Masyarakat Senaung, Kabupaten Muaro Jambi memiliki banyak tradisi yang unik. Salahsatunya tradisi Pelarian di Umo. Tradisi ini sangat dekat dengan masyarakat Desa Senaung. Terutama di kalangan muda mudi atau anak-anak muda.
Tradisi ini menggambarkan kearifan yang dimiliki oleh masyarakat Senaung. Namun sejalan dengan perkembangan zaman, berlahan tradisi tersebut mulai menghilang. Generasi muda pun, terkesan mulai tidak peduli lagi dengan tradisi tersebut. Jika hal ini terus berlangsung, maka bukan tidak mungkin tradisi Pelarian di Umo hanya akan menjadi catatan sejarah yang usang.
Dari sejarahnya, tradisi Pelarian di Umo sejatinya dilaksanakan oleh para muda mudi desa Senaung ketika akan memasuki musim turun ke sawah untuk menanam padi. Pada saat itu, sambil bekerja, muda mudi di Senaung saling berbalas pantun, bersenandung dengan suasana hati yang riang gembira. Karena dilakukan dengan riang gembira, pekerjaan berat pun terasa menjadi lebih ringan.
Selain itu, tradisi ini menjadi kesempatan bagi muda mudi untuk melakukan pendekatan terhadap lawan jenis yang mereka sukai. Pendekatan ini berlangsung hangat, karena masing-masing muda mudi sudah punya gambaran siapa yang akan mereka dekati. Disamping itu masing-masing mereka bisa lebih saling mengenal. Nilai gotong royong juga melekat dalam tradisi ini. Dimana para muda mudi secara bersama-sama dengan suasana yang penuh kegembiraan, mereka bisa membantu warga ketika akan menanam ataupun saat akan memanen padi.
“Masyarakat Muaro Jambi banyak memiliki tradisi yang unik. Senaung apalagi. Banyak yang perlu diangkat. Ada yang hampir punah,”kata Zulkarnain, budayawan Jambi yang juga mantan Kabid Kebudayaan Dikbud Jambi. **