Pulau Penyengat Jadi Pulau Perdamaian Dunia

0
431

Komite Perdamaian Dunia (World Peace Community) yang beranggotakan 202 negara menetapkan Pulau Penyengat sebagai Pulau Perdamaian Dunia.

Pulau Penyengat resmi ditetapkan sebagai Pulau Perdamaian Dunia oleh Presiden World Peace Community Prof. Dr. Djuyoto Sutani di Balai Adat Pulau Penyengat Kota Tanjungpinang, Ahad (15/9).

The World Peace Communitte atau Komunitas Perdamaian Dunia ini sendiri dibentuk oleh 202 negara dari seluruh Dunia. Proses penetapan sebuah wilayah menjadi kawasan yang layak dijadikan ikon Perdamaian Dunia sangat panjang. Karena harus melalui berbagai seleksi yang ketat dan bersaing dengan 202 negara lainnya.

Dengan telah ditetapkannya Pulau Penyengat sebagai Pulau Perdamaian Dunia, diharapkan nantinya Pulau Penyengat semakin dikenal di 202 negara yang menjadi bagian dari anggota Komite Perdamaian Dunia.

Tujuan pemberian gelar Pulau Penyengat sebagai Pulau perdamaian Dunia adalah memperkenalkan pulau Penyenhat kepada 202 negara.

Komite Perdamaian Dunia sendiri dideklarasikan pada tahun 1997 di Basel Swiss, Eropa. Kemudian dikukuhkan di Newyork, Amerika Serijat. Selanjutnya menyebar di 202 negara dan masing-masing saat ini ada kantor perwakilannya.

Gubernur Kepri H. Isdianto dalam sambutannya mengajak masyarakat syukuri anugerah atas diresmikannya Penyengat sebagai Pulau Perdamaian Dunia.

“Kita menjadi akan dikenal di 202 negara. Ini jelas bukan kerja main-main. Selanjutnya tinggal kita di daerahlah, bagaimana memikirkannya secara internal. Jangan sampai momen sebagus ini tersia-siakan,”kata Isdianto.

Selain itu bersama DPRD Kepri juga, Isdianto mengajak bersama-sama memikirkan nasib Penyengat kedepannya.

“Mari kita sharing. Kita konsep lebih baik setelah ditetapkan sebagai Pulau Perdamaian Dunia. Dulu Tugu bahasa sempat digagas pada masa H. M Sani, namun terhenti. Insya Allah di 2021 bisa kita lanjutkan kembali. Karena tugu bahasa ini sebagai bukti jati diri bahwa bahasa Indonesia berasal dari sini,” terang Isdianto.

Presiden Komite Perdamaian Dunia Prof. Dr. Djuyoto Sutani mengatakan bahwa etika dunia adalah etika universal. Setelah Penyengat ditetapkan sebagai Pulau Perdamaian, maka dia mengatakan akan langsung memasarkannya kepada Dunia.

“Tahun lalu, kita merayakan Hari Perdamaian Dunia di Jepara dengan dihadiri oleh puluhan duta besar negara-negara anggota Komite. Tahun ini saya akan kembali mengundang delegasi daro 202 negara untuk merayakan hari Perdamaian dunia di Pulau Perdamaian Dunia ini,” kata Djuyoto Sutani.

Djuyoto juga mengatakan bahwa dalam sejarahnya, Penyengat adalah tempat berkumpulnya ilmuan, pemikir dan penulis-penulis hebat. Raja Ali Haji salah satunya.

“Kini resmi sebagai Pulau Perdamaian Dunia Sepanjang Masa. Syair-syair gurindam 12 bahasanya sangat damai dan maknanya sangat dalam. Kini menjadi PR kita bersama untuk memarketinginya. Dan Penyengat harus kita ubah menjadi ‘Penyemangat,” katanya.**