Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri, Toto Sucipto memberikan sosialisasi tentang warisan budaya tak benda (WBTB) pada jajaran pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Siak di Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM), Siak, Ahad (16/4) kemarin.Pencatatan WBTB hendaknya melibatkan penggiat atau pemerhati budaya yang ada di Siak.
“Saya menyarankan agar Pemkab Siak mengandeng sekolah-sekolah, penggiat budaya atau komunitas pemerhati budaya dalam pencatatan WBTB. Kalau mengandalkan hanya pegawai Dikbud, itu terbatas,”kata Toto.
Dalam sosialisasi, ia menyebutkan adadua formulir yang harus diisi, yakni formulir pencatatan dan formulir penetapan. Ada panduan yan sudah dibuat proses pengisiannya dari pencatatan, pengusulan, penetapan hingga penominasian. Idealnya sosialisasi terkait WBTB ini harus melibatkan masyarakat lebih banyak sehingga data WBTB Siak lebih banyak terdata.”Saya tadi keliling arena pameran sekolah dan kecamatan. Banyak sekali dipamerkan kuliner khas Siak. Itu belum terdata. Bagus sekali kalau pihak sekolah dilibatkan dalam pencatatan WBTB,”ujarnya.
Sementara, Kadisdikbud Siak, Khadri Yafis mengatakan, ia sengaja mengajak Kepala BPNB Kepri, Toto Sucipto untuk memberikan sosialisasi agar jajarannya bisa memahami pencatatan WBTB ini sampai proses pengusulan dan penetapan. “Jujur saya kami belum banyak tahu apa itu WBTB, proses pencatatan hingga pengusulannya. Dengan adanya sosialisasi ini, banyak informasi yang kami dapatkan. Data-data juga dapat di-share ke kami,”kata Khadri.
Ia berharap agar karya budaya Siak semakin banyak yang tercatat dan ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Tenun Siak ditetapkan sebagai WBTB Indonesia tahun 2013. “Kami banyaktradisi lisan, kuliner, kerajinan tradisional, tarian,musik khas Siak,”sebutnya. **