Masyarakat Batanghari, Jambi boleh berbangga. Salahsatu karya budaya dari Batanghari, yakni tapa malenggang ditetapkan jadi warisan budaya tak benda (WBTB) 2019 oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Penggiat Budaya Kemdikbud yang bertugas di Jambi, Sean Popo Hardi mengatakan, Sertifikat WBTB yang didapat nanti bagusnya diletakkan di ruangan Bupati Batanghari. Tujuannya agar pak Bupati selalu melihat dan peduli pada pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan karya budaya tapa malenggang yang telah susah payah ditetapkan menjadi WBTB. Selain itu, memasukkannya menjadi materi muatan lokal, mempromosikan pada acara-acara besar daerah, workshop, perlombaan, festival, dan pameran. “Perlu juga memberikan penghargaan kepada pelaku dan pelestari tradisi tapa malenggang. Ini tindak lanjut terhadap karya budaya yang sudah ditetapkan,”kata Popo.
Tapa malenggang cerita rakyat dari Batanghari. Tapa malenggang adalah sebutan salah satu jenis ikan di Batanghari yang memiliki peran dalam sejarah Kabupaten Batanghari, salahsatu kabupaten tertua di Jambi. Ikan itu berukuran besar, panjangnya bisa mencapai hampir satu meter. Ikan tersebut saat bergerak dalam air badannya meliuk-liuk, makanya disebut ikan tapa Malenggang.Di Batanghari berkembang cerita rakyat Tapa Malenggang. Ikan Tapa ini dianggap salah satu ikon penting oleh masyarakat Batanghari.
Mengutip buku Lembaga Adat Kabupaten Batang Hari, dikisahkan ada tiga ikan sakti bernama tapa malenggang (mambang di awan), tapa kudung (mambang di bulan) dan tapa tima (mambang sakti). Ayah mereka bernama Sati Menggung dan ibu mereka bernama Sicindai Laut. Sati Menggung kakak beradik dengan Datuk Si Panjang Jangut, dan istrinya bernama Dewo Sakti. Datuk Si Panjang Jangut mempunyai anak tiga orang yaitu: anak pertama Siti Muno, anak kedua bernama Rajo Mudo dan yang bungsu bernama Mabang Di Rete. Ketiganya mendapat tugas dan gelar sesuai tugas yang diberikan. Siti Muno bertugas di Muaro Sungai Temsu bergelar Ular Bide. Rajo Mudo bertugas memasang menteban besidi Gemulan Tujuh Uluan Sungai Batang Hari. Mabang Di Rete bergelar Labi-Labi Putih bertugas di Sungai Bekal oleh ayahnya Datuk Seh Sepanjang Jangut, dan dia dibekali satu keris bernama Secangkir Ufas. Apabila kena keris tersebut seperti serasa minum racun, juga dibekali ilmu bernama Mentelak Idak Mati Berdara.
Ular Sawo, Ular Bide, Labi-labi Putih dan Rajo Mudo. **