Maestro Pantun Ali Pon Menginspirasi

0
680
H Muhammad Ali Ahmad alias Ali Pon membagi kisah sebagai pemantun.

Nama lengkapnya H Muhammad Ali Ahmad. Nama tenarnya, Ali Pon (78). Sosok ini satu-satunya maestro pantun yang ada di Provinsi Kepri. Tok Ali Pon membagikan pengalamannya sebagai pemantun dihadapan 200 pelajar SMP, MTsN, SMA dan mahasiswa di Gedung Aisyah Sulaiman, Jumat (18/10) pagi. Acara ini ditaja Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepri bekerjasama dengan Direktorat Warisan Diplomasi Budaya (WDB) Kemdikbud, dengan tajuk pemutaran film dan diskusi nilai budaya bersama Maestro Pantun Ali Pon.

Meski usianya sudah senja, namun Ali Pon masih sangat tangkas beradu pantun. Ia pun unjuk kebolehan menghadapi ‘penantang’ yang sebaya cucunya, yakni pemantun muda Tanjungpinang, Zainal Anbiya. Saling berbalas pantun pun terjadi. Tok Ali Pon sangat piawai saat membalas setiap pantun yang ditujukan kepada dirinya. Tak hanya Zainal Anbiya, para peserta juga bersemangat menjual dan membeli pantun kakek blasteran Bugis dan Banjar ini.

Dihadapan peserta, Ali Pon menceritakan dirinya ditetapkan sebagai maestro pantun oleh Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan tahun 2007 yang lalu. Ia tak menyangka bisa dipilih karena saat menjalani aktivitas sebagai pemantun dirinya dilirik. “Jadi maestro bukan main-main. Usia minimal 50 tahun dan eksis berpantun 20 tahun. Jadi saya jalani aktivitas sebagai pemantun sudah 20 tahun lebih. Itu berketerusan dan tak bisa terputus,”kata Ali.

Ia membagikan tips bagaimana bisa pandai berpantun. Syaratnya harus berani. Sumber inspirasi berpantun alam semesta. Dalam sampiran pantun, kata Ali Pon carikan apa yang ada di sekitar kita. “Harus kreatif mencarikan sampiran isi pantun. Kalau Orang Daik tentu suka menyebut Gunung Daik bercabang tiga. Kalau anak Tanjungpinang, mudah saja. Ada Gunung Bintan lekuk di tengah. Pandai-pandai memahami lingkungan sekitar kita,”sebutnya.

Acara BBM Maestro Pantun H M Ali Ahmad dibuka Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya (WBD) Ditjen Kebudayaan, kemdikbud, Dr Nadjamuddin Ramly. Kata Nadjamuddin, Ali Pon sosok langka dan generasi muda harus bisa belajar dan mengambil ilmu dari maestro ini. “Bukan sembarang tunjuk, menetapkan seseorang sebagai maestro. Makanya saya berharap orang Melayu khususnya generasi muda bisa belajar dari sosok Ali Pon,”kata Nadjamuddin.

Dalam kesempatan ini juga ada acara diskusi dan praktek berbalas pantun yang dipandu Kasubdit Diplomasi Budaya Dalam Negeri Kemdikbud, Yayuk. Ali Pon didampingi Sekretaris Disparbud Tanjungpinang, Safaruddin dan pemantun muda, Zainal Anbiya. Para peserta juga ada kuis yang pemenangnya mendapat hadiah dari panitia. **

Kepala BPNB Kepri, Toto Sucipto (baju batik) foto bersama usai membagikan cinderamata kepada tamu dan narasumber acara BBM Ali Pon.