Adapun untuk tradisi pencak silat Indonesia, UNESCO menjelaskannya sebagai tradisi yang mengandung nilai olahraga, aspek mental-spiritual, bela diri, dan seni. Istilah ‘pencak’ lebih dikenal di Jawa, sedangkan ‘silat’ lebih dikenal di Sumatera Barat. Tiap daerah punya gaya tersendiri, dilengkapi dengan musik, kostum, dan senjata tradisional. UNESCO menggunakan istilah ‘tradisi pencak silat’ untuk Indonesia dan ‘silat’ untuk Malaysia.
Praktisi pencak silat diajarkan untuk menjaga hubungan dengan Tuhan, manusia, dan alam, melindungi diri sendiri dan orang lain, menghindari tindakan menyakiti penyerang, dan menjalin persahabatan. Pengetahun terkait silat diajarkan di pendidikan nonformal, termasuk tradisi tutur, salam, frasa falsafah, pantun, nasihat, lagu, dan teknik bermain peralatan.**