Para jurnalis di Tanjungpinang kini membentuk wadah baru bernama Kelompok Jurnalis Peduli Budaya (KJPB). KJPB lanjutan dari Kelompok Jurnalis Pencinta Sastra (KJPS) yang pernah eksis tahun 2008 lalu.
Kumpul perdana KJPB dilakukan di Kantor BPNB Kepri dan dihadiri 10 orang wartawan, Rabu (31/1) malam. “Kita ingin kembali eksis berkesinian. Makanya teman-teman sangat antusias berkumpul dan membentuk KPJB ini,”kata Cici Cikandina, wartawan Batampos yang merupakan salahsatu pentolan KJPB ini.
Pihaknya berterimakasih pada Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri yang mendukung pembentukan KJPB dan menyediakan ruangan yang ada di BPNB Kepri untuk berkumpul dan latihan. “Rencana kita didukung habis Kepala BPNB Kepri. KJPB wadah bagus untuk silaturahmi antar wartawan. Rencananya Senin depan kami sudah latihan. Kami kembali berkesenian,”ujarnya.
Dalam acara yang berlangsung dalam suasana santai ini, Kepala BPNB Kepri, Toto Sucipto memaparkan profil BPNB Kepri yang wilayah kerjanya mencakup empat provinsi, yakni Kepri, Riau, Babel dan Jambi. BPNB Kepri dalam tugas dan fungsinya menjadi pusat informasi budaya Melayu. “Lembaga yang kini bernama BPNB, beberapa kali ganti nama. Dulu bernama Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, lalu berganti lagi menjadi Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional. Kami dan jurnalis punya tugas yang sama bagaimana menyampaikan informasi ke masyarakat tentang budaya Melayu secara baik,”kata Toto.
Hal menarik dalam diskusi ini juga membahas fenomena adanya wartawan yang tak profesional dan membuat pusing instansi pemerintahan. Kepala BPNB Kepri, Toto Sucipto meminta masukan kepada wartawan yang hadir dalam kegiatan ini bagaimana trik menghadapi wartawan nakal. “Harapannya kemitraan kami dengan kawan-kawan jurnalis berlangsung secara baik,”sebutnya. **