Mengenal Dzikir Barat Jadi Dzikir Kepri Bermadah

0
1954

Dzikir bermadah ini dulunya dikenal dengan nama dzikir barat. Perubahan nama dilakukan agar anak-anak di Kepulauan Riau punya jati diri. Tanpa jati diri, anak-anak Kepri bisa menjadi asing dengan dirinya sendiri.

Sebagian kalangan mungkin ada yang pernah mendengar tentang kesenian Melayu yang bernama dzikir barat. Terkenal dzikir barat dari Pulau Pemping, Kecamatan Belakangpadang, Batam. Menurut sejarahnya, Dikir Barat lebih dikenal dengan nama Dzikir Karut yang dibawa dari Negeri Siam ke Negeri Kelantan. Menurut masyarakat Kelantan, perkataan Barat ini bermakna Selatan Siam. Hal ini tidak bisa dipungkiri, karena pada zaman dahulu Negeri Kelantan pernah diperintah oleh Kerajaan Siam. Rakyat dari kedua negeri ini selalu datang dan pergi diantara dua negeri tersebut. Mereka membawa teater dzikir dengan versi masing-masing, dan diterima oleh kedua negeri tersebut. Terjadilah kolaborasi antara kedua jenis Dikir yang diadaptasi oleh masing-masing Negeri tersebut, yaitu Kelantan dan Negeri Sembilan.

Dalam petunjukan Dikir Barat terdapat satu kelompok yang dipimpin oleh seorang Tukang Cerita (Tukang Karut). Mereka akan bercerita sambil berbalas pantun yang kemudian diikuti oleh Penari (Awak-awak) sebagai suara latar. Dibeberapa belahan benua ada beberapa perbedaan penyebutan untuk Dikir Barat diantaranya Dikir Karut, Dikir Pantun dan Dikir Syair. Namun demikian, di Kepulauan Riau sendiri penyebutan Dikir Barat telahpun dimodifikasi dengan nama Dikir Kepri Bermadah.

Pelaksanaannya berupa satu grup penari yang terdiri dari sejumlah orang yang terdiri dari campuran pria dan wanita. Mereka secara bersama-sama duduk berbaris menampilkan gerak dan lagu secara harmonis diiringi suara alat musik tradsional melayu seperti gendang dan gong. Mungkin secara garis besar dapat dikatakan mirip dengan tari Saman dari Aceh, tapi yang membedakan adalah lirik lagu dalam bahasa Melayu yang mayoritas adalah pesan nasehat dan termasuk pujian kepada Allah SWT dan kostum penari yang menggunakan baju khas Melayu.**