“Mentor Festival”, Indonesiana Disosialisasikan

0
511
Kepala BPNB Kepri, Toto Sucipto dan Idham Bachtiar Setiadi, Staf Khusus Dirjen

Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud menggagas Indonesiana, sebuah platform gotong royong kebudayaan. Indonesiana menjadi wadah konsultasi, perencanaan, kurasi dan kehumasan yang merangkai berbagai festival seni dan budaya di tingkat daerah.
“Indonesiana bukan festival atau rangkaian festival. Tapi platform,”kata Staf Khusus Dirjen Kebudayaan, Idham Bahtiar Setiadi dalam diskusi di Kantor BPNB Kepri, Rabun (24/5) kemarin.

Idham menyebutkan perkara besar dalam tata kelola kebudayaan adalah soal perluasan akses dan peningkatan mutu akses publik dalam kegiatan dan ekspresi budaya. Belum ada usaha lebih jauh dalam mengkonsolidasikan jaringan komunitas budaya secara lebih sistematis ke dalam satu satu jejaring besar yang lebih permanen dan memungkinkan gerak bersama. Masalah lain adalah sinergi antara satan kerja lintas kementrian baik pusat dan daerah tentang budaya masih lemah, dan kurangnya pelibatan publik dalam kerja pemerintah dibidang budaya.
“Kendala dalam tata kelola kebudayaan dapat dilihat dalam festival budaya yang digelar pusat dan daerah. Ada ratusan festival tiap tahun.
Tak ada standar dalam penyelenggaraan festival. Sinergi pusat, daerah dan komunitas juga masih lemah,”ujarnya.

Dijelaskan, Indonesiana menjadi tawaran dengan fungsinya diharapkan dapat menciptakan dan sekaligus menguatkan benang merah diantara berbagai inisiatif kegiatan
budaya sehingga menguatkan nilai, arah, orientasi dan karakteristik kebudayaan Indonesia. Arah dari Indonesiana adalah pembentukan zona-zona kebudayaan yang sifatnya khas. Tujuan platform Indonesia yaitu sinergi memaksimalkan pendayagunaan sumber daya kebudayaan.
“Kita tak ingin menyeragamkan festival melainkan mengamplifikasi dampak dari tiap-tiap festival atau kegiatan yang ada di dalamnya,”sebutnya.

Staf BPNB Kepri memberi masukan

Ia juga menyampaikan mekanisme kerja platform Indonesiana melalui Ditjen Kebudayaan yang mengajak pemerintah daerah untuk bergotong royong  dalam perencanaan, pendanaan, publikasi dan konsolidasi stakeholders dari festival-festival seni dan budaya. Bentuk kongkrit dari gotong royong terlihat pada tiga aspek. Yakni, pembagian kerja antara pusat dan daerah, pembagian kerja diantara satuan kerja dilingkungan Ditjen Kebudayaan.

Output dari Indonesiana ini adalah tahun 2018 mendukung penyelanggaraan festival atau kegiatan seni di 21 daerah. Penyelenggaraan festival leading sectornya  beragam ada yang direktorat di ditjen kebudayaan dan ada juga yang pemda. “Ide kami nanti tahun depan, Indonesiana memberikan dukungan untuk Festival Sastra Melayu di Penyengat. Juga dukungan festival sungai di Jambi. Ini baru contoh dan belum diajukan,”kata
Ketua Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI) ini.

Dalam acara diskusi di BPNB Kepri, Idham meminta masukan dari peneliti dan staf BPNB Kepri terkait program Indonesiana dan juga berbagai event budaya yang bisa ditaja di Kepri dan wilayah BPNB Kepri lainnya. Hadir juga Kepala BPNB Kepri, Toto Sucipto. **