Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau terkenal dengan tradisi pacu jalur atau pacu sampan berukuran besar di Sungai Kuantan. Biasanya dalam event ini disediakan
makanan tradisional Kuansing, yaitu konji barayak.
Konji Barayak merupakan kuliner tradisional daerah Kuantan Singingi, Riau. Bubur ini bertekstur kenyal yang menyerupai cendol, dengan kuah santan kental bercita rasa manis.
Cara membuat Konji Barayak ini sangatlah mudah. Terdiri dari bahan-bahan yang sangat mudah didapat. Bahan utamanya adalah tepung beras, gula pasir, garam, air, dan santan. Bisa dilengkapi dengan kapur sirih dan daun pandan.
Konji barayak begitu istimewa di hati masyarakat Kuantan Singingi bukan pada rasanya, bukan pula pada pengemasannya. Tapi pada tradisi yang melekat pada Konji Barayak ini, yaitu tradisi Bakonji. Tradisi Bakonji merupakan tradisi memasak bubur saat bergotong royong membuat rumah. Pada tradisi ini, para lelaki bekerja membangun rumah, sementara para wanita sibuk memasak bubur Konji Barayak. Disaat para lelaki mengaduk semen, para perempuan bertugas mengaduk kuah santan untuk bubur Konji Barayak. Hingga waktu istirahat tiba, Konji Barayak pun disuguhkan dan disantap bersama-sama. Di sinilah letak nilai lebih dari Konji Barayak ini.
Tradisi Bakonji mengungkap dan mengangkat makna gotong royong yang luar biasa. Lewat tradisi ini, masyarakat mengenyahkan sifat individualisme manusia, dan mengedepankan kebersamaan. Baik itu laki-laki dewasa maupun wanita dewasa, hingga pemuda dan anak-anak, bersama-sama berkumpul, bekerja, bercanda, mempererat hubungan, dan menyantap makanan. Rasa manis dari Konji Barayak benar-benar menggambarkan betapa manisnya suasana tersebut. Nilai inilah yang tidak dimiliki makanan kekinian.
Maka sudah sepantasnya masyarakat lebih menghargai dan mengenal makanan tradisional yang sarat akan makna ini. Soal cita rasa dijamin tidak akan kecewa. Saat menyantapnya, Konji Barayak menjamin akan memberikan cita rasa yang begitu kaya. **