Rekam dan Rekam Film Kebudayaan

0
219
Kepala BPNB Kepri, Toto Sucipto dan Kadis Kebudayaan Riau, Yoserizal Zen bersama finalis lomba film dokumenter kebudayaan di Hotel Alpha, Pekanbaru, Selasa (10/10) kemarin.

* Gelar Apresiasi Film Kebudayaan (Grafika) 2 di Pekanbaru

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Yoserizal Zen membuka kegiatan Gelar Apresiasi Film Kebudayaan (Grafika) 2 yang ditaja Balai Pelestastarian Nilai Budaya Kepri di Hotel Alpha, Pekanbaru, Selasa (10/10) kemarin. Ia mengapresiasi adanya workshop film dokumenter kebudayaan yang ditaja BPNB Kepri yang dapat menggugah dan memberikan semangat sineas film di Riau semangat bekerja.

“Jujur sineas Riau banyak berkarya dalam menghasilkan film. Sayangnya kurang diapresiasi. Mau ditampilkan dimana. Tayang di televisi, sineasnya yang harus membayar bukan sebaliknya. Ironis sekali,”kata Yoserizal saat pembukaan.

Yoserizal berharap sineas atau komunitas film di Riau makin aktif dalam melakukan perekaman film dalam mendukung pencatatan warisan budaya tak benda (WBTB). Tahun 2017 ada 16 karya budaya yang ditangguhkan atau belum ditetapkan sebagai WBTB oleh Kemdikbud karena terkendala daya dukung perekaman (video).

Kepala BPNB Kepri, Toto Sucipto meminta data-data kebudayaan dikumpulkan dengan cara aktif melakukan perekaman. Dalam WBTB, katanya perlu semangat untuk catat dan terus mencatat karya budaya. “Catat saja tak cukup. Maka perlu rekam dan rekam. Semua karya budaya harus direkam. Tak punya kamera, dengan gadget juga bisa. Manfaatkan potensi untuk merekam,”kata Toto.

Ada tiga narasumber dalam workshop film dokumenter pada hari pertama, Kamis (10/10) kemarin. Selain Toto Sucipto, narasumber lain adalah Kadis Kebudayaan Riau, Yoserizal dan Dosen Universitas Riau, Elmustian Rahman.

Narasumber hari kedua soal teknis perfilman, yakni Ary Sastra (Tanjungpinang), Sendy Al Pagari (Pekanbaru) dan Iska Maya Sari (Jakarta). **