Presiden Orang Suku Laut Diundang ke Istana

0
1510
PRj Haryono Sri Bijawangsa, Presiden Lembaga Adat dan Bahasa Orang Laut Indonesia (Labboli)

Presiden Lembaga Adat Budaya dan Bahasa Orang Laut Indonesia (Labboli), Panglima Raja Haryono Sri Bijawangsa mendapat berkah karena diundang ke Istana Negara dan bertemu Presiden Joko Widodo, Kamis (16/11) ini. Undangan pertemuan disampaikan petugas dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Saya kaget juga saat ditelp. Diundang pak Jokowi, pertemuan di istana,”kata Haryono, kemarin.

Tak mudah percaya begitu saja, Haryono ingin memastikan kebenaran undangan itu. Ia pun menghubungi sejumlah pihak, termasuk staf Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri yang merupakan unit pelaksana teknis (UPT) Ditjen Kebudayaan di Tanjungpinang.”Ternyata benar. Nama-nama ketua adat atau kepala suku pernah didata. Direktorat Jenderal kebudayaan meminta ke UPT untuk
mengirim nama-nama itu,”ujarnya yang mengaku sudah berada di Jakarta.

Ia sendiri mengaku belum mengetahui agenda pertemuan. Namun yang pasti dalam pertemuan itu, ia akan menyampaikan kondisi Suku Laut yang ada di Indonesia dengan berbagai permasalahannya. Di Bulan November 2017 ini juga, Haryono cukup sibuk. Event akbar Orang Suku Laut akan digelar di Pekanbaru. Dinas Kebudayaan Riau serta LAM (Lembaga Adat Melayu) Riau akan mengadakan Iven bersejarah yaitu Confference Orang Laut Se-Dunia yang belum pernah diadakan sama sekali. “Dari awal kami mendorong event yang belum pernah dibuat ini. Alhamdulillah, Dinas Kebudayaan Riau, LAM Riau memberikan dukungan yang luar biasa,”sebutnya.

Menyebut nama Orang Suku Laut di Provinsi Riau takkan bisa lepas dari sosok Haryono(34). Ia sosok menginspirasi. Pendidikannya strata 2 (S2) dan sehari-hari berprofesi sebagai dosen Universitas Riau (UNRI). Beberapa waktu lalu, ia diundang ke Jepang. Di sana ia mempresentasikan budaya Orang Laut, khususnya Orang Laut Indragiri Hilir.

Haryono yang menamatkan strata 2 (S2) di UNP Padang tak hanya aktif mengajar dan meneliti di kampusnya. Ia juga piawai menciptakan lagu dan juga membuat karya batik orang laut. Banyak karya lagunya berbahasa Suku Laut, termasuk juga mengaransemen, antara lain tamis kak mi, meno utaru, gile bayang, aro nak sekolah, desin dolak dan panglima raju. Untuk aransemen, ada lagu meminit tiangan, bebele neh jalo dan piak desin lap de dolak. Semuanya berbahasa Orang Laut.**