Pencipta Batik Gonggong itu Kini Berpulang

0
1942

Efiyar M Amin. (Foto:tanjungpinangpos.id).

Apa souvenir atau cinderamata kalau berkunjung ke Tanjungpinang? jawabannya pasti ada yang menyebut batik gonggong. Keberadaan batik gonggong tak bisa lepas dari nama Efiyar M Amin. Mantan pejabat Pemko Tanjungpinang yang jago melukis, pandai baca puisi, desain grafis dan rajin menulis ini, meninggal dunia, Sabtu (16/11) dini hari.

Almarhum lahir di Anambas, 11 November 1958. Ia malang melintang bekerja di Pemkab Kepri hingga di Pemko Tanjungpinang. Sepanjang hidupnya ia mudah bergaul dengan siapa saja. Berita kematian Efiyar ramai dikomentari jagad media sosial di Pulau Bintan. Seniman PNS ini dikenang sebagai orang baik dan banyak karya.

Batik Gonggong
Banyak kuliner khas Provinsi Kepulauan Riau. Tak lengkap rasanya jika tak menyebutkan nama gonggong. Hewan laut sejenis siput yang menjadi makanan khas Kepulauan Riau.

Dalam bahasa latin, gonggong dikenal sebagai Strombus Canurium (ganus) dan masih tergabung dalam famili atau rumpun molusca. Makanan khas ini merupakan sejenis kerang-kerangan yang banyak terdapat di perairan sekitar Kepulauan

Tak hanya kuliner, gonggong di Kepri juga jadi motif batik. Motif cangkang siput gonggong yang dipadukan dengan kain batik menjadikan ciri khas yang menarik dan memiliki makna filosofis di balik kemasan estetisnya. Selain itu batik gonggong juga menambah khasanah kebudayaan Indonesia. Kerajinan batik Gonggong ini merupakan hasil kreasi ide salah seorang seniman Kota Tanjungpinang, Efiyar M Amin.

Motif batik ini dominan mengambil bentuk dasar dari gonggong yang diolah sedemikian rupa membentuk bunga dan ornament. Pemilihan Gonggong sebagai model dari motif batik tak lain adalah karena Gonggong dikenal dan ada hampir di seluruh daerah Kepulauan Riau. Gonggong adalah biota laut yang menjadi santapan dan cukup dikenal baik warga lokal maupun pendatang. Selama ini selain isinya yang lezat, kulit gonggong sudah dijadikan cenderamata seperti gantungan kunci dan bunga

Ide membuat batik gonggong terinspirasi oleh banyaknya wisatawan yang berkunjung ke kota Gurindam dan daerah Bintan yang terlebih dahulu menyinggahi Tanjungpinang. Begitu juga saat akan kembali meraka akan singgah terlebih dahulu ke sini sehingga tercetus untuk membuat motif batik gonggong yang merupakan salah satu ciri khas Tanjungpinang untuk buah tangan atau cenderamata. Soal harga, produk batik Gonggong yang disajikan sangat bervariasi bervariasi, berada dalam kisaran Rp 150 ribu hingga Rp 170 ribu. Sedangkan untuk batik cap biasa tawarkan dengan harga Rp 150 ribu dan Rp 175 ribu adalah harga yang ditawarkan untuk produk batik tulis.**