Festival Gemala bertajuk Dermaga Zapin, Bandar Gurindam resmi ditabuh, Selasa (1/10) lalu. Selama dua hari, penonton disuguhkan dengan pemahaman tentang Gurindam XII di Gedung Aisyah Sulaiman, Tanjungpinang.
Pembukaan Lokakarya Gurindam XII dan Tari Zapin Penyengat dilakukan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Surjadi. Dilanjutkan dengan lokakarya dengan pemateri Dr. H. Abdul Malik, M. Pd tentang Gurindam XII Jati Diri Orang Melayu, dan H. Raja Abdul Rahman Jantan tentang sejarah awal mula pendendangan Gurindam XII. Lokakarya dipandu budayawan Raja Malik Hafrizal.
Abdul Malik mengupas secara mendalam fitrah ilahi kaitannya dengan nilai terasa budaya bangsa dan lingkungan dalam kaitannya sebagai jati diri, karakter, dan perilaku yang dituliskan dalam Gurindam XII oleh Raja Ali Haji. Tujuannya agar orang Melayu mengenal dirinya dan memegang teguh sebagai manusia yang berakhlak mulia, berbudi dan bermartabat.
Pemateri kedua, Raja Abdul Rahman Jantan menjelaskan kondisi awal mula ketika Gurindam XII didendangkan dengan nandung dan syair agar pesan-pesan yang terkandung di dalamnya dapat menyentuh dan melekat di hati pendengarnya. Langkah beliau sangat luar biasa dan penandungan ini menjadi tutorial dalam membaca Gurindam XII meski tidak menutup kemungkinan dibawakan versi lain.
Di hari kedua lokakarya menghadirkan pemateri Raja Suzanna Fitri, S. Pd. Ia menjelaskan, silsilah Raja Ali Haji di mana masih terjadi pemahaman masyarakat tentang Raja Ali Haji dengan Raja Haji Fisabilillah. Orang awam selalu melihatnya sebagai orang yang sama. Padahal hubungannya adalah kakek dan cucu. Raja Haji Fisabilillah adalah pahlawan nasional yang berjuang di jalan pedang. Raja Ali Haji adalah pahlawan nasional yang berjuang dengan pena. Karya yang telah dihasilkan Raja Ali Haji antara lain: Gurindam XII, Bustanu’l-Katibin, Tsamaratul Muqaddimah, Kitab Pengetahuan Bahasa, Silsilah Melayu-Bugis, Tuhfat Al-Nafis, Syair Hukum Nikah (suluh pegawai), Syair Siti Sianah dan Syair Sinar Gemala Mestika Alam. **