Wiwik Paparkan Perspektif Sejarah Melayu Kepri

0
335
Peneliti Madya BPNB Kepri, Anastasia Wiwik Swastiwi P.hD bersama mahasiswa FKIP Umrah, Senin (22/5) kemarin.

Peneliti Madya Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri, Anastasia Wiwik Swastiwi P.hD kembali didaulat menjadi dosen tamu FKIP Umrah Kepri untuk memberikan kuliah umum dalam mata kuliah Tamadun Melayu, Senin (22/5) di Kampus Umrah, Senggarang. Wiwik memaparkan tentang Perspektif Sejarah Melayu Kepri.

Umrah dalam beberapa kali kesempatan mengundang dosen tamu untuk mengajar mata kuliah khas Kepri itu, yakni Tamadun dan Tunjuk Ajar Melayu yang menjadi mata kuliah wajib. Wiwik mengatakan, ia sudah beberapa kali menjadi dosen tamu untuk mata kuliah Tamadun dan Tunjuk Ajar Melayu di FKIP. Tawaran dari pihak kampus diterimanya dengan senang hati. Ia menyanggupi karena ada kepuasan tak terhingga berbagi ilmu dengan mahasiswa. Tak hanya itu, dengan mengajar juga salah bentuk pengabdian pada dunia pendidikan dan masyarakat.
“Senang sekali ditawari pak Abdul Malik, Dekan FKIP Umrah untuk beri kuliah seperti ini. Di Stisipol juga pernah,”kata Wiwik, kemarin.

Wiwik sedikit diantara sejarawan akademis yang ada di Kepri. Ia mencatat sejarah karena peneliti pertama BPNB se-Indonesia yang meraih gelar doktor.Ia Wiwik berhasil mempertahankan disertasinya dihadapan sejumlah penguji dari sejumlah negara. Disertasinya khas Kepri. Ia menulis “Joget Dangkung Kepulauan Riau Indonesia: Dari Hiburan Kampung Nelayan Kepada Persembahan Pentas”. Para penguji, diantaranya Prof DR I Wayan Dibia, Guru Besar ISI Denpasar, Prof Lawrence Nathanael, ahlu etnografi dan etnomusik dari Akademi Pengajian Melayu Universiy of Malaya. Bertindak sebagai promotor, Prof Madya Hanafi Hussin, Dekan Fakulti Sastra dan Sains Sosial University of Malaya.

Sepanjang karirnya di BPNB Kepri sejak 1998, cukup banyak buku yang ditulisnya. Salah satu bukunya yang jadi rujukan adalah Pulau Galang Wajah Humanisme Indonesia, Penanganan Manusia Perahu Vietnam 1979-1996. Bukunya yang lain tentang Sejarah Karimun, Sejarah Pelalawan, Hubungan Jambi-Johor abad 17, Jambi dalam Lintasan Sejarah, Toponimi Natuna, Sejarah Pembentukan Kota Ranai, Pulau Tujuh dan sejumlah buku tentang Kerajaan Riau Lingga Johor dan Pahang. Ia juga termasuk salah satu penulis Buku Sejarah Kejuangan dan Kepahlawanan Sultan Mahmud Riayat Syah, Yang Dipertua Besar Kerajaan Riau Lingga Johor dan Pahang (1761-1812). Ia juga rajin menulis di jurnal nasional dan internasional, seperti Journal of Southeast Asian Studies. Tulisannya yang lain yang cukup menarik adalah “Kepulauan Riau dan Dinamika Sosial Ekonominya” dalam Agus Suwignya (et al), Sejarah Sosial (di) Indonesia: Perkembangan dan Kekuatan, Yogyakarta: Jurusan Sejarah UGM, 2011. Saat ini Wiwik juga jadi anggota Tim Ahli Cagar Budaya Kepri dan juga masuk dalam Tim Pengkaji Penilai Gelar Daerah (TP2GD) Kepri. **