Kegiatan Festival Gemala selain mengangkat Gurindam XII, juga membahas Tari Zapin Penyengat dalam lokakarya, Kamis (2/10) kemarin. Sebagai pemateri lokakarya sesi ini adalah Hj Raja Sabarlah,
Agustina dan Drs H Raja Alfirafindra, M. Hum.
Sesi pertama Acara dimulai pada pukul 09.00 diawali dengan sejarah awal mula Zapin Penyengat tampil di luar locusnya, yaitu pada tahun 1981 saat peresmian gedung kesenian Dang Merdu, Pekanbaru. Dilanjutkan dengan penjelasan ragam baku tari zapin penyengat, yaitu sembah, langkah 1, langkah 2, titi batang, bunga, ayak-ayak, pusar belanak, tahto. Pakaian yang digunakan dan alat musik utamanya.
Pada sesi ini juga dilakukan penampilan gerak dan ragam zapin penyengat baik versi awal dan kekinian. Tak ada yang salah dan mana yang paling benar di antara keduanya karena keduanya berangkat dari pola dan ragam yang sama. Hal yang membedakan hanya pada pose ketubuhan penari. Pada versi awal tubuh penari cenderung membungkuk dan banyak gerakan yang sedikit melompat sesuai dengan karakteristik penyengat sebagai daerah laut. Pada versi kekinian ragam gerak masih sama hanya pada pose ketubuhan penari cenderung lebih tegak dan lengan mengangkat dan lebih banyak posisi statis dan membumi mgkn karena pengaruh barat/modern.
Ketika kita mempertanyakan versi yang mana yang benar tidak perlu dipertentangkan. Yang harus dipikirkan adalah kita perlu kembali menggali makna filosofi dari setiap ragam dan geraknya.
Sesi ketiga, yakni praktek tutorial tari zapin penyengat bersama Drs. H. Raja Alfirafindra, M. Hum. **