Kabupaten Bintan dikenal dengan daerah yang memiliki masjid yang indah. Keberadaan masjid itu mampu mengundang wisatawan berdatangan, baik nusantara maupun asing. Di era Bupati Bintan Ansar Ahmad yang memimpin dua kali periode, sejumlah masjid indah di
beberapa kecamatan dibangun dan dipercantik. Berwisata di Bintan tak melulu harus berkunjung ke pantai‐pantai, atau resor yang sudah tak perlu diragukan lagi keindahannya. Di daerah yang berada di Provinsi Kepulauan Riau ini masih memiliki berbagai tempat wisata mulai dari wisata budaya, wisata religi, hingga wisata kuliner yang cukup
menarik untuk dikunjungi.
1. Masjid Nurul Iman Kijang
Masjid Raya Nurul Iman Kijang didirikan pada tahun 1961. Masjid ini dibangun oleh PT. Aneka Tambang. Awalnya lahan yang dipergunakan untuk membangun masjid tersebut
merupakan tanah milik Shin Hak yang merupakan etnis Tionghoa di Kijang. Saat itu lahan tersebut merupakan rumah miliknya yang sekaligus dijadikan tempat usaha keluarganya.
Tidak hanya Shin Hak yang tinggal di sekitar lahan tersebut, tetapi tidak jauh dari lokasi itu juga ada perumahan yang dijadikan kompleks romusa. Setelah kompleks tersebut
sudah tidak lagi dipergunakan, sekitar tahun 1960 setelah ada pertukaran letak tanah oleh PT. Aneka Tambang dengan Shin Hak (yang diberikan lokasi di sekitar Barek Motor), PT. Aneka Tambang berencana untuk mendirikan sebuah masjid di lokasi tersebut dan baru pada tahun 1961 rencana pembangunan masjid itu terlaksana. 11
Dalam situs Simas.kemenag.go.id disebutkan bahwa masjid yang beralamat di Jalan Kijang Kota Kecamatan Bintan Timur ini berdiri pada tahun 1980‐an yang kemudian direhab
total. Masjid yang berdiri di atas tanah seluas 6710 m² dengan luas bangunan 900 m² berdampingan dengan taman Kota Kijang dan pusat perekonomian masyarakat, yakni pasar Berdikari Kijang Kota.
Adapun status Tanah merupakan hibah PT. Antam Kijang. Sejak awal berdirinya masjid ini didirikan oleh PT. Antam Kijang. Sesuai dengan fungsi masjid untuk membina
ummat maka Kegiatan Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) merupakan kegiatan yang terus digalakkan di masyarakat. Sejak 2017 masjid telah selesai direhab total dan kondisinyatampak indah megah.
2. Masjid Baitul Makmur Tanjunguban
Sekitar tahun 2009 Masjid Baitul Makmur Tanjunguban mulai dibangun. Masjid yang begitu megah dan sekaligus menjadi kebanggaan masyarakat Tanjunguban terlihat sangat
kokoh. Bangunan masjid berdiri di dataran tinggi dengan luas area 1,6 hektare. Tanah tersebut merupakan wakaf dari masyarakat. Area masjid terletak di dekat makam pahlawan Tanjunguban. Dari bangunan masjid tersebut kita dapat melihat pemandangan Tanjunguban dan sekitarnya serta pemandangan laut Selat Uban yang memisahkan Pulau
Batam dengan Pulau Bintan.
Masjid Raya Baitul Makmur Tanjunguban adalah sebuah masjid yang terbesar di Bintan dan berada di Tanjunguban. Masjid itu terletak di Simpang Makam Pahlawan
Tanjunguban. Seluruh lahan Masjid Raya Baitul Makmur Tanjunguban merupakan wakaf dari almarhum Raja Daud dengan luasnya 1,6 hektare. Kubah Masjid Raya Baitul
Makmur Tanjunguban yang terbuat dari baja ringan, tahan karat, dengan diameter 9 meter ini senilai Rp 600 juta. Masjid Raya Baitul Makmur Tanjunguban ini terdiri dari 2 lantai dan
mampu menampung sebanyak 2 ribu jemaah, sedangkan daya tampung seluruhnya meliputi serambi dan halaman mencapai 6.000 jamaah.
Pada tahun 2012 Masjid Baitul Makmur telah dapat digunakan untuk aktivitas ibadah meskipun belum diresmikan. Bertepatan pada hari Jumat di bulan ramadhan,
masjid ini pertama kalinya digunakan untuk shalat Jumat. Pada kesempatan shalat Jumat itu khatib dalam kutbahnya mengajak masyarakat untuk dapat memakmurkan Masjid
Pesona Wisata Religi Islam Pulau Bintan Baitul Makmur ini untuk aktivitas ibadah dan keagamaan lainnya. Masjid indah ini diresmikan Wapres Jusuf Kalla pada
31 Mei 2015.
Berbeda dengan masjid‐masjid pada umumnya, desain Masjid Baitul Makmur Tanjunguban ini terbilang sangat unik. Warna ngejreng akan mendominasi sebagian besar bangunan,
apalagi halaman paving yang bernuansa colorfull menjadi daya tarik tersendiri bagi masjid ini. Selain itu, arsitektur bangunan pun tak kalah indahnya untuk dinikmati.
3. Masjid An Nur Kawal (Masjid Pink)
Bintan seolah menjadi surga bagi para wisatawan yang haus akan keindahan alam. Berbagai pesona wisata bisa ditemukan di sini, begitu pula dengan wisata religi seperti
Masjid Pink. Masjid yang bernama Masjid An‐Nur ini berada di wilayah Kelurahan Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Masjid Raya An Nur
memiliki arsitektur indah dan unik.
Berbeda dari kebanyakan masjid yang ada di nusantara, Masjid An‐Nur dibalut cat warna merah muda atau pink yang membuatnya terlihat begitu indah. Karena itu pula masjid ini
dijuluki juga sebagai Masjid Pink. Jika dilihat sekilas, bangunan Masjid An‐Nur menyerupai bangunan Taj Mahal. Pesona Wisata Religi Islam Pulau Bintan. Inilah yang menjadi keunikan lain dari masjid ini selain warnanya. Tak heran, banyak wisatawan yang wara‐wiri
datang ke sini demi bisa berswafoto (berselfie) dengan latar Masjid An‐Nur.
Masjid Pink memiliki satu kubah besar di atasnya serta beberapa kubah kecil di sekitar kubah utama. Selain warna pink yang mendominasi sebagian besar bangunan, terdapat
pula aksen emas yang mempercantik keindahan masjid. Selain dengan bangunan fisik yang unik, interior yang ada di dalam bangunan masjid tersebut juga merupakan hasil dari
adopsi interior khas Timur Tengah. Pada tahun 2015 lalu, Menurut beberapa sumber, Masjid Raya An‐Nur telah diresmikan oleh mantan Bupati Bintan, Ansar Ahmad.
Meskipun pembangunan masjid belum sepenuhnya selesai, pesona Masjid Pink ini tetap saja cukup memikat. Masjid nan megah ini bisa menampung hingga 1.400 jemaah.
Para pengunjung yang datang ke Masjid Pink mengaku kagum akan kemegahan dan keindahan bangunan ini. Tak hanya dari wisatawan lokal, banyak pula turis asing yang
mengungkapkan kekagumannya terhadap masjid ini. Tak hanya menjadi pusat kegiatan agama semata, masjid ini bisa menjadi destinasi wisata religi di Gunung Kijang. Pada
Masjid Pink ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang mampu memberikan kenyamanan terhadap para jemaah. Di sana juga telah tersedia lahan parkir yang luas, toilet pria dan wanita, tempat wudu, tempat penitipan alas kaki serta
sepatu, dan masih banyak lagi. Tak jauh dari lokasi masjid, Anda juga bisa menemukan warung, restoran, dan kafe yang menawarkan aneka kuliner lezat.
Jika ingin menginap, terdapat beberapa pilihan hotel serta penginapan di sepanjang Jalan Raya Kawal. Hunting foto menjadi salah satu hal yang wajib dilakukan ketika
berada di Masjid Pink ini. Untuk berkunjung ke masjid nan cantik ini, Anda harus menempuh jarak sekitar 24 kilometer dari Tanjungpinang. Perjalanan ini setidaknya memakan waktu kurang lebih 40 menit saja. Lokasi dari Masjid Pink ini juga cukup mudah untuk ditemukan karena hanya berjarak 50 meter dari jalan raya menuju ke Pantai Trikora.
Sumber: Meli Deswita, 2017. Pesona Religi Wisata Islam Pulau Bintan. Jakarta: CV Pustaka MediaGuru.