Raden Mattaher yang dijuluki Singa Kumpeh adalah sosok yang menarik untuk dikaji. Sepakterjang panglima perang Jambi ini dibedah dalam dialog kesejarahan yang ditaja Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri di Hotel Sang Ratu, Jambi, Kamis (30/3)
kemarin. Pembicaranya pun beragam mulai dari akademisi, ahli waris Raden Mattaher maupun dari Pemda Jambi.
Cucu almarhum, Ratumas Nina mengaku bersyukur, perjuangan kakeknya bisa dibahas dalam dialog sejarah. Apalagi ia bisa tampil sebagai narasumber dan bisa menjelaskan kiprah kakeknya. “Beliau pejuang yang tangguh. Tak pernah menyerah pada
Belanda. Gelarnya Singa Kumpeh. Saya merasa senang, BPNB Kepri bisa menggelar dialog perjuangan beliau,”kata Ratumas Nina, kemarin.
Ketua panitia kegiatan, Anastasia Wiwik Swastiwi menjelaskan, ada tiga tujuan dari kegiatan dialog kesejarahan ini.Pertama, meningkatkan pengetahuan dan memperkenalkan ketokohan dan perjuangan Raden Mattaher kepada masyarakat Jambi.
Kedua, mengusulkan Raden Mattaher sebagai calon pahlawan nasional dari Provinsi Jambi. Dan, ketiga, tersedianya naskah perjuangan Raden Mattaher dari narasumber.
Kegiatan Dialog Kesejarahan diikuti oleh 50 (limapuluh) peserta yang terdiri atas tokoh sejarah dan tokoh budaya di Kota Jambi, guru-guru sejarah tingkat SLTA, dosen dan mahasiswa sejarah di perguruan tinggi Kota Jambi, dinas instasi terkait
di Kota Jambi, dan peliput dari media massa.”Tahun 2016, kami tim BPNB Kepri melakukan penelitian kajian perjuangan Raden Mattaher. Tahun ini kami buat dialog kesejarahan tentang Raden Mattaher di Jambi. Dialog ini sangat penting dalam
penyiapan Raden Mattaher sebagai pahlawan nasional,”kata Wiwik, kemarin.
Narasumber dalam dialog, diantaranya dari Dinas Sosial Provinsi Jambi, Ujang Hariadi (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi), Ratu Mas Nina (Cucu Raden Mattaher),Ketua Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Batang Hari, Siti Heidy Karmela. Bertindak sebagai moderator, Jumardi Putra, pengelola Jurnal Seloko Jambi.
Sosok Raden Mattaher adalah seorang panglima perang Jambi yang sangat terkenal dan ditakuti Belanda. Setelah wafatnya Sultan Thaha Saifuddin pada tahun 1904,komando perlawanan terhadap Belanda di Jambi dilanjutkan oleh Raden Mattaher, yang oleh masyarakat Jambi dikenal sebagai Singo Kumpeh. Ia telah memperlihatkan sebagai seorang kesatria, berani, cerdas, dan pandai mengatur strategi.
Raden Mattaher ini dapat dilumpuhkan oleh Belanda dengan beberapa tipu muslihat. Dalam penangkapan tersebut, Raden Mattaher berhasil dibunuh oleh Belanda. Ia ditembak mati ketika sedang berada di rumahnya, pada tanggal 7 September 1907,
dalam operasi militer Belanda. Namun sebelumnya, Raden Akhmad yang adalah kakak kandung Raden Mattaher, tewas tertembak saat selesai sholat magrib.
Dialog sejarah juga dihadiri Kepala BPNB Kepri, Toto Sucipto. Ini kegiatan pertama BPNB Kepri sejak Toto Sucipto menjabat Kepala BPNB Kepri sejak bulan Januari 2017 lalu.**