Raja Haji Fisabilillah, lahir di Kota Lama, Ulu Riau 1725 dan wafat di Teluk Ketapang, Melaka, Malaysia, 18 Juni 1784). Ia dimakamkan di Pulau Penyengat Inderasakti, Kota Tanjungpinang. Namanya diabadikan dalam nama bandar udara di Tanjung Pinang, Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah, salah satu masjid yang ada di Selangor, Malaysia. Raja Haji dikenal juga sebagai Raja Haji marhum Teluk Ketapang adalah (Raja) Yang Dipertuan Muda Riau-Lingga-Johor-Pahang IV. Ia terkenal dalam melawan pemerintahan Belanda dan berhasil membangun pulau Biram Dewa di sungai Riau Lama. Karena keberaniannya, Raja Haji Fisabililah juga dijuluki (dipanggil) sebagai Pangeran Sutawijaya (Panembahan Senopati) di Jambi. Ia gugur pada saat melakukan penyerangan pangkalan maritim Belanda di Teluk Ketapang (Melaka) pada tahun 1784. Jenazahnya dipindahkan dari makam di Melaka (Malaysia) ke Pulau Penyengat oleh anaknya, Raja Ja’afar (YDM) Riau VI.
Bulan November 1997 hari yang istimewa bagi masyarakat Kabupaten Kepri dan Tanjungpinang (Provinsi kepri terbentuk 2002). Pemerintah Republik Indonesia menetapkan Raja Haji Fisabilillah sebagai pahlawan nasional.
Hal ini sesuai SK Presiden Republik Indonesia No. 072/TK/Tahun 1997, tanggal 11 Agustus 1997. Plakat pahlawan nasional pun dibawa ke Tanjungpinang dan diarak-arak keliling kota. Masyarakat Tanjungpinang begitu antusias dan gembira. Selain itu juga, para tamu undangan berziarah ke makam Raja Haji di Pulau Penyengat. Momen yang berlangsung 19 tahun lalu itu, terekam dalam dokumentasi kegiatan yang dikoleksi Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri.
Galeri Foto: