Nona Canela, Baju Cele, Ginggang, Kain Salele, Kain Kabaya Tempo Dulu dan Prospek Kedepan

0
6720

Penulis : Mathen M. Pattipeilohy, S.Sos

Dalam beberapa dekade periode peradaban orang Maluku, sebenarnya terjadi peningkatan pemikiran masyarakat untuk memodifikasikan model-model dasar dari bahan busana dan asesoris, khususnya di dunia bisnis busana. Pada akhir abad ke-20 (1900) sampai abad ke-22 (2021) ini, kaum pengusaha yang bergerak di dunia konveksi menggunakan sistem teknologi untuk memodifikasikan model-model busana serta motif-motif tradisional sebagai materi dasar untuk mengungkapkan citra dan karakteristik busana tradisional sebagai identitas suatu daerah. Hal ini dapat kita temui pada sistem tenun tradisional dengan perangkat tenaga manusia, yang dirubah secara drastis dan sangat efisien dengan menggunakan mesin-mesin produksi pemintal kain.

 BAJU CELE ATAU BAJU GINGGANG KAIN SALELE

Baju cele dan kain salele (baju dan dibahu kain pikul) kain kebaya dan kain salele di pinggang. Biasanya jujaro/nona/gadis yang memakai diberi istilah nona baju cele kaeng salele. Kalau seorang ibu (sudah kawin), diberi istilah Nyora baju cele kain salele. Pada umumnya busana ini memiliki corak warna ceria/berani (kebanyakan merah), karena memiliki nilai keceriaan dan kecekatan.

PAKAIAN PESTA NONA CANELA

Baju cele ini bermotif garis-garis geometris/berkotak-kotak kecil. Baju cele ini biasanya dikombinasikan dengan kain sarung yang warnanya tidak terlalu jauh berbeda, harus seimbang dan serasi.

Baju cele ini dipakai juga dalam upacara-upacara adat (acara pelantikan raja, acara cuci negeri, acara pesta negeri, acara panas pela dll.) dan di kombinasi dengan kain yang pelekat yang disalele yaitu disarung dari luar dilapisi sampai batas lutut dan dipakai lenso (sapu tangan yang diletakan di pundak).

Pakaian ini dipakai tanpa pengalas kaki atau boleh juga pakai selop. Konde/sanggul yaitu konde bulan                            

yang diperkuat lagi dengan tusukan konde yang disebut haspel yang terbuat dari emas atau perak.

PAKAIAN PENGANTIN NONA CANELA YANG DISEBUT BAJU MUSTIZA, BAJU PONO ATAU BAJU BASUMPA.

1.Sebagai hasil Akulturasi budaya orang Ambon dan Portugis yang disebut orang-orang Portugis campoeran yang diberi nama Mustiza / Mestiezen jang berarti campuran. Dalam buku Dr. F. de Haan jang disimpan dalam Museum Djakarta disebutkan Mardijkers, berarti tawanan jang dimerdekakan.

2. Sebagai Busana Perkawinan harus dipakai pada saat perkawinan. Sebelum hari perkawinan ada suatu proses yang disebut Masuk Minta Nona.uru bicara keluarga perempuan akan melayani seluruh pembicaraan dari keluarga laki-laki dengan bahasa yang halus, termasuk juga membicarakan syarat-syarat yang harus dipenuhi pihak lelaki, serta waktu yang tepat untuk melaksanakan perkawinan. Dua hari sebelum perkawinan, ada prosesi antar pakaian kawin. Seorang jujaro (anak gadis), ditemani oleh mata ina (seorang ibu) dari pihak lelaki mengantarkan baju mustiza atau baju basumpa, yang akan dibalas oleh keluarga perempuan dengan mengantarkan seperangkat pakaian kawin yakni celana panjang dan baniang untuk calon mempelai lelaki. Keluarga lelaki harus menyertakan sebotol anggur dan kue buatan sendiri sebagai oleh-oleh. Makna prosesi ini dimaksud, agar pasangan suami-istri saling bertanggung jawab kelak setelah menikah.

  • Baju berwarna putih, berlengan panjang dari kain brokar yang harus dan ada variasi motif renda kecil.
  • Baju ini motif baju cele leher bundar terbelah pada leher.
  • Pada bagian tangan kancing dari baju tersebut ditutup dengan band tangan yang divariasi dengan manik-manik warna emas dan pada bagian kiri pakaian tersebut akan disisipkan lenso pinggang yang terbuat dari sisa kain jenis brokar tadi dan divariasi dengan renda : sedang yang dipegang oleh pengantin disebut lenso tangan terbuat dari kain putih yang dibordir.

 COLE

 Cole dipakai pada bagian dalam dari baju modern tadi.

  • Cole yaitu baju dalam atau lebih dikenal istilah kutang, yang dipakai/dikenakan sebelum memakai baju/kebaya. Cole ini berlengan panjang tapi ada juga yang berlengan sampai ke sikut dan pada bagian atasnya diberi renda. Cole ini terbuat dari kain putih sedangkan bagian belakang yang lebih dikenal dengan istilah belakang cole itu juga dibordir. Bagian depan cole ini memakai kancing.
  • Kain pengantin terbuat dari kain saten merah atau juga beludru merah.
  • Kain ini menarik karena dihiasi dengan manik-manik warna emas pada bagian kain tersebut, dan pada kaki dari kain tersebut diberi renda warna emas.

 TALI KAENG

 Tali kaeng diikat pada kain pengantin agar tidak terlepas. Pada tali kaeng ini juga diberi renda. 

Mistiza  

  • Mistiza ini berbentuk huruf U panjangnya ± 60 cm mistiza ini dipakai dari depan ke belakang, berwarna merah diberi manik-manik dan diberi renda emas
  • Memakai kalung motif mutiara besar
  • Anting-anting/giwang

 Cenela  

  • Cenela adalah sejenis slop yang dibuat dari kulit. Ujung slop atau bagian atas cenela dilapisi dengan kain beludru yang dihiasi oleh hiasan bunga-bunga kecil yang dinamakan Laborcis yang berwarna keemasan, dipakai dengan kaos kaki warna putih.

 Sanggul  

  • Sanggul dihiasi dengan sosoboko yaitu kembang lingkar konde yang disebut bunga ron yang dibuat dari papeceda dengan 9 buah kembang goyang atau 7 bauh sebagai lambang Patasiwa dan terbuat dari emas dan tusuk konde yang disebut nano-nano dan juga sisir konde/sanggul, berwarna keemasan
  • Kalau pengantin yang masih gadis diberi renda hitam disebut pokis dibuat dari kain saten/renda gigi anjing ditaruh di atas dahi di depan konde.

 Pakaian Pengantin Laki-Laki

Pakaian lelaki terdiri dari :

Kebaya dansa

Kebaya dansa dipakai pada bagian luar berwarna merah, tanpa kancing berlengan panjang, dipakai hiasan renda, warna keemasan pada pinggiran kebaya dansa. Kain untuk kebaya dansa yaitu saten atau beludru merah.

Baniang Putih

Baniang putih dipakai pada bagian dalam dari kebaya dansa pakai kancing warna emas, dengan baniang leher bundar, kain yang dipakai adalah jenis kain saten. Baniang juga berlengan panjang.

 Band Pinggang

Band pinggang berwarna merah diikat pada bagian dalam dari kebaya dansa, pada pinggiran band pinggang dipakai renda keemasan dan variasi manik-manik emas dan memekai celana panjang hitam dan sepatu hitam.

PAKAIAN NAIK BAILEO, DIPAKAI DALAM UPACARA ADAT

Busana ini sama dengan Busana Baju cele dan kain salele. Hanya pada bagian atas baju berwarna hitam dan  cele (baju dan di bahu kain yang di cele/pikul). Kemudian bagian bawah, kain kebaya dan kain salele di pinggang. Pada untuk upacara ritual seperti ritual tutup rumah adat ataupun ritual yang berkaitan dengan adat umumnya busana baju dengan corak warna hitam, karena memiliki nilai kesakralan dan kewibawaan. Sedangkan kain cele berwarna merah melambangkan nilai keberanian yang bertanggung jawab.

NONA ROK

  • Kebaya putih tangan panjang berlengan kancing dari jenis kain Brokar halus.
  • Pengikat pinggang terbuat dari perak yang disebut pending.
  • Sepatu vantovel hitam dan berkaos kaki putih.
  • Rok dibuat/dijahit lipit kecil sekali dari jenis kain motif kembang kecil-kecil warna merah atau orange.
  • Konde dibuat dari rambut asli atau konde palsu yang siap dipakai yaitu konde bulan.

Perlengkapan Konde

  • Tusuk konde disebut haspel yang dibuat dari emas atau perak.
  • Kak kuping 4 buah ditusuk pada lingkaran konde bentuknya seperti kembang terbuat dari perak atau emas.
  • Sisir Konde diletakan pada bagian tengah dari konde tersebut dibuat juga dari emas atau perak.
  • Bunga Ron dilingkar pada konde tersebut dibuat dari bahan gabus atau papeceda

Perlengkapan Pakaian Dalam

Cole yaitu baju dalam atau disebut kutang yang dipakai/digunakan sebelum memakai kebaya. Ada cole berlengan panjang tapi ada juga cole berlengan pendek dan pada bagian atasnya diberi renda border Cole dibuat dari kain putih, sedangkan bagian belakang dari cole tersebut disebut belakang cole dibordir bagian belakang. Bagian depan cole memakai kancing Bagian ujung lengan diberi renda bordir. Pakaian nona rok biasanya dipakai oleh pendeta, guru, atau orang terpelajar,keluarga golongan menengah dan keluarga golongan pemerintahan. Pakaian ini dipakai pada acara-acara penting yaitu pesta perkawianan acara kenegaraan dan lain-lain.

COLE (KUTANG DALAM)

PAKAIAN PESTA

Budaya daerah kita memang melimpah. Begitu pula busananya. Sungguh sayang jika dibiarkan. Kali ini, kami menampilkan kreasi busana Maluku untuk Anda, sebagai alternatif tampilan etnik yang feminin sekaligus eksotis. Anda pun laksana none-none tempo doeloe yang mempesona Untuk tampilan semi formal, kenakan tunik cele ungu tua  dipadankan dengan kain tenun tanimbar senada. Untuk aksen yang chic, sampirkan kain tenun salele di pinggul.