Rangkai Kebhinekaan, Belajar Bersama Maestro Randai Kuantan

0
270
Fakhri tampil dalam pertunjukkan randai kuantan di Malaysia beberapa waktu lalu foto:riaupos.co.id

Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri menggelar kegiatan Belajar Bersama Maestro (BBM) Randai Kuantan tanggal 4-6 April 2016mendatang di Taman Budaya, Pekanbaru, Riau. Kegiatan ini menghadirkan narasumber maestro dan seniman Randai Kuantan, yakni Fakhri, Suparmi dan Sutra Harmiko.

Kepala BPNB Kepri, Toto Sucipto mengatakan, BBM yang mengangkat seni tradisi Randai Kuantan merupakan bentuk kegiatan fasilitasi dan kemitraan dalam pelestarian budaya. Tujuannya adalah sebagai wujud apresiasi dan pelestarian atas ditetapkannya Randai Kuantan sebagai Warisan Budaya Tak Benda 2016 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan ini menjadi tindak-lanjut nyata dari dukungan BPNB Kepri dalam pelestarian budaya untuk mendorong partisipasi aktif berbagai unsur masyarakat, generasi muda, pendidik, dan instansi terkait. “Melalui kegiatan ini, kami berharap seni
tradisi Randai Kuantan tidak hanya dikenal luas, tetapi juga hidup dan terwariskan pada generasi muda,”kata Toto.

Sita Rohana selaku ketua panitia, menyebutkan, BBM ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengajarkan kesenian Randai Kuantan kepada generasi muda yang berasal dari beragam etnis, sehingga dapat menjadi kesenian yang menyatukan perbedaan
sekaligus menumbuhkan kecintaan pada tradisi. Melalui kegiatan ini diharapkan para peserta lebih menghargai dan mencintai seni tradisi, terlepas dari etnisitas. Peserta juga dapat mengetahui dan memahami unsur-unsur Randai Kuantan. Selain itu, dapat turut serta secara aktif dalam upaya pelestariannya. Para guru juga dapat menularkan pengetahuannya tentang Randai Kuantan kepada anak didik.
“Kita hadirkan maestro dan seniman Randai Kuantan. Selain maestro, kita juga menampilkan tiga narasumber pendukung sebagai kerangka pelestarian Randai Kuantan. Toto Sucipto, Yoserizal Zen dan Al azhar,”ujarnya.

Ditambahkan, peserta kegiatan ini sebanyak 50 orang yang terdiri atas guru-guru kesenian tingkat pendidikan menengah, siswa sekolah menengah, mahasiswa, pegiat seni pertunjukan, dan utusan dari instansi-instansi terkait. Ruang lingkup materi kegiatan ini meliputi pengenalan kesenian Randai Kuantan, praktik, dan pertunjukan. Sedangkan, tema BBM Randai Kuantan ini adalah “Merangkai Kebhinnekaan dengan Benang Tradisi”.

Kegiatan BBM telah dimulai BPNB Kepri sejak tahun 2016 yang mengangkat seni tradisi Onduo dari Provinsi Riau. Pada tahun 2017 ini memilih Randai Kuantan yang telah mendapat pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia pada tahun 2016 lalu. Randai Kuantan menjadi arena untuk berkomunikasi, berbagi ingatan dan emosi kolektif, mencerna realitas keseharian, mengolah dan mengabstraksikannya dalam realitas kebahasaan, dan kemudian menggubahnya sebagai sebuah seni pertunjukan untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan yang terpahami oleh khalayaknya.

Randai Kuantan memiliki peran besar sebagai sarana untuk memupuk nilai-nilai kebersamaan. Walaupun secara historis berasal dari Minangkabau, Randai Kuantan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Melayu di Kuantan Singingi. Di samping itu, Randai Kuantan telah berkembang jauh meninggalkan dan menanggalkan bentuk asalnya dan menjelma menjadi seni pertunjukan yang jauh berbeda dengan aslinya. Perubahan yang terjadi pada Randai Kuantan tidak lain sebagai hasil dari persentuhannya dengan realitas keseharian sebagai strategi penyesuaian diri agar lebih diterima masyarakat setempat.
Randai Kuantan hari ini merupakan perpaduan antara musik, tari, nyanyi dan dialog (lakon) para pemain: sebuah seni pertunjukan yang ramai dan lengkap. Tidak dapat dinafikan bahwa Randai Kuantan yang berkembang hari ini adalah hasil pengaruh yang inspiratif dari Teater Bangsawan maupun Stambul dan seni-seni pertunjukan lainnya. Dibandingkan beberapa
seni pertunjukan tradisi lainnya,Randai Kuantan masih mendapat tempat dan bertahan di tengah kehidupan yang kian modern.**