Tari Nyabok lahir dan berkembang di Desa Candi, Kecamatan Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri. Tarian ini dilestarikan tokoh bernama Ardaya. Tarian ini sudah ada sejak tahun 1950 dan masih eksis hingga saat ini.
Nyabok ditarikan saat acara pada adat pernikahan. Tarian ini dilakukan pada malam hari .Dilaksanakan sebelum kedua mempelai bersanding. Menurut kepercayaan waktu penyajian malam hari sesuai dengan tradisi melayu sebagai malam menolak bala dan melindungi pasangan pengantin dari marabahaya serta memunculkan aura maupun cahaya pengantin.Tari Nyabok merupakan tarian sakral yang mulanya diangkat dari cerita zaman dahulu yang menggambarkan pengantin diibaratkan seorang Raja dan Ratu yang harus dihormati dan diperlakukan dengan baik sesuai dengan tradisi setempat.
Tarian yang ditarikan oleh penari yang berjumlah bilangan ganjil yang dimulai dari bilangan 3,5,7 dan 9, sesuai dengan lilin yang disajikan. Pada saat pertunjukan tari Nyabok perlu adanya tepung tawar atau sesaji. Bahan-bahan yang digunakan dalam tepung tawar (beras kunyit , beras basuh, beretih, air tepung tawar, perenjis, embat-embat.
Proses tarian dimulai penari masuk satu persatu secara bergantian di hadapan kedua mempelai. Dalam menarikan tari Nyabok ada yang namanya mencecah inai yang artinya (cecah inai) sebagai simbol dari rumah tangga dan watak dari manusia itu sendiri terlihat dari warna merah atau tidaknya inai yang dicecah ketelapak tangan pengantin.
Tari Nyabok awal mulanya ditarikan oleh kaum laki-laki karena gerak yang digunakan menggunakan ruang gerak yang sangat luas sehingga tak mungkin dilakukan oleh wanita, dan perkembangan saat sekarang boleh ditarikan oleh kaum perempuan karena geraknya diperhalus dan bisa dilakukan oleh perempuan, selain gerak diperhalus agar bisa ditarikan oleh perempuan tentu paling utama kebutuan agar lestari dan tidak punah dimakan waktu.
Menurut Evi Saharah skripsinya berjudul Tari Nyabok di Desa Candi, Kecamatan Palmatak, Anambassaat pertunjukan tari Nyabok, wujud petunjukannya tetap berazas pada ajaran agama Islam karena dari syair dan pantun-pantun yang dinyayikan merupakan pantun-pantu nasehat. **