Bedeti merupakan tuturan yang berisi doa kepada Sang Pencipta. Disampaikan oleh seorang dukun atau tetua yang berdiri paling depan memimpin prosesi Tari Bedeti.
Ada bermacam-macam Tari Bedeti, setiap jenisnya disesuaikan dengan konteks acara yang berlangsung. Secara umum ada 3 jenis Tari Bedeti. Yakn Tari Bedeti Mandi Anak, Tari Bedeti Pernikahan dan Tari Bedeti Persembahan. Tari Bedeti mandi anak dilakukan dengan turun ke lokasi air mengalir atau sungai menjelang matahari terbit, kemudian seorang dukun memandikan anak tersebut sambil bertutur yang mengandung doa agar anak selalu dalam perlindungan Tuhan, dihindarkan dari segala penyakit, menjadi anak yang tidak melawan orang tua, wibawa, bijaksana dan ksatria.
Tari Bedeti pernikahan dilaksanakan oleh dukun pria dengan penari pria sebagai pengawal mengelilingi sepasang kekasih, tutur yang disampaikan oleh dukun adalah doa-doa agar jauh dari celaka, dimurahkan rezeki dan dijauhkan perpisahan dunia. Terakhir, Tari Bedeti Persembahan, tarian ini dilaksanakan oleh dukun perempuan yang menuturkan ungkapan terima kasih kepada seluruh yang hadir, berucapkan maaf bila ada persembahan kami ada yang salah, dan mendoakan kepada seluruh yang hadir sehat dan selamat dunia akhirat.
Tarian ini terancam punah. Melihat kondisi ini, Teater Tonggak Jambi menghadirkan pertunjukan seni tari asal Suku Anak Dalam (SAD) Kelompok Hari yang berada di Desa Pelepat, Kabupaten Bungo, di Teater Arena Taman Budaya Jambi (TBJ) Sungai Kambang Kota Jambi, Ahad (14/7) nanti. Pergelaran Tari Bedeti hasil pengolahan Teater Tonggak yang melakukan riset secara langsung sejak Maret 2019 kepada Nurbaiti (81) atau biasa disapa Mak Nur tersebut, bekerja sama dengan Pundi Sumatera dan didukung TBJ UPTD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi.
Raja Rizky Maylando, Sutradara sekaligus Ketua Pelaksana pertunjukan mengatakan bahwa tanggungjawab semua dalam mempertahankan eksistensi Tari Bedeti yang hampir punah.” Tari Bedeti harus dilestarikan. Pengolahan Tari bedeti yang disajikan merupakan wujud kepedulian kita sebagai pemerhati seni budaya Suku Anak Dalam, kata Raja. **