Zainul Bahri, Perajin Batik Senior Jambi

0
1044
Datuk Zainul Bahri (pakai baju batik) dengan Koreografer, Tom Ibnur

Zainul Bahri bukanlah nama asing di kalangan perajin batik. Pria kelahiran 27 Mei 1960 ini mengakrabi batik Jambi dimulai sejak dirinya masih duduk di bangku Sekolah Dasar dengan mengikuti jejak sang nenek.

Namun sejak 1996 Datuk Zainul mulai merintis usaha sendiri dengan bendera Bahri Batik, dan namanya terus moncer melalui karya-karya batik berbahan dasar alami, berupa kulit kayu dan daun-daunan. Meski tak lagi muda, bapak beranak dua ini masih aktif mengikuti pelbagai iven pameran batik, seperti baru-baru ini INACRAFT 24-28 April 2019 dan Gelar Batik Nusantara (GBN) 8-12 Mei 2019. Kedua kegiatan ini berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC).

Hebatnya, di sela perhelatan INACRAFT, Datuk Zainul Bahri, mewakili perajin batik Jambi, berkesempatan bertemu dan bercakap-cakap langsung dengan orang nomor satu di Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo, di depan stand Dekranasda pemerintah Kota Jambi.

Zainul Bahri bersama Presiden Jokowi

Datuk Zainul juga aktif sebagai pembina kelompok batik Sipin Jajaran dan menerima komunitas atau perorangan untuk belajar batik, yang bertempat di Rumah Tenun, Binaan Disperindag Kota Jambi, tak jauh dari tempat tinggalnya sehari-hari. Sederet desainer ternama tanah air, sebut saja, Itang Yunasz, Iwan Tirta, Edwar Hutabarat, Ramli, Karmanita, turut mempopulerkan karya-karyanya. Begitu juga bersama perajin batik Jambi, Susi Songket dan Cik Mia Songket, motif batik Jambi karya Datuk Zainul dituangkan dalam kain songket dan penggalian warna alam Jambi untuk pewarnaan batik Jambi, antara lain, dari getah jernang, serbuk bulian, kayu surian, kulit jengkol, daun alpukat, sabut kelapa dan lain-lain.

Zainul rajin masuk-keluar hutan dan pergi-pulang pasar guna mendapatkan bahan perwarnaan alami memberi kesan kuat kesungguhannya melestarikan batik klasik Jambi.
Ada 460 lembar desain motif batik karyanya dan 40 replika atas motif batik kuno Jambi. Desain motif batik tersebut, selain menunjukkan banyak dari sisi jumlah, juga kemampuannya mengartikulasi kekayaan khazanah budaya Jambi ke dalam dimensi visual motif batik. Keseluruhan motif batik yang dibuat Datuk Zainul Bahri mereprsentasikan identitas sejarah dan keanekaragaman budaya di Bumi Pucuk Jambi Sembilan Lurah. Bahkan loaksi daerah tempatnya tinggal, Danau Sipin, menjadi salah satu motif unggulan yang terus digalinya.

Ia hanya berharap perajin batik atau mereka yang menekuni bisnis batik berlaku jujur. Tidak menjual motif batik karya orang lain, kecuali seizin pemilik motif batik atau dengan kata lain terjalin kerjasama saling menguntungkan. Faktanya, praktek plagiasi motif batik brand miliknya yang berulangkali terjadi. Canting cap batik bermotif Ikan Botia dan Ikan Ringo karya Zainul Bahri, dijiplak dan diperjual-belikan oleh seseorang di Pekalongan tanpa restu darinya. Desain motif batik Bungo Sekat dan Incung Beruk miliknya dijiplak oleh kompetitor sesama perajin batik dan dipasarkan secara bebas di toko-toko batik. **