Karimun Taja Festival Barongsai Internasional

0
141

Festival Barongsai Karimun digelar di Panggung Rakyat Puteri Kemuning, Coastal Area, Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, pada 26-27 April 2019. Event ini sudah berkelas internasional karena melibatkan peserta asal Malaysia dan Singapura. Sebelum menikmati festival ini, ada baiknya mengenal lebih dekat barongsai yang berasal dari Tiongkok.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, barongsai adalah tarian dengan memakai ‘sarung’ serupa singa. Awal perkembangannya dimulai dari masa Dinasti Chin sekitar abad 3 Sebelum Masehi. Lalu, Barongsai melejit di zaman Dinasti Nan Bei (420-589 Masehi) dengan background peperangan.

“Barongsai salah satu kekayaan budaya. Sejarahnya kuat ditambah keunikannya. Dengan pesonanya, Festival Barongsai 2019 tentu sangat menarik. Event ini pasti lebih meriah. Sebab, wisatawan juga akan mendapatkan banyak pengetahuan dari seni budaya Barongsai,”kata Rizki, Kamis (18/4).

Rizki melanjutkan, Tarian Barongsai memiliki gerak yang sangat dinamis. Secara umum, gerak tari Barongsai terdiri dari Singa Utara dan Singa Selatan. Singa Utara atau Peking Sai, dimainkan akrobatik dan atraktif. Atraksi Barongsai bisa dimainkan di tali, berjalan di atas bola, menggendong, dan gerakan berputar. Aksi Peking Sai kerap jadi media hiburan keluarga kerajaan Tiongkok.

Selain gerakannya, lanjut Rizki, Peking Sai juga memiliki ciri fisik unik. Barongsai Peking Sai biasanya memiliki bulu lebat dan panjang. Warnanya cerah, seperti merah dan kuning. Pertunjukannya ditandai dengan aksi 2 singa. Singa jantan ditandai dengan pita di kepalanya, lalu warna hijau identik dengan singa betina.

Atraksi Barongsai semakin lengkap dengan aksi Singa Selatan. Secara fisik, tampilan Singa Selatan lebih ekspresif dengan beragam varian. Untuk Fut San punya kepala bertanduk lancip, mulut seperti bebek, dahi tinggi, dan ekor lebih panjang. Fut San dimainkan dengan kuda-kuda dan dinilai lebih banyak menguras energi. Jenis ini biasanya dimainkan dalam kategori Barongsai Tradisional.

Varian lainnya adalah Hok San dengan ciri ada mulut moncong ke depan, tanduk tidak lancip, lalu ekornya terlihat lebih kecil. Hok San memiliki karakter lebih ekspresif dengan langkah kakinya unik. Aksi selalu impresif dengan iringan musik sangat dinamis dan bertenaga.

Barongsai memiliki beberapa varian warna yang memiliki makna filosofi. Untuk Barongsai dengan warna putih, biasanya dinilai paling tua dan berarti kesucian. Warna kuning jadi penanda usia sedang Barongsai dengan makna keberuntungan dan ketuluan hati. Barongsai warna hitam sebagai termuda dan ciri gerakannya biasanya lebih lincah dan rasa ingin tahu tinggi.

Ada juga Barongsai berwarna emas yang menjadi simbol kegembiraan, lalu persahabatan ditandai dengan Barongsai hijau. Bila Barongsai memiliki warna merah berarti mengisyaratkan keberanian. Saat ini, Barongsai muncul dengan karakter baru ungu dan pink.

Aksesibilitas pariwisata di area Karimun sangat bagus. Hampir semua wilayahnya terjangkau dengan transportasi umum. Startnya Pelabuhan Taman Bunga, lalu beberapa trayek terhubung dengan angkot. Rutenya dibedakan menurut warna, seperti angkot warna biru atau hijau bila menuju Balai Meral. Lalu, angkot kuning menuju Balai Kapling, lalu daerah Balai Tebing terhubung dengan angkot coklat.**