Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau menyerahkan dua dokumen penting untuk kemajuan Melayu Riau kepada Gubernur Riau, Syamsuar, Senin (10/6) kemarin. Dua dokumen itu adalah buku grand design tentang rumusan kemajuan Melayu Riau dan dokumen kurikulum muatan lokal.
Turut hadir dalam pertemuan yang digelar di ruang kerja Gubernur Riau itu diantaranya, Ketua Umum MKA LAMR Al Azhar, Ketua Umum DPH LAMR Syahril Abubakar, Ketua MKA Raja Yoserizal Zen, Sekum MKA Taufik Ikram Jamil, dan Sekum DPH Nasir Penyalai.
Taufik Ikram Jamil menyerahkan dokumen kurikulum berbasis kurikulum 2013 yang direvisi 2017. Sebelum menyerahkan kurikulum Mulok itu, Taufik Ikram menjelaskan, bahwa kurikulum yang diserahkan ini untuk tingkatan SD, SMP dan SMA dan sederajat dengannya.
“Kiranya kami juga berharap buku ini bisa dicetak. Kami juga berharap ada kebijakan dari gubernur terkait tunjangan kepada guru Mulok,”katanya.
Di sisi lain, Al Azhar menerangkan bahwa pihaknya juga sudah menyusun buku pendidikan BMR untuk pegangan guru. Hal ini dapat diunggah di web lamriau.id.
Kurikulum Mulok ini, tambah dia, penekanan pada kurikulum yang ada di website resmi LAMR. Dimana saat ini telah dilihat sebanyak 14.000 kali, dan diunduh sebanyak 9.000 kali. Buku pedoman guru untuk Mulok yang dibuat LAMR ini, ucap Al Azhar lagi, sudah melalui berbagai seleksi dan sesuai dengan tunjuk ajar Melayu.
Gubernur Syamsuar menilai grand design pemajuan kebudayaan Melayu Riau sangat perlu terutama bagi pengambil kebijakan, yakni kepala daerah sehingga orang tahu dengan Melayu, dan apa yang dibuat pengambil kebijakan terhadap kearifan lokal.
“Saran saya perlu dilakukan seminar, sehingga penerapan kebudayaan Melayu ini mudah diterima seluruh lapisan masyarakat,” saran mantan Bupati Siak dua periode itu.
Sedangkan mengenai kurikulum, Syamsuar mengatakan, hal ini memperjelas arah pendidikan di Provinsi Riau. “Kita akan instruksikan agar Mulok dilaksanakan sesuai dengan kurikulum ini,” katanya. **