Zulkifli Harto Tampil sebagai Pemakalah Syair di Malaysia

0
220
Zulkifli Harto saat menyampaikan makalahnya tentang Syair Siti Shianah

Persatuan Bitara Syair Nusantara (BITARA) menyelenggarakan Festival Syair, Teater, dan Seni Tradisi (SETANGGI) Antar Bangsa ke-5 di Pahang, Malaysia. Tahun ini mengangkat tema “Unsur Islam dalam Syair”. Berbagai acara digelar dalam festival tersebut, seminar syair, konser syair, pertunjukan teater syair, serta pemberian anugerah kepada Biduan Syair dan Bitara Syair.

Dalam menyelenggarakan kegiatan ini Persatuan Bitara Syair Nusantara (BITARA) bekerjasama dengan Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP), Kerajaan Negeri Pahang, dan Kementerian Pelancongan, Kesenian, dan Kebudayaan (MOTAC). Kegiatan ini berlangsung pada Kamis-Sabtu (15-17/09) berlokasi di Widad University College, Kuantan, Pahang.

Pada kesempatan tersebut Zulkifli Harto (BPNB Provinsi Kepulauan Riau) diundang sebagai salah satu narasumber dalam seminar syair. Dalam makalahnya Zulkifli Harto mengangkat “Ajaran Islam dalam Syair Siti Shianah”. Syair Shianah merupakan syair gubahan Raja Ali Haji (1008-1873) yang berbicara tentang etika perempuan. Selain itu, kepala Tata Usaha BPNB Provinsi Kepulauan Riau tersebut mendapatkan penghargaan sebagai Bitara Syair 2022. Penghargaan Bitara Syair tersebut diberikan kepada orang-orang yang dianggap berjasa dalam pelestarian syair Melayu. Zulkifli Harto berhak mendapat dana apresiasi sebesar RM1.000.

Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat jalinan kerja sama antar negara ASEAN dalam bidang kebudayaan, khususnya kebudayaan Melayu. Negara-negara ASEAN tersebut mempunyai benang merah ikatan batin, yaitu kebudayaan Melayu. Dalam hal ini negara-negara tersebut saling menguatkan dan melestarikan kebudayaan Melayu, satu di antarnya adalah syair.

“Syair merupakan khazanah budaya Melayu, bukan hanya terdapat di Malaysia dan Indonesia saja, melainkan syair juga terdapat di Brunei, Singapura, dan Thailand. Kiranya syair dapat diusulkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) dunia milik bersama. Kita punya tanggung jawab bersama-sama dalam melestarikannya”, papar Zulkifli Harto dalam pidato pembukaan acara tersebut.

Hadir dalam kegiatan tersebut perwakilan menteri besar Pahang, Jawatan Kementerian Pelancongan, Seni, dan Budaya, Jawatan Kebudayaan dan Kesenian (JKKN) Pahang, dan para seniman dan budaya dari negara-negara ASEAN. Termasuk Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat, pimpinan Azmi Mahmud.

Pada acara penutupan Agung P. Umar, kepala stasiun RRI Medan, mewakili direksi RRI nasional yang berhalangan hadir, menyampaikan harapan Direksi RRI, kiranya tahun depan kegiatan ini dapat ditaja di Jakarta dan RRI Nasional sebagai penyelenggaranya. Acara ditutup oleh Datok Sri Hj. Shahaniza binti Shamsuddin dari Majelis Kebudayaan Negeri Pahang atau Majelis Musyawarat Kerajaan Pahang sebagai Perwakilan Kerajaan Pahang. Dalam sambutan penutupannya beliau berharap kegiatan ini dapat terus diselenggarakan sebagai upaya melestarikan khazanah budaya Melayu. Secara khusus, dirinya berharap Pahang dapat menjadi pusat pengembangan dan pelestarian syair Melayu di masa depan. ***

(Jauhar Mubarok)