Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri menggekar Dialog Sejarah Mengenal Pahlawan Nasional Kepri Sultan Mahmud Riayat Syah di Aula Kantor BPNB Kepri, Selasa (28/11) kemarin. Ada tiga narasumber yang dihadirkan dalam dialog ini, yakni Ketua Tim Penulis Buku SMRS, Abdul Malik, Peneliti Madya BPNB Kepri Anastasia Wiwik Swastiwi dan Kepala BPNB Kepri, Toto Sucipto.
Peserta dialog adalah murid SMA dan guru se-Kota Tanjungpinang. Hadir perwakilan siswa SMA se-Tanjungpinang, SMA Pelnusa, dan SMA Katolik, serta para guru. Dengan adanya dialog ini, kiprah dan peranan SMRS diketahui pelajar dan guru. Kiprahnya luar biasa dalam gerilya laut melawan Belanda sehingga dianugerahi gelar pahlawan nasional tahun 2017 ini.
Tiga narasumber tampil dengan bahasan berbeda. Toto Sucipto fokus menjelaskan pendidikan karakter. Anastasia Wiwik Swastiwi memaparkan konsep kepahlawanan dan sedikit mengupas kiprah SMRS. Sementara, Abdul Malik yang juga menjabat ketua tim pengusulan SMRS sebagai pahlawan nasional memaparkan kiprah SMRS secara utuh. SMRS layak jadi pahlawan karena kiprah dan sisi kejuangannya yang heroik.
“Kami juga mengundang zuriat SMRS,yakni Tengku Husein. Tapi beliau berhalangan datang karena masih di Daik Lingga,”kata Anastasia Wiwik Swastiwi yang juga ketua pelaksana kegiatan.
Nama Sultan Mahmud Riayat Syah resmi dinobatkan sebagai pahlawan nasional asal Provinsi Kepulauan Riau. Penganugerahan gelar pahlawan itu tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 115 TK Tahun 2017.Penetapan Sultan Mahmud Riayat Syah sebagai pahlawan nasional menyusul nama-nama seperti Raja Ali Haji dan Raja Haji Fisabilillah yang juga berasal dari Kepulauan Riau.
Jika menelisik sejarahnya, Sultan Mahmud Riayat Syah punya cerita menarik. Mahmud Riayat Syah ternyata sudah menjadi sultan Kerajaan Lingga pada 1761. Saat itu, usianya baru 2 tahun. Sebagai pemimpin tertinggi Kerajaan Johor-Riau-Lingga dan Pahang, Mahmud Riayat Syah atau Sultan Mahmud Syah III terlibat dalam pertempuran melawan penjajah Belanda di antaranya perang di Teluk Riau dan Teluk Ketapang Melaka pada tahun 1784.Selain beberapa kali bentrok dengan Belanda, Sultan Mahmud Syah III juga memperkuat armada perangnya dan membangun pusat-pusat ekonomi.
Sultan Mahmud Riayat Syah wafat pada tanggal 12 Januari 1812. Ia membangun Daik Lingga dan Pulau Penyengat. Makamnya berada di Daik Lingga, Kepriu. Kini, namanya resmi menjadi nama pahlawan nasional sehingga jasa-jasanya akan dikenang sepanjang zaman.**