambon.
- Menggali minat siswa SD di Bidang Sejarah lokal dan budaya lokal melalui ceritera rakyat daerah Maluku.
- Meningkatkan kemampuan siswa melalui tradisi lisan [sumber daya sejarah dan budaya] bagi pembentukan karakter generasi muda di Maluku.
- Menggali pengetahuan dan pemahaman siswa di bidang sejarah lokal dan budaya lokal sebagai bidang ilmu pengetahuan yang mampuh menginsipirasi perjuangan generasi muda di Maluku.
Pelaksanaan kegiatan Lomba bertutur ceritera rakyat daerah Maluku 2014 di buka secara langsung oleh Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon Stevanus Tiwery di aula Serbaguna Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon pada 28 Agustus 2014. Dalam Sambutan Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon di hadapan peserta lomba yang mewakili 14 sekolah dengan peserta lomba berjumlah 22 orang dan partisipan masing-masing sekolah 15 orang dan guru pendamping yang secara keseluruhan berjumlah 200 orang bahwa kecenderungan pelestarian kebudayaan lokal melalui sumber ceritera rakyat sangat efektif di lakukan bagi generasi muda khsusnya di tingkat SD. Hal ini kemudian mendorong Balai Pelesatrian Nilai Budaya Ambon menggas program Lomba Bertutur Ceritera Rakyat berturut turut sejak 2013 hingga kini. Dengan demikian besar harapan kita generasi muda kita di Maluku akan lebih mencintai budaya lokalnya sendiri, lanjut Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon. Pada pelaksanaan kegiata Lomba tersebut diikuti oleh 22 siswa SD se- Pulau Ambon antara lain SD Negeri 1 Ambon, SD Negeri 39 Ambon, SD Inpres 45 Wayame, SD Belso A2 Ambon, SD Negeri, SD Inpres Rumah Tiga Ambon, SD Negeri 2 Rumatiga Ambon, SD Negeri 2 Waai, SD Negeri 65 Ambon, SD Inpres 24 Ambon, SD Kristen Belso A1 Ambon, SD Negeri 3 hative Besar, SD inpres 24 Ambon, SD Negeri 15 Ambon, dan SD Negeri 4 Rumah tiga Ambon. Peserta yang mewakili sekolah bervariasi ada yang mengirimkan perwakilanya dua orang dan ada juga yang hanya satu orang peserta. Dewan juri yang menilai kegiatan lomba tersebut di bedakan atas kealihanya sehingga menentukanya juga sangat objektif. Juri yang di daulat dalam kegiatan tersbeut antara lain Jhon Pattiasina (Dosen Seajrah FKIP UNPATTI, Evi Kumbangsila Kantor Bahasa Ambon dan Stevanus Tiwery dari Balai Pelesstarian Nilai Budaya Ambon. Ketiga Juri tersebut mewakili unsur sejarah, budaya dan bahasa. Model penilaian yang di kembangkan Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon selama ini adalah untuk menentukan Juara tidak ada pertemuan dewan juri. Sehingga memaksimalkan kerja totalisator dalam menentukan juara berdasarakan rangking nilai yang telah ada. Hal ini di kembangkan guna mengurangi aspek subjektivitas dalam penentuan juara.
Dalam Pelaksanaan Lomba tersebut keluar sebagai Juara pertama adalah Putri Ubra dari SD Negeri 3 Rumahtiga Ambon dengan Judul Ceritera Sejarah Hubungan Pela Alang dan Latuhalat. Putri Ubra membawakan ceritera ini dengan dialeg ambon yang sesekali memberi kagum peserta dan dewan juri dengan mimik dan intonasi khas Ambon yang menonjol. Cewek hitam manis ini, memberi inspriasi besar bagi kebudayaan Maluku yang mencerminkan hubungan pela antar negeri-negeri di pulau Ambon.Hal ini cukup menyakinkan dewan Juri dan menetapkanya sebagai Juara pertama Lomba Bertutur Ceritera Rakyat Maluku dan berhak atas bonus sebesar Rp 5.000.000.- (lima Juta rupiah) bagi seorang putri yang masih duduk di bangku kelas 4 SD uang sebanyak itu tentu memberi rasa haru tersendiri, selain itu juga memberi kebanggaan pada Sekolahnya. Sementara Juara kedua di raih oleh Rendy Parera dari SD Negeri 2 Ambon dengan Judul ceritera tentang Perang Huamual, dan berhak atas bonus Rp 4.000.000, Juara Ketiga oleh Jean latuperissa yang juga dari SD Negeri 2 Ambon dengan bonus Rp. 3.500.000,- dan Juara Harapan pertama di raih oleh Claudia Sopamena dari SD Inpres Ambon dengan Judul Ceritera terputusnya Pulau Emas menjadi dua berhaka atas bonus Rp 2.500.000,- sedangkan Juara Harapan dua di raih oleh Angel Uspessy SD Negeri 3 Hative Besar dengan judul ceritera Perpisahan di Batu Pagar, berhak juga atas bonus Rp.2.000.000,- semua bonus tersebut pajak di tanggung pemenang. Selain mendapatkan bonus juga peserta mendapat sertifikat juara.
Adm Ambon Mezak Wakim