Tolire adalah suatu lembah yang dalamnya kira-kira persegi dengan air yang berwarna kehijaun-hijaun,terdapat buaya yang panjangnya kira-kira 5 meter terdapat ikatan merah pada lehernya.
Menurut legenda Maluku Utara, buaya itu merupkan jadi-jadian, bila seseorang hendak mengunjungi Tolire Besar, maka disana ada pawang, ada yang mau melihat buaya di Tolire. Ia biasanya muncul di sebelah barat, disitu ada cara pawang ini memberikan telur dan ikan. Jika ada seseorang melihat buaya dengan ikatan merah dilehernya, ini berarti kita dapat bericara dengan buaya itu,entah bagaimana caranya,pawang itu lebih mengetahui.
Tolire kini merupakan tempat berkunjung bagi setiap orang yang mau melihat keindahan alamnya,”tolere gam saha” tolire kampung tenggalam adalah suatu kutukan dewa. Ini merupakan sebuah kumpung yang aman dan sentosa seperti dengan kampung yang lain di Kesultanan Ternate pada waktu itu. Pada umumnya mereka sangat menghormati para leluhur-leluhurnya. Bahkan disisi lain ada yang membuat sesajen-sesajen sebagai tanda terimakasi kepada dewa-dewa yang telah melindungi mereka dari marabahaya.
Persembahan sesajen atau uapacara dimulai maka segala kekurangan yang berhubungan dengan itu telah di saipkan sebagai upacara.Mereka memakai pakaian berwarna-warni untuk lebih menambah semarak uapacara itu. Gong dan tifa serta penari penarinya yang lemah lembut menampilkan kebolehannya. Tuak dan arak pun tak ketinggalan.Mereka menikmati sampai tak sadar diri, padahal kepala kampong sudah memberitahukan bahwa selama upacara semalam tidak ada pelanggaran-pelanggaran yang nantinya membuat dewa murka.
Malam pun tiba upacara pun berjalan dengan hikmanya. Tiba-tiba kejadian naas itu terjadi, untung pun tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, terjadi sesuatu malapetaka yang tidak dapat dilupakan oleh siapa saja terumata rakyat Maluku utara.
Upacara sesajen yang merupakan upacara adat itu telah dilanda malapetaka bagi semua yang hadir pada waktu itu karena tuak dan arak telah menguasai diri masing masing, kepala kampung pada malam itu menari dengan rakyat tiba tiba menghilang dengan anak gadisnya. Kecantikan yang tak ada bandingannya, rambutnya yang panjang sebatas betis, mengenakan ikat kepala dan memakai pakaian yang berkilauan membuat kepala kampung atau bapaknya sendiri sudah mabuk-mabukkan dan tidak tahu lagi kalau gadis yang sedang dibawahnya ialah anaknya sendiri.
Maka terjadilah suatu malapetaka pada manusia yang sedang tidur lelap, diantara penghuni kampung itu ada seorang yang terbangun menjelang subuh karena akan menyusui anaknya, tiba-tiba seorang ibu mendengar kokok ayam berkokok, “tolire gam jaha, tolire gam jaha, tolire gam jaha …” yang artinya tolire dilanda bencana, tolire akan tenggalam, suara kokok ayam ini terdengar sampai tiga kali, setelah mendengar suara kokok ayam perasaan takut tiba tiba ada pada dirinya dan ia memutuskan untuk menggendong anaknya yang masih kecil segera melarikan diri dari kampung, tetapi pada saat itu terdengarlah gemuruh air dan benturan-benturan keras bunyina, seketika ia sadar bahwa kampung tolire akan renggalam.
Sebelum kampung tolire tenggelam adak gadis ini lari ke pantai hendak menyelamatkan diri dengan perahu sampan. Tetamu yang hadir pada jamuan sesajen itu pun melarikan diri. Tetapi baru saja anak gadis sampai ke tepi pantai mencapai taliperahu dan sebelum sempat ke laut disituakhirnya pecah dan di sekitarnya tergenang air, maka terjadilah tolire kecil.
Dapat dilihat jarak laut dengan tolire sekitar 50 meter.Dan kedalaman 6 – 7 meter di sudut sebelah selatan. Dari kedalaman itulah gadis itu terkubur di dasar Tolire kecil. Inilah sebagai tanda bahwa tolire tenggelam dengan menimbun manusia-manusia berdosa yang di dalam hidupnya mereka melangkah keluar dari larangan-larangan Tuhan, jadi tolire besar itu adalah orang tuanya dengan masyarakat yang berbuat dosa yang ada disitu, dan tolire kacil adalah anak gadisnya.