- Bakal Kunjungi Lingga
Orang Suku Laut dari berbagai negara dan wilayah di tanah air bakal bertemu di Pekanbaru. Selain bersilaturahmi, nantinya Orang Laut berkumpul untuk membicarakan nasib
Orang Laut kekinian dan perjuangan untuk bersatu.
Penggagas acara, Haryono Sri Bijawangsa mengatakan, Orang Laut dari berbagai sudah lama bahkan ratusan tahun tak berkumpul. Ia mencatat dalam sejarahnya, Orang Laut berkumpul
terakhir tahun 1717 M saat Raja Kecik dari Siak menyerang Johor. Orang Laut membantu Raja Kecik merebut haknya kembali sebagai pewaris Kerajaan Johor yang sah, anak Sultan Mahmud Syah II.
“Saya sebagai Orang Suku Laut asli dan bergelar adat Panglima Raja Sri Bijawangsa merasa terpanggil untuk menyatukan Orang Laut. Kami ingin mengumpulkannya di Pekanbaru. Waktunya belum dapat dipastikan,”kata Haryono, kemarin.
Pihaknya bertekad memanggil Orang Suku Laut dari berbagai wilayah, seperti dari Malaysia, Thailand, dan berbagai wilayah di tanah air, seperti Sulawesi, Nusantara Timur, Kepri, dan Riau untuk berkumpul dan membentuk wadah Gabungan Orang Laut Internasional. Ada tiga hal isu utama yang nantinya dibahas. Yakni, memajukan pendidikan Orang Laut di seluruh dunia, meningkatkan kehidupan ekonomi Orang Laut, dan membangkitkan sejarah dan marwah Orang Laut yang telah lama tenggelam. “Saya telah berkomunikasi dengan sejumlah orang yang peduli Orang Laut. Mereka kami beri mandat untuk memanggil Orang Laut untuk berkumpul,”ujarnya.
Sejumlah nama sudah diberi mandat untuk melakukan panggilan atau komunikasi dengan Orang Laut di wilayahnya. Antara lain, Muhammad Aminuddin Bin Abdul Pakar (Sabah, Malaysia), Kadirung, SE (NTT), Md Jokhairi Bin Johani (Malaysia), Qamal Hendro (Lingga), Densy Fluzianti (Lingga, Kepri), Padlianto Minggu (Sulawesi Tenggara),
Dedi Arman (Kepri), dan Taufik Hidayat, S.Kep (Indragiri Hilir).
Dijelaskan, masih banyak beberapa nama dari berbagai negara yang sudah terdata, tapi belum melengkapi data dan foto melalui email dan inbox di facebook sesuai ketentuan.
Usaha untuk menyatukan Orang Laut sedunia ini, katanya bergerak tanpa batas waktu. Setiap yang terdaftar akan saya diberikan sertifikat dan KTA berupa surat kuasa menghimpun yang nantinya ditunjukan kepada tokoh Orang Laut ditempat mereka masing-masing. “Mereka nantinya mendata dan berkoordinasi dengan tokoh Orang Laut di wilayahnya. “Dalam waktu dekat kami juga bakal berkunjung ke Lingga. Melihat kondisi Orang Laut di sana. Memberikan motivasi,” kata Dosen Universitas Riau ini.**