Nama Balai Kajian Sejarah yang Melegenda

0
716
Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri di Jalan Pramuka No 7 Tanjungpinang

Bagi Shakespeare, apalah arti sebuah nama. Sebab jikalau bunga mawar diberi nama selain mawar ia pun akan tetap wangi. Namun, perubahan nama institusi dampaknya jadi besar. Nama lama yang sudah bertahun-tahun dan sudah melekat di masyarakat susah hilang. Contohnya saja nama Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepulauan Riau yang sudah dipakai sejak tahun 2015 lalu tetap saja asing bagi masyarakat Tanjungpinang. Orang Tanjungpinang terlanjur familiar dengan nama Balai Kajian Sejarah.
================
Cara mengenali keberadaan kantor BPNB Kepri mudah saja. Datang saja ke Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang, pintu masuk ke Kota Gurindam Negeri Pantun ini. Tanya saja pada tukang ojek atau supir angkutan di pelabuhan itu, minta diantar ke Kantor BPNB Kepri. Dipastikan mereka bingung dan menanyakan dimana alamatnya. Dijelaskan alamatnya di Jalan Pramuka No 7 Tanjungpinang diantara dua SMK negeri, tukang ojek atau supir taksi pelabuhan itu pastinya berkomentar, o Balai Kajian Sejarah.

Kantor BPNB Kepri mulai dipakai tanggal 17 Juli 1985 dan diresmikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI JB Sumarlin. Saat itu namanya Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional (BKSNT). BKSNT berubah menjadi Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) dengan Permen Budpar tanggal 7 September 2006 nomor PM.38/OY.001/MKP-2006. BPSNT kemudian berubah menjadi Balai Pelestarian Nilai budaya (BPNB) Tanjungpinang dengan Permen Dikbud nomor 53 Tahun 2012. Pada tahun 2015, Berdasarkan Permen Dikbud No. 40 tahun 2015 tg 9 Oktober 2015, BPNB Tanjungpinang berganti nama menjadi BPNB Kepri.

Para supir angkot yang ada di Tanjungpinang juga sangat familiar dengan kantor Balai Kajian Sejarah. Saat kantor dibangun, kawasan Jalan Pramuka saat ini saat itu masih sepi dan penuh rawa. Jadilah gedung kantor Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional begitu menonjol. Apalagi kantor BKSNT berada tak jauh dari eks Kantor Bupati Kabupaten Kepri. Perubahan nama jadi BPNB Kepri susah menghilangkan nama Balai Kajian Sejarah. Apalagi saat itu tenaga sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki BKSNT Tanjungpinang sangat bisa diandalkan. Saat pegawai Pemkab Kabupaten Kepri dan Pemko Tanjungpinang masih minim SDM bidang sosial humaniora, BKSNT Tanjungpinang memiliki kapasitas untuk itu. Tak heran BKSNT Tanjungpinang saat itu jadi kiblat. Sering menggelar seminar-seminar sejarah dan budaya.

Para pegawai BPNB Kepri saat bernama BKSNT Tanjungpinang awal tahun 2000-an banyak yang eksodus pindah ke Pemko Tanjungpinang. Sebut saja Gatot Winoto yang terakhir pernah menjabat Plt Sekdako Tanjungpinang, Juramadi Esram yang kini menjabat Sekda Kabupaten Lingga. Ada juga Yuswadinata yang kini menjabat di Sekretariat DPRD Kota Tanjungpinang, Riwayat, Dahsyat Gafnesia, Syahrial De Saputra dan sejumlah nama lain yang pindah ke Pemko Tanjungpinang, Pemkab Bintan dan ada juga ada yang ke Pemprov Kepri.

Butuh sosialisasi yang lebih luas atau membuat event-event di kantor untuk menjadikan BPNB Kepri lebih dikenali. Harapannya masyarakat Tanjungpinang khususnya memahami BPNB Kepri ini dulunya bernama BKSNT Tanjungpinang. Menegaskan BPNB Kepri bukan instansi dibawah Pemprov Kepri atau juga Pemko Tanjungpinang. Melainkan unit pelaksana teknis (UPT) dibawah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud RI yang membawahi provinsi Kepri, Riau, Jambi dan Bangka Belitung. **